Selasa, April 28, 2015

Kesalahan pendapat ulama ke 7




Imam Suyuthi  berkata:
لها أذانان وليس ذلك لصلاة غيرها
إلا الصبح
Shalat jum`at punya dua adzan . Dan hal itu   tidak berlaku untuk shalat selain Jum`at kecuali Subuh. Landasan beliau  hadis ini:  
 أخرج البخاري، عن السائب بن يزيد. قال: "كان النداء يوم الجمعة، أوَّله إذا جلس الإمام على المنبر، على عهد رسول الله، صلى الله عليه وسلم، وأبي بكر، وعمر، فلما كان عثمان. وكثر الناس، زاد النداء الثاني على الزوراء. فثبت الأمر على ذلك"
اللمعة في خصائص يوم الجمعة السيوطي
Saib bin Yazid berkata, “Adalah azan pada hari Jumat, permulaannya adalah apabila imam duduk di atas mimbar, yakni pada masa Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, dan Umar Radhiallohu ‘anhuma. Maka pada masa Utsman Radhiallohu ‘anhu dan orang-orang sudah banyak. Beliau menambahkan azan yang ketiga diatas Zaura’. Berkata Abu Abdillah, Zaura’ adalah suatu tempat di pasar di kota Madinah. [Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Ashqalani, kitab jumu’ah]  HR  Bukhari.

محمد بن صالح العثيمين يقول :


الأفضل أن يكون للجمعة أذانان اقتداءً بأمير المؤمنين عثمان بن عفان رضي الله عنه؛ لأنه أحد الخلفاء الراشدين الذين أمرنا رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم باتباع سنتهم؛ ولأن لهذا أصلاً من السنة النبوية حيث شرع في رمضان أذانين أحدهما من بلال، والثاني من ابن أم مكتوم رضي الله عنهما، وقال: "إن بلالاً يؤذن بليل ليوقظ نائمكم ويرجع قائمكم، فكلواواشربوا حتى تسمعوا أذان ابن أم مكتوم، فإنه لا يؤذن حتى يطلع الفجر"، ولأن الصحابة رضي الله عنهم لم ينكروا على أمير المؤمنين عثمان رضي الله عنه، فيما نعلم، وأنتم محتاجون للأذان الأول لتتأهبوا للحضور.

فاستمروا على ما أنتم عليه من الأذانين، ولا تختلفوا فتختلف قلوبكم، وتكونوا فريسة للقيل والقال بين أمم تتربص بكم الدوائر والاختلاف
.
http://ar.islamway.net/fatwa/18553/%D9%87%D9%84-%D9%86%D8%A4%D8%B0%D9%86-%D9%84%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D9%88%D8%A7%D8%AD%D8%AF%D8%A7-%D8%A3%D9%85-%D8%A3%D8%B0%D8%A7%D9%86%D9%8A%D9%86
Syaikh Muhammad bin  Shalih al Utsaimin berkata:
Shalat Jum`at paling utama  adalah menggunakan dua adzan untuk mengikuti Amirul mukminin – Usman bin Affan  ra . Sebab, beliau adalah salah satu khulafaur rasyidun  yang kita diperintahkan untuk ikut sunnah mereka. Hal ini ada landasan dari Sunnah nabawiyah dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mensyariatkan dua adzan di bulan Ramadhan. Salah satunya  dilakukan oleh Bilal dan yang kedua oleh Ibn Ummi Maktum ra.
Beliau bersabda:  “Sesungguhnya Bilal ber adzan  di waktu malam  untuk membangunkan orang yang tidur di antaramu dan agar  orang yang  qiyamullail di antaramu beristirahat. ( untuk  tidur sebentar atau menunaikan hajat lain ) .Maka makan dan minumlah hingga kamu mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum . Sesunggguhnya dia mengumandangkan adzan ketika fajar terbit”.
Sebab para sahabat ra tidak ingkar pada amirul mukminin Utsman ra menurut apa yang kami ketaui. Dan kamu  sekalian  butuh adzan agar kamu bersiap – siap untuk hadiri jumat. Karena itu, hendaklah tetap dilanjutkan dua adzan itu ( untuk shalat jumat ) dan jangan berselisih, maka hatimu akan berselisih pula, lalu kamu akan menjadi mangsa issu di antara bangsa bangsa yang menanti bahaya dan perselisihan menimpamu.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Disini Imam Suyuthi menyatakan bahwa  shalat jum`at punya dua adzan  dan Syaikh Muhammad bin Shaleh al Utsaimin menyatakan  bahwa afdholnya ( lebih utamanya ) shalat jum`at menggunakan  adzan dua – adzan pertama dan kedua. Jadi menurut beliau satu adzan  sebagaimana  di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak lebih utama . Tapi  dua adzanlah yang  paling utama  menurut beliau. Apa  yang dilakukan dimasa Khalifah   Abu bakar, khalifah Umar bin Khatthab dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  tidak idial. Idialnya  adalah apa yang  dilakukan dimasa Khalifah Usman. Ber arti  tuntunan kita  dalam  hal ini adalah sahabat Usman bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Usman  panutan  dalam hal ini, bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Pada  hal , tuntunan kita dalam beribadah  adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukan Khalifah Usman. Allah  berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Landasan keduanya  adalah atsar dalam sahih Bukhari yang menyatakan bahwa  adzan pertama adalah tambahan dari  khalifah  Usman bin Affan.
Sanadnya menurut Bukhari sbb: 
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ
Bercerita kepada kami  Muhammad bin  Muqatil , lalu  berkata : Bercerita kepada kami Abdullah , lalu  berkata : Bercerita kepada kami Yunus  dari Zuhri  berkata : Aku mendengar  Assaib bin Yazid  berkata : Dulunya  adzan Jumat itu ketika Imam duduk ( di mimbar ) pada  hari jumat di masa  Rasulullah   , Abu Bakar  dan Umar ra . Ketika  hilafah  Usman  bin Affan ra , dan orang – orang tambah banyak , Usman memerintah pada hari Jumat untuk membacakan adzan ketiga . lalu  di bacakan adzan di Zaura` ( di pasar ) . Lalu hal itu membudaya .
Hr Bukhari  912 , 810 Tirmidzi  516 Nasai  1292 , Ibnu Majah dan Imam Ahmad juga meriwayatkannya .
Dalam kitab Jamiul Ushul 675/5 diterangkan sbb: 
جامع الأصول (5/ 675)
سبعتهم - محمد بن إسحاق، وابن أبي ذئب، وعبد العزيز بن أبي سلمة، وعقيل، ويونس، وصالح بن كيسان، وسليمان - عن الزهري، فذكره.
………………….Intinya .  Hadis  tentang  penambahan  adzan jum`at itu  hanya dari satu orang perawi  yaitu  Zuhri ( dari sahabat  As saib bin Yazid )…………….
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis tentang tambahan adzan dalam shalat Jum`at tidak dikenal dikalangan sahabat, tapi sangat populer dikalangan  kita. Mayoritas sahabat  tidak tahu hadis itu , bahkan istri – istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sahabat Abu bakar, Umar dan Ali ra tidak paham penambahan itu. Ia hanya di ketahu oleh sahabat Assa ib bin Yazid seorang. Tiada sahabat  lain yang tahu tentang penambahan itu. Bahkan dimasa  tabiin sekitar seratusan tahun setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kisah penambahan adzan  itu  oleh Usman itu tdak dikenal kecuali  oleh perawinya yaitu Zuhry. Mayoritas sahabat melakukan adzan shalat Jum`at hanya satu  sebagaimana firmanNya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al Jumat  9 )
Dalam  ayat itu , adzan jumat  cukup sekali bukan dua, tiga atau empat kali adzan.
Perintah adzan dalam shalat Jum`at  dilakukan oeh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menerima wahyu  dengan satu adzan – yaitu ketika beliau duduk  di mimbar Jum`at. Bukan sebelum beliau keluar untuk berhutbah. Apakah mungkin Khalifah Usman berani merobah ini dan tidak mau mengikuti perilaku  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sedang dua khalifah sebelumnya masih bersikukuh untuk mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Bila  sahabat Usman melepaskan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka sudah tentu para sahabat yang lain tidak akan mau. Apalagi diam atau rela.
Kalau sekedar memanggil orang – orang agar ikut jum`atan , maka  mengapa ketika shalat dhuhur tidak dilakukan dua adzan agar orang – orang juga datang  untuk berjamaah . Dan jumlah manusia juga  cukup  banyak saat itu.
Hadis tentang adzan pertama di hari Jum`at sama sekali tidak di cantumkan oleh Imam Muslim  dalam kitab sahihnya, bahkan beliau tidak kenal kepadanya atau kenal tapi kurang  valid hingga  beliau tidak meriwayatkannya  . Dan  setahu saya  hanya  Assa`ib bin Yazid yang meriwayatkannya  . Jadi sangat  aneh sekali bila masalah Adzan pertama di hari Jumat tiada sahabat yang menyatakan  seperti itu . Mestinya banyak kalangan mereka yang tahu . Anehnya lagi , Imam Malik  tidak meriwayatkannya ,.
Pada  hal  beliau  adalah  tokoh ulama  darul hijrah – Medinah al Munawwarah . Apakah mungkin sekelas Usman bin Affan berani membuat kebid`ahan ? Ini tak perlu langsung di jawab , tapi  di renungkan dulu .
Bersambung ………………

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50
 

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan