Minggu, Oktober 25, 2015

Jawabanku untuk Idrus Ramli ke 51




Idrus Ramli menyatakan  lagi:

Israil dari Abi Ishaq dari Al-Haitsam bin Hans, seperti riwayat Ibnu Sunni dalam Amal al- Yaum Wa al-lailah.
Komentar (Mahrus Ali):

Tulisan Arabnya adalah sebagai berikut:

عَمَلُ اْليَوْمِ وَالَّليْلَةِ لابْنِ السُّنيِّ – (ج 1 / ص 321)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَالِدٍ بْنِ مُحَمَّدٍ اْلبَرْذَعِي ، ثَنَا حَاجِبٌ بْنُ سُلَيْمَانَ ، ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ مُصْعَبٍ ، ثَنَا إِسْرَائِيْلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنِ الْهَيْثَمِ بْنِ حَنْشٍ، قَالَ : كُنَّا عِنْدَ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : « اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ. فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ : فَقَامَ فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ (1) »
Bercerita kepada kami, Muhammad bin Khalid bin Muhammad Barda’I, bercerita kepada kami Hajib bin Sulaiman, Mohamed Ben-Mus’ab, bercerita kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al Haitsam bin Hanash, mengatakan, “Kami di sisi Abdullah ibnu Umar, lalu kakinya kesemutan, kemudian seorang lelaki berkata kepadanya, “Sebutlah orang yang paling kamu sukai.’” Dia berkata, “Engkau, wahai Muhammad.”
Perawi berkata, “Dia berdiri seolah-olah dia terlepas dari ikatan
.”

Komentar (Mahrus Ali):

وَالْهَيْثَمُ بْنُ حَنَشٍ مَجْهُوْلُ اْلعَيْنِ، قَالَ الْخَطِيْبُ فِي (اْلكِفَايَةِ ص88)
« الْمَجْهُوْلُ عِنْدَ أَصْحَابِ الْحَدِيْثِ كُلُّ مَنْ لَمْ يَشْتَهِرْ بِطَلَبِ اْلعِلْمِ فِي نَفْسِهِ، وَلاَ عَرَفَهُ اْلعُلَمَاءُ بِهِ» وَذَكَرَ مِنْهُمْ الْهَيْثَمَ بْنَ حَنَشٍ.
أَحَادِيْثُ يَحْتَجُّ بِهَا الشِّيْعَةُ آخِرَ نُسْخَةٍ – (ج 1 / ص 232)

Al Haitsam bin Hansy adalah perawi yang tidak dikenal identitasnya. Al Khathib berkata dalam kitab Al Kifayah, halaman 88. Orang yang majhul (tidak dikenal) menurut ahli hadits adalah setiap orang yang tidak dikenal dalam mencari ilmu oleh para ulama. Di antara mereka adalah Al Haitsam bin Hanasy. (Lihat Ahadits Yahtajju biha Syi’ah 232/1)

Komentar (Mahrus Ali):

Biasanya, di kalangan para ulama ahli hadits, apabila didapati perawi yang tidak dikenal, maka haditsnya ditinggalkan, atau dikatakan sebagai hadits palsu, bukan lemah, hasan, apalagi sahih.
Hadits tersebut terdapat dalam kitab sbb:
الْكَلِمُ الطَّيِّبُ [ جُزْءُ 1 صَفْحَة 173 ]
236 –
عَنِ الْهَيْثَمِ بنِ حَنَشٍ قَالَ :
اْلأَذْكَارُ النَّوَوِيَّةُ- يَحْيَى بْنُ شَرَفِ النَّوَوِي ص 305 :

Al Kalimut Thoyyib, juz 1 halaman 173
Al Adzkar An Nawawiyah, Yahya bin Syaraf An Nawawi, halaman 305.
Dan, dikatakan lemah pula.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan