Kamis, November 20, 2014

Jawabanku ke 17 terhadap para komentator di fbku




Ustadz Agus Susanto Mahasiswa universtas Islam Medinah menulis :

Maka silahkan menyimak ulasan berikut:
TEKS HADIST
عن زهدم الجرمي عن أبي موسى - يعني الأشعري - رضي الله عنه قال : رأيت النبي صلى الله عليه و سلم يأكل دجاجا
Dari Zahdam Al-Jarmiy dari Abu Musa Al-Asy’ari telah berkata: “aku melihat Nabi Sholallahu ‘alaihi wa sallam memakan ayam”.
TAKHRIJ HADIST
SHAHIH, Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya no. 5198, Muslim dalam Shahihnya no.4355,4357,Ahmad dalam Musnadnya 4/394, 4/401, 4/406,At-Tirmidzi no.1826,Ad-Darimi no.2055,2056,An-Nasa’i dalam Sunan Kubro no. 4859, Baihaqi dalam Sunan Kubro’ 9/322,Ibnu Hibban dalam Shahihnya12/26, 12/60, Abu ‘Awanah dalam Musnadnya 4/32, At-Tabhrani dalam Mu’jamul Wasith 1/201 dan dalam Mu’jam As-Saghir 1/106 no.150,Ibnu Jaarud dalam Muntaqo’nya 1/224, Al-Bazzar dalam musnadnya 1/406, Al-Humaidi dalam Musnadnya 2/337,Abdurozzaq dalam Mushannafnya 8/495
Hadist diatas sebagaiman telah saya takhrij adalah hadist yang shahih.
Bagaimana tidak shahih, sedangkan hadist tersebut telah terdapat dalam kitab shahih bukhari dan muslim yang para ulama dan ummat islam telah bersepakat untuk menerimanya.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Bukan hadis sahih, karena tafarrud ( di kalangan tabiin dan  tiada yang tahu hadis tsb  kecuali Zahdam) . Dan cacat karena tafarrud menurut ulama hadis yang  dulu adalah cacat yang melemahkan hadis. Tidak bisa dikatakan sahih menurut mereka. Dan hal ini bisa dilihat dalam jawaban saya yang lalu, tidak perlu diulang lagi dalam jawaban saya sekarang. Tafarrud adalah cacat suatu hadis bukan keistimewaannya.
Banyak pakar hadis yang memuji terhadap penilaian ulama hadis yang dulu dari pada penilaian ulama hadis yang belakangan.
حتى دعا الحافظ ابن حجر، رحمه الله إلى تقليدهم في أحكامهم، والتسليم لهم حيث قال:
"… يتبين لك عظم موقع كلام الأئمة المتقدمين، وشدة فحصهم، وقوة بحثهم، وصحة نظرهم، وتقدمهم بما يوجب المصير إلى تقليدهم في ذلك، والتسليم لهم فيه"[3].
لكن؛
إِذَا تَمَّ أَمْرٌ بَدَا نَقْصُهُ           تَرَقَّبْ زَوَالاً إِذَا قِيلَ تَمْ[4]
فمع القرن الخامس بدأت الضبابية تعلو وضوح هذا المنهج، وبدأت معالمه تَدْرُس وتمحى شيئا فشيئا، حتى قال الإمام الذهبي رحمه الله: "فعلى علم الحديث وعلمائه لِيَبْكِ من كان بَاكِيا"[5].

[3]- ابن حجر؛ النكت على ابن الصلاح: 2/726.
[4]- بيت سائر؛ انظره عند: الأبشيهي؛ المستطرف في كل فن مستظرف: باب في البيان والبلاغة: 1/211.
[5]- الذهبي؛ سير أعلام النبلاء: 13/323، وانظر: زغل العلم ص:11-14.

Sehingga  al hafidh Ibnu Hajar rahimahullah  mengajak untuk ikut mereka dalam hukum – hukum mereka dan berserah  diri kepada mereka. Beliau berkata:
Telah tampak bagimu keagungan  perkataan para imam – imam yang dulu, sangat teliti, tangguh dalam pengkajian, kebenaran pandangan dan kemajuan mereka sehingga  harus mengikuti mereka dalam hal itu dan berserah diri kepada mereka dalam masalah  itu .  Ibnu Hajar  Al nukat alab ni Shalal 726/2

Tapi ………..
Bila perkara itu telah  sampurna akan tampak kekurangannya.
Nantikan saja kebinasaan  bila dikatakan perkara itu  telah sempurna
Lihat Al mustathraf  211/1
Ketika  abad ke lima, mulai kabut tipis berada di atas ( menyelimuti ) manhaj yang jelas ini, tanda – tandanya mulai terhapus  sedikit demi sedikit sehingga  Imam Dzahabi rahimahullah  berkata:
 Bagi  orang yang ingin menangis , tangisilah Ilmu hadis dan ulamanya. Lihat siyar  a`lamin nubala 323/13.
Jasim  Dawud menulis :

2- أن المتأمل في الأحكام على الأحاديث يجد كثرة الأحاديث التي صححها من جاء بعد الأئمة المتقدمين وقد حكم عليها الأئمة المتقدمون بالضعف والنكارة وربما بالبطلان أو الوضع،
Sesungguhnya orang yang mau merenungi tentang penilaian hadis – hadis akan menjumpai banyak hadis yang di sahihkan oleh ulama  belakangan ( setelah  ahli hadis yang dulu _). Pada  hal hadis – hadis itu telah di nyatakan  lemah, munkar, kadang batil atau palsu oleh ulama  ahli hadis  yang dulu.
ومن المعلوم أن الأئمة المتقدمين هم أهل هذا الشأن، فهم أرسخ في فهم قواعد هذا العلم وأصوله، وهم المرجع في التصحيح والتضعيف، حيث توفر لهم من الأسباب والعوامل المعينة على تمييز الصحيح من الضعيف والمحفوظ من المنكر مالم يتوفر لغيرهم، وهذا يجعل كلامهم أقرب إلى الصواب
Sungguh  telah di maklumi bahwa pakar – pakar ahli hadis yang dulu adalah pakarnya dalam masalah ini. Mereka  itu lebih mendalam dalam memahami kaidah  ilmu dan ushul ini. Merekalah marji` ( refrensi )  dalam mensahihkan atau melemahkan. Sebab  mereka memiliki banyak  sebab dan faktor tertentu untuk membedakan antara  yang sahih dan lemah, yang terpelihara dan yang munkar dimana  lain mereka tidak memilikinya. Hal ini yang membikin perkataan mereka lebih dekat kepada kebenaran.
http://www.startimes.com/f.aspx?t=26066773

.
.


Anda menyatakan:
Berikut Nukilan dari beberapa ulama tentang Ijma’nya kaum Muslimin untuk menerima Hadist yang terdapat dalam Bukhari dan Muslim
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Masalah Ijma` telah di bahas dalam jawaban yang lalu, dan Ijma` disini perlu di vertivikasi, dan ternyata  belum ada pembuktian kepada masing – masing ulama atau kaum muslimin yang di tanyai apakah mereka  berkata bahwa apa yang di sahihkan Bukhari dan Muslim sahih semuanya. Pembuktian seperti ini tiada. Karena itu tiada Ijma` dalam hal ini, alias dusta sekali, bukan agak benar.
Ibnu Hazem berkata:
المحلى [مشكول و بالحواشي] - (ج 7 / ص 345)
وَرَحِمَ اللَّهُ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ فَلَقَدْ صَدَقَ إذْ يَقُولُ: مَنْ يَدَّعِي الإِجْمَاعَ فَقَدْ كَذَبَ، مَا يُدْرِيهِ لَعَلَّ النَّاسَ اخْتَلَفُوا  لَكِنْ لِيَقُلْ: لا أَعْلَمُ خِلافًا، هَذِهِ أَخْبَارُ الْمَرِيسِيِّ، وَالأَصَمِّ.
Semoga Allah memberi rahmat  kepada Imam  Ahmad bin Hambal . Sungguh benar beliau ketika  berkata: Barang  siapa yang mengaku Ijma` maka  sungguh dia berdusta.  Apakah dia tahu  barang kali manusia beda pendapat. Tapi katakan saja: Aku tidak tahu hilap dalam masalah ini. ………. Ini  adalah  berita – berita al marisi dan al asham (  ya`ni kabar Burung ).

Anda menyatakan:
Imam An-Nawawi berkata:
اتفق العلماء -رحمهم الله- على أنّ أصح الكتب بعد القرآن”الصحيحان” البخاري ومسلم،وتلقتهما الأمة بالقبول
“ Para Ulama –semoga Allah merahmati mereka- telah sepakat menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur’an adalah ash-Shahihain; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Umat telah menerima keduanya dengan baik. ” (Muqaddimah Syarh Shahih Muslim)
Berkata Imam Al-’Aini:

اتفق علماء الشرق والغرب، على أنه ليس بعد كتاب الله تعالى أصح من صحيحي البخاري ومسلم

“Para ulama di timur dan di barat telah sepakat bahwa tidak ada setelah Al-Quran kitab yang lebih sahih dari pada Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. ” (Umdatul Qari 1/5)
Imam Ibnu Ash-Sholah berkata:

جميع ما حكم مسلم بصحته من هذا الكتاب فهو مقطوع بصحته، والعلم النظري حاصل بصحته في نفس الأمر، وهكذا ما حكم البخاري بصحته في كتابه؛ وذلك لأن الأمة تلقت ذلك بالقبول سوى من لا يُعتد بخلافه

“Semua yang dihukumi sahih menurut Imam Muslim dalam kitab ini (Shahih Muslim), maka itu bisa dipastikan sahih. Ilmu an-nazhari terwujud dengan kesahihannya seketika. Demikian pula apa yang dihukumi sahih oleh Imam Bukharia dalam kitabnya (Shahih Bukhari). Yang demikian itu, karena umat telah sepakat untuk menerimanya kecuali orang yang penyelisihannya tidak diakui. ” (Shiyanatu Shahih Muslim hal 85-86)

Berkata Imam Ad-Dahlawi:

أما الصحيحان: فقد اتفق المحدثون على أن جميع ما فيهما من المتصل المرفوع صحيح بالقطع، وأنهما متواتران إلى مصنفيهما، وأن كل من يهون أمرهما فهومبتدع
غير سبيل المؤمنين

“Adapun Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa seluruh sanad bersambung marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232
)

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Kurang pas terjemahannya.
Mestinya sbb:
“Adapun Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa seluruh hadis yang sanadnya  bersambung marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232
)
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Syaikh Muhammad Al amin  berkata:

www.ibnamin.com/daef_bukhari_muslim.htm
وقد بلغ الشطط بالدهلوي إلى القول في كتابه "حجة الله البالغة" (1|283): «أما الصحيحان فقد اتفق المحدثون على أن جميع ما فيهما من المتصل المرفوع صحيح بالقطع، وأنهما متواتران إلى مصنفيهما، وأنه كل من يهون من أمرهما فهو مبتدع متبع غير سبيل المؤمنين».
Sungguh berebihan imam Dahlawi yang berkata dalam kitabnya  Hujatullah al baligah  283/1:
“Adapun Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka para ahli hadits telah sepakat bahwa seluruh hadis yang sanadnya  bersambung marfu’ yang ada di keduanya adalah pasti sahih. Dan kedua kitab itu diriwayatkan secara mutawatir sampai kepada penulisnya. Dan (para ulama juga sepakat) bahwa siapa yang meremehkan keduanya, maka ia ahli bidah tidak mengikuti jalan kaum mukminin. ” (Hujatullah Al-Balighah 1/232

Anda menyatakan lagi:


Berkata imam Asy-Syaukani:

واعلم أن ما كان من الأحاديث في الصحيحين أو أحدهما جاز الاحتجاج به من دون بحث لأنهما التزما الصحة وتلقت ما فيهما الأمة بالقبول

“Ketahuilah bahwa seluruh hadits yang ada dalam shahih Bukhari dan Shahih Muslim atau salah satunya, boleh digunakan untuk berhujjah tanpa perlu diteliti. Sebab, keduanya telah mengharuskan hanya meriwayatkan hadits sahih. Dan umat pun telah menerima keduanya dengan baik. ” (Nailul Author 1/22)

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Keterangan tsb pendapat  ulama  yang belum tentu benar, juga mungkin salah.
Pendapat ulama  itu perlu dibuktikan kebenaran dan kesalahannya. Ternyata ia sulit dibuktikan kebenarannya dan mudah di buktikan kesalahannya dengan keterangan  Syaikh Muhammad al amin sbb:

اعلم أن هناك أحاديثاً في الصحيحين ضعفها علماءٌ محدثون كثر. وما حصل إجماعٌ على صحة كل حديثٍ في الصحيحين، لا قبل البخاري ومسلم ولا بعدهما. فممن انتقد بعض تلك الأحاديث: أحمد بن حنبل وعلي بن المديني ويحيى بن معين وأبو داود السجستاني والبخاري نفسه (ضعف حديثاً عند مسلم) وأبو حاتم وأبو زرعة الرازيان وأبو عيسى الترمذي والعقيلي والنسائي وأبو علي النيسابوري وأبو بكر الإسماعيلي وأبو نعيم الأصبهاني وأبو الحسن الدارقطني وابن مندة والبيهقي والعطار والغساني الجياني وأبو الفضل الهروي بن عمار الشهيد وابن الجوزي وابن حزم وابن عبد البر وابن تيمية وابن القيم والألباني وكثير غيرهم. فهل كل هؤلاء العلماء قد مبتدعة متبعين غير سبيل المؤمنين؟!
فالحديث الذي يخرجه البخاري أو مسلم، ولا يخرجه أحمد، هو حديث غريب. وقد يكون صحيحاً وقد لا يكون. ولكن هذه من الإشارات التي يجب الانتباه إليها.
Ketahuilah bahwa banyak hadis dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim yang telah dilemahkan  oleh pakar – pakar ahli hadis. Dan tidak terdapat Ijma` untuk mensahihkan  setiap hadis dalam sahih Bukhari dan Muslim . Baik  dari Bukhari dan Muslim sendiri atau ulama setelah keduanya.
Diantara imam yang mengkritisi  sebagaian hadis – hadis tsb adalah Imam Ahmad bin Hambal , Ali bin  Al madini, Yahya bin Ma`in , Abu Dawud al Sijistani, Bukhari sendiri ( juga melemahkan hadis  di sahih Muslim ), Abu Hatim, Abu Zar`ah al raziyan, Abu Isa al Tirmidzi, al Uqaili, Nasa`I , Abu ali al Naisaburi , Abu Bakar al Ismaili , Abu  Nuaim al asbihani, Abul Hasan al daroquthni, Ibnu Mandah, Baihaqi , al atthar , Al Ghassani al jiyani, Abul fadhel al harawi bin Ammar  al Syahid , Ibn Jauzi, Ibn Hazm , Ibn Abdil bar, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim , Al Bani dan masih banyak selain  mereka.
Apakah ulama – ulama yang telah disebut namanya itu ahli bid`ah, yang mengikuti jalan kafirin atau  bukan jalan mukmin.  
فالحديث الذي يخرجه البخاري أو مسلم، ولا يخرجه أحمد، هو حديث غريب. وقد يكون صحيحاً وقد لا يكون. ولكن هذه من الإشارات التي يجب الانتباه إليها.
Hadis yang diriwayatkan  oleh Bukhari atau Muslim , tapi Imam Ahmad  tidak meriwayatkannya ( dalam kitab musnadnya) maka termasuk hadis Gharib. Kadang  sahih, kadang  tidak.  Ini termasuk  isarat yang harus di perhatikan.
قال الإمام ابن تيمية في مجموع الفتاوى (18|17): «ومما قد يُسمّى صحيحاً، ما يصحّحه بعض علماء الحديث، وآخرون يخالفونهم في تصحيحه. فيقولون هو ضَعفٌ ليس بصحيح. مثل ألفاظٍ رواها مسلم في صحيحه، ونازعه في صِحتها غيره من أهل العلم: إما مِثلهُ أو دونه أو فوقه. فهذا لا يُجزم بصدقه إلا بدليل. مثل حديث ابن وعلة عن ابن عباس أن رسول الله قال: «أيما إهابٍ دبغُ، فقد طهر». فإن هذا انفرد به مسلم عن البخاري، وقد ضعفه الإمام أحمد وغيره، وقد رواه مسلم.
Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu` fatawa  17/18  berkata:  di antara apa yang kadang dikatakan  sahih  adalah apa yang sebagian ulama  ahli hadis  menyatakan sahih. Ulama lainnya menyelesihi pentashihannya. Mereka berkata: Ia lemah bukan sahih  seperti beberapa redaksi hadis  riwayat Muslim dalam kitab sahihnya . tapi ditentang oleh ahlul ilmi yang lain ( mereka tiadk menyatakan sahih ) .
Selain Muslim dari kalangan ahlil ilmi juga menentang keabsahan  redaksi – redaksi hadis dalam sahih Muslim  itu. Adakalanya  orang yang setingkat dengannya, dibawahnya atau di atasnya. Ini tidak bisa dipastikan kebenarannya kecuali  dengan dalil.
    Hal itu seperti hadis Ibnu Wa`lah dari Ibnu Abbas , sesungguhnya  Rasulullah SAW bersabda: Setiap kulit yang disamak maka sungguh  telah suci" Hadis ini, Imam Muslim  meriwayatkannya, Imam Bukhari tidak. Sungguh Imam Ahmad dan lainnya menyatakan lemah. Dan ia sungguh telah di riwayatkan oleh Muslim.   

أسطورة تصحيح أبي زرعة لصحيح مسلم

سنذكر –مستعينين بالله– عدة أحاديث في صحيح مسلم، انتقدها أبو زرعة الرازي. فهذا كله مما يقدح في القصة التي ذكرها ابن الصلاح في "صيانة صحيح مسلم" (ص67) وهي: «وبلغنا عن مكي بن عبدان... قال: وسمعت مسلماً يقول: عرضت كتابي هذا على أبي زرعة الرازي، فكل ما أشار أن له علة تركته، وكل ما قال إنه صحيح وليس له علة أخرجته». انتهى. فهذه القصة لم يذكر لها ابن الصلاح إسناداً، وإنما قال: "بلَغَنَا". و "بلغنا" أخت "زعموا"!
Legenda Abu Zar`ah mensahihkan hadis – hadis di sahih Muslim.
Kami akan menyebutkan  dengan minta pertolongan kepada Allah beberapa  hadis   dalam sahih Muslim yang dikeritisi oleh Abu Zar`ah al razi . Seluruhnya ini termasuk hal yang menodai kisah yang di sebutkan  oleh Ibn Sholah  dalam  kitab Shiyanah  sahih Muslim  hal 67 .
«وبلغنا عن مكي بن عبدان... قال: وسمعت مسلماً يقول: عرضت كتابي هذا على أبي زرعة الرازي، فكل ما أشار أن له علة تركته، وكل ما قال إنه صحيح وليس له علة أخرجته»
Telah sampai berita kepada kami  dari Makki bin Abdan berkata: Aku mendengar Imam Muslim  berkata:  Aku telah menghaturkan kitabku  ini kepada Abu Zar`ah al razi. Setiap apa yang beliau isaratkan ada hadis yang cacat, maka aku tinggalkan ( tidak saya cantumkan dalam kitabku ) dan  apa yang beliau katakan : Sesungguhnya ini ( hadis ) sahih dan tiada cacatnya , maka aku riwayatkan  ( dalm kitab sahih ini ). …………
Kisah ini  tidak di sebutkan  oleh Ibn Sholah dengan sanadnya. Tapi beliau berkata: Telah sampai berita kepada kami (  kami mendengar berita …………) . Kalimat  wabalaghona adalah  mirip dengan  kalimat  za`amu  atau mereka menduga atau mereka mengira.
والقصة ذكرها أبو بكر بن عقال الصقلي في "فوائده" عن أبي بكر بن غزرة قال: «ذَكَرَ مكيّ بن عبدان...» وساق عدة روايات. وقد ألحق هذه الفوائد "كمال الحوت" في ذيل تحقيقه لكتاب "تسمية من أخرجهم البخاري ومسلم" للحاكم، (ص281 ط دار الجنان الأولى 1407هـ). وهذا يدل على أن القصة لا تثبت: بدليل صنيع الإمام أبي زرعة نفسه في انتقاده لأحاديث مسلم، والانقطاع بين ابن غزرة ومكي ابن عبدان. ولعل مما يدل على بطلانها كذلك هذه القصة المشهورة التي حصلت في انتقاد أبي زرعة لمسلم لإخراجه عن ضعفاء. وهي ثابتة مروية في أجوبة أبي زرعة للبرذعي (2|674) وتاريخ بغداد (4|272) وسير أعلام النبلاء (12|571).
Kisah tsb juga di cantumkan oleh Abu bakar bin Iqal al shaqalli dalam fawaidnya  dari Abu bakar bin Ghazrah berkata: Makki bin Abdan menyebutkan , lalu  beliau mencantumkan beberapa  riwayat.   Fawaid ini  telah di gabungkan oleh Kamalul hut dalam footnote tahkik kitab " Tasmiyatu man akhrajahum Bukhari  wa muslim " karya al Hakim ( hal 281 , cetakan Darul jinan al ula  1407 H ).
Hal ini menunjukkan bahwa kisah itu tidak valid. Buktinya  Imam Abu Zar `ah sendiri punya karya  dalam mengkeritisi hadis – hadis Muslim. Selain itu terputusnya sanad antara  Ibn Ghazwah  dan Makki bin Abdan.
Barangkali hal yang menunjukkan  bahwa kisah itu keliru adalah kisah yang populer tentang masalah – masalah  yang  Abu Zar`ah mengkritisi Imam Muslim karena Imam Muslim meriwayatkan dari  perawi – perawi lemah.
 Kisah itu valid dan tercantum dalam ajwibah Abi Zar`ah karya al bar dza`i. ( 674/2 ) , Tarikh Baghdad 272/4  Siyar a`lamin nubala` 571/12.

أسطورة تصحيح أحمد بن حنبل لصحيح مسلم

ومن الخرافات الأخرى التي يروجونها أن كل ما أخرجه مسلم قد أجمع على صحته أحمد بن حنبل ويحيى بن معين وعثمان بن أبي شيبة وسعيد بن منصور الخراساني. وقد زعم ذلك البلقيني في "محاسن الاصطلاح" (ص38). ونستغني عن الإجابة عن هذا بكونهم عاجزين عن إثباته. بل أعل أحمد أحاديثاً وأخرجها مسلم.
Hikayat  Imam Ahmad  bin hambal mensahihkan  kitab sahih Muslim .
Di antara khurafat  yang mereka sebarkan, sesungguhnya   seluruh apa yang di riwayatkan  oleh Imam Muslim  telah disepakati kesahihannya   oleh Imam Ahmad bin Hambal , Yahya bin Ma`in , Utsman bin  Abi Syaibah , Said bin Manshur al Khurasani .
Sungguh Imam Al Bulqini menduga hal itu  dalam  kitab " Mahasin isthilah " hal 38.
Kita tidak butuh menjawabnya,  karena mereka tidak mampu melakukan validasi kisah itu. Bahkan Imam Ahmad telah menyatakan cacat beberapa  hadis  riwayat Imam Muslim. 

أسطورة تصحيح العقيلي لصحيح البخاري

وقد ذكر ابن حجر تهذيب التهذيب (9|46): قال مسلمة في "الصلة": «سمعت بعض أصحابنا يقول: سمعت العقيلي يقول: لما ألّفَ البخاري كتابه "الصحيح"، عرضه على ابن المديني ويحيى بن معين وأحمد بن حنبل وغيرهم، فامتحنوه (وفي رواية أخرى: فاستحسنوه). وكلهم قال: كتابك صحيح إلا أربعة أحاديث. قال العقيلي: "والقول فيها قول البخاري، وهي صحيحة"». وهذا لا يصحّ فإن في إسناده رجلاً مجهولاً. ومسلمة لم يلتزم الصحة في كل ما يحكيه عن البخاري، فقد ذكر حكايات أخرى عنه ورد عليه ابن حجر في نفس الصفحة وبين بطلانها.
Legenda Imam Al Uqaili mensahihkan kitab sahih Bukhari.
IbnU hajar telah menyebutkan dalam kitab " Tahdzibut tahdzib" 46/9 : Maslamah berkata dlm " Al shilah " : Aku mendengar sebagian teman – teman kami berkata: "  Aku mendengar al Uqaili berkata: " Ketika Imam Bukhari mengarang  kitabnya " Sahih Bukhari " , maka di tunjukkan kepada  Ibn Madini, Yahya bin Ma`in, Ahmad bin Hambal  dll. Mereka mengujinya ( dalam sebagian riwayat : Mereka menganggap baik padanya ). Seluruh mereka berkata: " Kitabmu adalah sahih  kecuali empat hadis.
Al Uqaili berkata: Yang benar adalah perkataan Imam Bukhari dan ia adalah sahih.
Kisah ini tidak valid , sanadnya terdapat seorang lelaki yang tidak dikenal. Maslamah sendiri tidak selalu benar setiap apa yang dia kisahkan  dari Bukhari. Sungguh dia telah menyebut beberapa riwayat lain tentang Bukhari , lalu di bantah oleh Ibn Hajar  dalam halaman yang sama dan diterangkan kekeliruannya.
والقصة السابقة تشعر أن العقيلي يقول بتصحيح كل ما أخرجه شيخه البخاري. وهذا باطل، فقد ضعّف العقيلي عدداً من أحاديث صحيح البخاري. وعلى سبيل المثال حديث همام بن يحيى في الأبرص. وقد رواه العقيلي في ضعفاءه (4|369) من طريق شيخه البخاري، ثم ضعّفه واعتبره من كلام عبيد بن عمير. هذا رغم اتفاق البخاري (3|1276 #3277) ومسلم (4|2275 #2963) على تصحيحه.
Kisah  tsb menunjukkan  bahwa  Imam al Uqaili berkata  bahwa apa yang di riwayatkan  oleh  gurunya  Bukhari adalah sahih. Dan ini adalah keliru. Sungguh al Uqaili sendiri telah melemahkan beberapa hadis  dalam sahih Bukhari. Misalnya  hadis Hammam bin Yahya  tentang orang yang berpenyakit kusta. Sungguh Imam Al Uqaili meriwayatkan nya dalam  perawi – perawi lemahnya  369/4  dari jalur gurunya Bukhari. Lalu dilemahkan dan di anggap dari perkataan Ubaid bin Umar , walaupun  hadis  tsb muttafaq alaih  - Bikhari  1276/3   - 3277. Muslim 2275/4 – 2963 .
Itulah komentar Syaikh Muhammad al amin di websitenya.
Syaikh al bani berkata:

ويقول أيضا رحمه الله :
"
الإمام البخاري والإمام مسلم قد قاما بواجب تنقية هذه الأحاديث التي أودعوها في الصحيحين من مئات الألوف من الأحاديث ، هذا جهد عظيم جداً جداً . . ولذلك فليس من العلم ، وليس من الحكمة في شيء أن أتوجه أنا إلى نقد الصحيحين وأدع الأحاديث الموجودة في السنن الأربعة وغيرها ، غير معروف صحيحها من ضعيفها . لكن في أثناء البحث العلمي تمر معي بعض الأحاديث في الصحيحين أو في أحدهما ، فينكشف لي أن هناك بعض الأحاديث الضعيفة! لكن من كان في ريب مما أحكم أنا على بعض الأحاديث فليعد إلى " فتح الباري" فسيجد هناك أشياء كثيرة وكثيرة جداً ينتقدها الحافظ أحمد ابن حجر العسقلاني " انتهى من " فتاوى الشيخ الألباني "
(ص/526) جمع عكاشة الطيبي .
slamqa.info/ar/178907
Syaikh Nashiruddin al albani Rahimahullah berkata juga :

"Imam Bukhari dan Imam Muslim telah melakukan tugas seleksi hadis - hadis ini yang telah di cantumkan  dalam sahihain dari ratusan ribu hadis. Ini usaha yang sangat besar

.. Oleh karena itu, tidak ilmiyah dan  tidak bijak, saya bermaksud  untuk mengeritik kitab sahihain  dan membiarkan hadis – hadis  dalam empat Sunan dan lain-lain, yang tidak diketahui sahih  dan lemahnya. Namun dalam perjalanan penelitian ilmiah , terlintaslah  sebagian hadis – hadis  dalam  sahihain ( bukhari  dan Muslim )  atau  salah satunya . Terbukalah bagiku bahwa  di sana ada  sebagian hadis yang lemah.
Tapi siapa yang ragu  tentang penilaian  saya terhadap sebagian hadis , maka  kembalilah kepada Fathul bari. Dia akan menjumpai  di sana banyak sekali – sangat banyak hadis  - hadis yang dikritisi  oleh al Hafidh Ahmad  bin Hajar al asqalani ……………….   Dari fatwa Syaikh al albani.
 (ص/526) جمع عكاشة الطيبي .
slamqa.info/ar/178907
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Dengan bukti dan data  diatas, jelas kelirulah orang yang berkata bahwa hadis  dalam sahih Bukhari dan Muslim harus benar, haram di salahkan, harus  sahih, tidak boleh di lemahkan, harus di buat pegangan, tidak boleh dilepaskan.
Lalu bagaimanakah  bila ternyata hadis  di dalamnya ada yang lemah, salah lalu kita buat pegangan sampai mati. Telah kita ajarkan kepada  ribuan murid , ternyata  kita ajarkan kekeliruan. Karena itu, jangan fanatik membabi buta, tapi koreksi terlebih dulu. Kita harus bersungguh  mencari kebenaran untuk agama Allah bukan untuk servis terhadap  golongan tertentu atau mendukung  secara buta kepada ulama tertentu.
Kita harus sungguh dalam mencari kebenaran, jangan bersungguh  - sungguh dalam membela kesalahan. Kita harus sungguh  tidak boleh main – main untuk meniti jalan menuju Allah ini. Ingatlah ayat:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.  Ankabut  69
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللهِ  وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لاَ يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa`at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.  Al an`am 70
Bersambung ,,,,………., Untuk menjawab pertanyaan lainnya  masih menyusul. 


Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50
 

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan