Rabu, Juni 17, 2015

Jawabanku untuk Alfitri Abu Aufa, Muhammad Ghozi dan Rosydin Abdurrahmand



Alfitri Abu Aufa  Jurusan Pendidikan Islam di UIN SUSKA RIAU
Pernah belajar di: al azhar univercity dan MAK Raudhatul Ulum
Tinggal di Kota Pekanbaru

@ Mahrus Ali:
Kira-kira bagamana menurut anda tentang biografi sahabat Nabi berikut yang dilansir oleh Ibn al-Atsir. Sahabat ini sengaja menyalakan lampu di mesjid Nabi saat Nabi masih hidup, bahkan lampunya pakai minyak. Hasilnya, Nabi memberikan apresiasi kepada sahabat ini. Silahkan simak teks berikut ini:

سراج أبو مجاهد
ب د ع: سراج أَبُو مجاهد اليمني من أهل اليمن.
روى عنه ابن ابنه علي بْن مجاهد بْن سراج، قال: وكان اسمه فتحًا، قال: قدمنا عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ونحن خمسة غلمان لتميم الداري، وكانت تجارتهم الخمر، فلما نزل تحريم الخمر عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أمرني فشققتها، وانه أسرج في مسجد النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قنديلًا بزيت، وكانوا لا يسرجون فيه إلا بسعف النخل، فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " من أسرج مسجدنا "، فقال تميم: غلامي هذا، فقال: " ما اسمه؟ " فقال: فتح، فقال النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " بل اسمه سراج "، قال: فسماني رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سراجًا

Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya menjumpai atsar tersebut di kitab “ Asadul ghobah . Cet. Al Ilmiyah 410/2

Sanadnya tdk lengkap, sanadnya kurang banyak. Jadi  tidak bisa di katakan sahih. Apalagi perawinya  bernama  Ali  bin Mujahid bin Siraj itu setahu sy perawi yang saya  tdk menjumpai ulama  ahli hadis yang menyatakan dia  terpercaya.
Sy  tidak mengerti komentar ulama tentang dia – pendusta , orang yg selalu berkata benar, atau pendusta. Jadi bagi sy dia masih majhul , tidak diketahui  tautsiq dan jarhnya. Karena itu, ia  dari segi sanad masih belum bisa dibuat pegangan, lepaskan saja. Bila dipakai  untuk pegangan, hujjah, maka  sangat rapuh karena sanadnya kurang lengkap dan perawinya majhul. Pada hal adis sahih itu harus memiliki sanad yang kuat.
Dalam kitab al baiquniyah di katakan :


أَوَّلُهَا( الْصَّحِيْحُ) وَهُوَ مَااتَّصَل    إِسْنَادُهُ وَلَمْ يُشَذَّ أَوْيُعَلْ
Permulaan pembagian hadis adalah sahih – yaitu hadis yang sanadnya bersambung , tidak syadz , juga tidak ada illatnya . Syarah  Al Baiquniyah karya Ibn Utsaimin.

Saya  juga tidak menjumpai ulama ahli hadis  dulu maupun sekarang di lingkungan  arab atau  di kalangan ajam yang menyatakan  hasan atau  sahih pada atsar tersebut.
Hadis tsb juga bertentangan dengan hadis sahih dimana para sahabat setelah salat subuh masih gelap dan tidak mengetahui  siapakah teman di sampingnya karena keadaan  gelap sebagaimana akan diterangkan nanti.

وفقه الله


رد: سؤال عن حديث الشاب الذي أضاء المسجد بمصباح الزيت

السلام عليكم و رحمة الله و بركاتـه

لم أجد مـُعقباً ؟
و لكني بحثت ، و أكثر ما وجدت أن الشيخ الألباني و الإمام ابن حجر قد ضعفا الأثر ،
و لا علم لي من غيرهما أيضاً قد ضعفه ،
جزاكم الله خيراً
Abu Yahya  al muslim  menulis :
Jawaban atas pertanyaan  tentang hadis  pemuda  yang memberi lampu  pada masjid  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan lampu minyak .
Saya sendiri  tidak menjumpai  ulama yang memberikan komen padanya.
Tapi aku mencari . Dan kebanyakan  apa yang saya temukan adalah  Syaikh al Bani  dan Imam Ibn Hajar melemahkan atsar itu ( kisah itu ).  Dan aku tidak tahu selain keduanya yang melemahkan atsar itu.
 Semoga Allah membalas anda  kalian dengan baik.




@ Mahrus Ali:
Sekedar tawaran informasi, bagaimana menurut anda tentang pernyataan imam az-Zarkasyi berikut ini:
Foto Alfitri Abu Aufa.

يستحب فرش المساجد وتعليق القناديل والمصابيح , ويقال : أوّل من فعل ذلك عمر ابن الخطّاب رضي اللّه عنه لمّا جمع النّاس على أبي بن كعب في صلاة التّراويح , ولمّا رأى علي رضي اللّه عنه اجتماع النّاس في المسجد على الصّلاة والقناديل تزهر وكتاب اللّه يتلى: قال : نوّرت مساجدنا نوّر اللّه قبرك يا بن الخطّاب
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pernyataan  Imam Zarkasyi di sunatkan untuk memberi hamparan pada masjid dan menggantungkan lampu tanpa dalil. Ia  sekedar perkiraan yang salah bukan keyakinan  berdasarkan dalil yang benar.
   Ia menyelisihi tuntunan dimana  masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlantaikan tanah tanpa tikar.
Abu Said AlKhudri ra berkata :
جَاءَتْ سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ السَّقْفُ وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ فِي الْمَاءِ وَالطِّينِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ *
  Ada awan lalu menurunkan hujan hingga air mengalir dari atap yang terdiri dari pelepah kurma
. Qamat di bacakan ,aku melihat Rasulullah SAW  bersujud ditanah yang berair,aku melihat tanahnya menempel ke dahinya .Muttafaq alaih
Mengapa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam   tidak melakukan shalat  di atas tikar. Pada hal tanahnya berlumpur di masjid saat itu. Sedang kita berani menjalankan shalat  berkarpet tiap hari sekalipun tanahnya tidak berlumpur.
. وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ بَسَطَ سَجَّادَةً فَأَمَرَ مَالِكٌ بِحَبْسِهِ فَقِيلَ لَهُ : إنَّهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ فَقَالَ : أَمَا عَلِمْت أَنَّ بَسْطَ السَّجَّادَةِ فِي مَسْجِدِنَا بِدْعَةٌ .
Sungguh telah di kisahkan bahwa Abd rahman bin Mahdi ketika datang ke Medinah menggelar sajadah , lalu Imam Malik memerintah agar di tahan ( dipenjara ) . Di katakan kepadanya  : “  Dia adalah  Abd Rahman bin mahdi  “
Imam Malik  menjawab :”  Apakah kamu tidak mengerti bahwa  menggelar sajadah dimasjid kami adalah bid`ah “.
Para  sahabat adalah generasi  terbaik dan tdk menghampari masjidnya  dengan tikar, lalu  bagaimana  bisa sang Imam Zarkasyi menyatakan sunah menghampari masjid yang jelas menyelisihi generasi salafnya. Ingatlah hadis :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Orang yang terbaik diantaramu adalah masaku kemudian  orang – orang setelah mereka lalu generasi sesudahnya Muttafaq alaih

Tentang kisah permulaan orang yang memberikan lampu di masjid adalah Umar bin Al Khatthab tidak memiliki  data yang akurat. Karena  itu, Imam Zarkasyi menyatakan : Wa yuqal , ini  sighat tamridh artinya  masih  belum valid, masih boleh dikatakan lemah, tidak sahih.  Datanya  tidak akurat, tapi masih kira – kira saja. Dan ini tdk bisa dibuat landasan.

. ويبدو لي أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه زاد من عدد المصابيح في المسجد حيث الحاجة تتطلب ذلك ولا سيما المصلون يتأخرون في المسجد ليلا، فقد ذكر بعض المؤرخين، أن أول من جعل في المسجد المصابيح عمر بن الخطاب رضي الله عنه، عندما جمع الناس في صلاة التراويح على إمام واحد ثم استمر المسجد يضاء بالقناديل والزيت بعد ذلك، وتم تخصيص مبلغ من المال لقاء قيامه بإيقاد القناديل.

Tampak padaku bahwa  Umar bin al Khatthab  ra menambah jumlah  lampu di masjid karena sangat dibutuhkan. Apalagi ketika orang – orang yang menjalankan shalat datang ke masjid terahir di waktu malam .
Sebagian  ahli sejarah permulaan orang yang menjadikan beberapa  lampu untuk masjid adalah Umar bin Al Khatthab  ra  ketika beliau mengumpulkan orang – orang yang menjalankan shalat tarawih dipimpin satu imam. Setelah  itu, masjid  terus di beri lampu minyak . Dan telah dihususkan biaya untuk untuk  Umar karena  menghidupkan lampu di masjid ini
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila saya percaya bahwa permulaan orang yang memberi lampu masjid nabawi adalah umar bin Khatthab, maka  saya tidak punya landasan yang kokoh.  Kisah tersebut di atas hanya kisah tanpa sanad dari perawi pendusta atau terpercaya. Karena itu kisah spt itu adalah kisah yang tidak boleh dibuat pegangan, tapi harus dilepaskan saja.
Validitas kisah itu masih di ragukan, dan sama sekali tidak meyakinkan. Mungkin kisah itu  tidak ada, lalu di ada – adakan oleh seseorag pendusta  atau bisa di percaya. Belum  jelas, sebab ia dikisahkan tanpa menghurmati ilmu riwayat yaitu menggunakan sanad. Ia dikisahkan dengan kebodohan tanpa ilmu riwayat.
Bagaimana bila kisah itu salah, dan Umar  ra  tidak memberi lampu untuk masjid sama sekali.
Atsar yang lemah  itu juga tercantum dalam  kitab Washfu al masjid al nabawi  al syarif  karya  Doktor Khalid Muhammad Hamid.
https://www.facebook.com/taibanet.page/posts/345160845599093

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tapi sayang kisah itu dibiarkan tanpa komentar lemah, hasan atau sahih hingga  mengkaburkan pembaca , tidak mencerahkan, malah menggelapkan, tidak mengarahkan kepada kebenaran, malah menuju kepada sesuatu yang tidak valid.




Pernah belajar di UNIVERSITY KEHIDUPAN
Pernah belajar di: kehidupan
 
Dari Kota Surabaya menulis :
hidupkan sunnah yg ditinggalkan, lanjut terus mbah yai
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itulah tugasmu dan sy , bukan mematikan sunnah. Tapi menghidupkan sunah yang telah dimatikan banyak orang. Atau  kita gali  sunah yang tlh  dikubur ahli bid`ah.

Rosydin Abdurrahman  menulis : Semoga pak mahrus ali senantiasa mendapatkan ridhoNya!
Jujur saya sangat kagum dg anda

Komentarku ( Mahrus ali ):
Begitu juga anda .


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan