Minggu, April 05, 2015

Ikutilah dalil dan tinggalkan pendapat ulama yang mengkaburkan



Roy Anwar menulis :


Memang bisa saja sih kita ambil "air" langsung dari "sumur". Yaitu yg " air" yg dalalahnya qath'iy atau perkara yg termasuk al-ma'luum bidhdharuurah. Misalkan haramnya berzina, mencuri. Wajibnya shalat. Namun tetap saja pada rinciannya kita tidak bisa mengerti tanpa bantuan ulama
Wal hasil bisa-bisa air yg kita ciduk dari sumur tsb bisa mengandung kotoran atau racun.
Lihat di :


Komentarku ( Mahrus ali ):
Juga bisa jadi apa yang kita ambil  dari pendapat ulama penuh dengan penyesatan  bukan kebenaran, berbau  golongan dan tidak obyektif. Boleh jadi  ulama`nya ulama  su` bukan ulama yang rabbani. Boleh jadi ulama nya pro taghut bukan  ulama yang menghindarinya. Ulama yang sujud pada taghut untuk nantang Allah  atau ulama yang menomersatukan uang bukan rida Allah. Mereka suka dengan keridaan taghut dan pengikut – pengikutnya.
Perhatikan saja, pengikut  kristen sesat karena pendeta dan uskupnya.
Ahli bid`ah sesat karena taklid buta pada ulama.
Syi`ah juga  syirik, karena  ulama – ulama dan marji`iyahnya.
Salafy sesat karena ikut pada pendapat ulama kibar  sekalipun bertentangan dengan dalil. Mereka taklid buta padanya, tidak obyektif.
Saya hawatir mereka termasuk ayat ini:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
 “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh  menyembah Ilah Yang Maha Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (at-Taubah:31)
Ketika ‘Adi bin Hatim mendengar ayat ini, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, kami tidak beribadah kepada mereka.” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada beliau, “Bukankah mereka telah menghalalkan apa yang telah Allah Subhanahu wata’ala haramkan kemudian kalian mengikuti mereka? Mereka juga mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Subhanahu wata’ala kemudian kalian pun ikut mengharamkannya?” Adi berkata, “Benar demikian.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Itulah bentuk peribadahan kalian kepada mereka.” (HR. at-Tirmidzi dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Asy-Syaikh Abdurranman bin Hasan berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa taat kepada ahbar dan ruhban dalam berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wata’ala adalah bentuk peribadahan kepada mereka kepada selain Allah Subhanahu wata’ala dan ini merupakan syirik besar yang tidak akan Allah Subhanahu wata’ala ampuni

Ikutilah dalil, jangan tinggalkan dalil untuk ikut pendapat ulama atau juhala.
Imam Syafii yang menyatakan :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka  itulah perkataan ku 
 لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab  mereka mungkin juga salah .



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan