Selasa, Desember 02, 2014

Ratusan Anggota Jamaah Ikhwanul Muslimin Dihukum Mati di Mesir


CAIRO (voa-islam.com) - Penghancuran terhadap Jamaah Ikhwan di Mesir terus berlangsung. Hakim Mesir menghukum mati 185 pendukung Ikhwanul Muslimin atas tuduhan penyerangan terhadap kantor polisi di dekat Kairo yang menyebabkan 12 polisi tewas tahun lalu. Ini adalah keputusan awal dan berlaku hingga proses banding, pada Selasa (2/12)

Serangan terhadap kantor polisi Kerdasa terjadi pada 14 Agustus 2013, di hari ketika pasukan keamanan Mesir membersihkan dua kamp protes Ikhwanul Muslimin di Kairo, menewaskan ratusan orang di salah satu episode paling berdarah dalam sejarah modern Mesir.
Dari mereka dihukum, 151 berada dalam tahanan dan sisanya diadili secara in absentia, kata sumber pengadilan. Pemerintah Mesir telah mengumpulkan ribuan anggota Ikhwanul Muslimin sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi pada Juli tahun lalu, menyusul protes pemerintahan Mursi yang tidak stabil selama satu tahun.
Pengadilan Mesir sejak itu telah menghukum mati ratusan orang dalam pengadilan massal, yang telah dikutuk oleh kelompok hak asasi manusia. Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer yang mengatur penggulingan Mursi, akan mengikuti pemilihan umum pada Mei mendatang.
Banyak kritik terhadap al-Sisi yang dianggap mengembalikan Mesir ke era sebelum revolusi, namun sepertinya banyak warga Mesir yang juga mentolerirnya sebagai harga yang harus dibayar untuk memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Keputusan hukuman mati ini diumumkan beberapa hari setelah pengadilan lain membebaskan dakwaan terhadap Hosni Mubarak atas pembunuhan demonstran ketika revolusi Mesir pada 2011 yang mengakhiri 30 tahun kekuasaan Mubarak.
Rezim al-Sissi terus berusaha menghancurkan Ikhwan dengan tindakan repressif, yaitu dengan menangkap, menahan, menyiksa dan membantai mereka di jalan-jalan dan dipenjara. Al-Sissi adalah perpanjangan tangan Zionis yang mendapatkan dukungan Raja Abdullah dengan dana bermiliar-milar dolar untuk menghancurkan Ikhwan. [afgh/aby/voa-islam.com]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itulah kisah tragis mujahidin muslimin di tangan rezim kufur yang anti pemeraktikan hukum Allah dan memperjuangkan hukum thaghut sebagai gantinya. Ini mirip sekali dengan ayat:
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Al Qashas 4
Hidup ini adalah perjuangan, bukan pengangguran apalagi jilat pantat taghut untuk menikmati keduniaan sementara dan kelak akan merasakan siksaan abadi. Orang tipe ini menghalangi dakwah kepada ajaran Allah untuk meluruskan jalan dakwah kepada ajaran setan. Mati di jalan Allah lebih baik dari pada hidup di jalan setan.
S
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan