Kamis, November 13, 2014

Jawabanku ke 13 terhadap para komentator di fbku



Kata pengantar:
Kalau ajaran kristen sudah banyak berobah dan masih mengaku ajaran Tuhan.
Kalau ajaran Syi`ah  sudah banyak  yang berobah dari ajaran Islam dan masih mengaku paling benar.
Kalau ajaran ahli bid`ah yang banyak kesyirikan dan kebid`ahannya masih mengaku benar dan termasuk Islam yang rahmatan lil alamin
Kalau ajaran mereka yang fanatisme pada guru dengan taklid buta padanya masih di anggap paling nyunnah
Maka ingatlah  setiap golongan mengaku paling benar. Pada hal bergolong – golong adalah kesyirikan yang harus di hindari bukan tauhid yang harus di dekati. Ingatlah firmanNya:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ(30)مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.  Surat Rum.
Dan inilah jawabanku ke 13

Kiyai Ahmad Rifai Alif Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam di Islamic University of Jakarta  menulis:
TANBIHUN.COM-
Yai Mahrus berkata :
Silahkan bermusawaroh
Sepuluh tahun saya menghindari makanan yang ada cukanya, sebab cuka adalah haram, bukan halal. Ia dari khamar, bagaimanakah bisa di halalkan. Mestinya di haramkan sebagaimana khamar.

Saya tuangkan masalah ini pada teman – teman fb untuk sharing agar bisa adu argumentasi yang berdalil, bukan akal – akalan atau mengikuti pendapat leluhur tanpa dalil. Salah sekali, bukan agak benar bila kita anggap bahwa ajaran yang sudah kita terima ini final – ya`ni tidak boleh di koreksi atau di padukan dengan dalil. Karena itu, kita bermusawaroh agar bisa menemukan kebenaran dan terhindar dari kesalahan sebelum mati.
KOMENTAR SAYA ABI AZKA
Perkara anda mau menghindari makanan yang ada cukanya, itu adalah hak panjenengan. Namun mengharamkan sesuatu dengan serampangan itulah yang harus kita diskusikan. Apalagi jika njenengan sudah berprilaku menentang Ijma’ sebab Imam Nawawi mengatakan halalnya cuka (yang berubah dengan sendirinya) itu telah menjadi kesepakatan para ulama’

وَأَجْمَعُوا أَنَّهَا إِذَا اِنْقَلَبَتْ بِنَفْسِهَا خَلًّا طَهُرَتْ

SYARAH NAWAWI 6/482
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Setahu saya, saya menghalalkan  atau mengharamkan sesuatu dengan dalil, bukan serampangan. Tolong  tunjukkan ajaran saya yang tertuang dalam buku atau artikel yang serampangan tanpa merujuk dalil. Jangan membuat fitnah dalam hal  cuka ini, tapi berkatalah dengan bukti.  Anda yang katanya sudah berhati – hati, juga masih tetap menyalahi tuntunan dalam salat dikarpet sampai mati, makan Ayam dan Telor terus. Pada hal para  sahabat tidak memakannya. Dan anda masih tetap makan cuka  dari khamer ini sampai mati juga.
 Kali ini anda mengatakan  via pendapat Imam Nawawi yang menyatakan Ijma` bila khamar menjadi cuka  dengan sendirinya. Kalau   menjadi cuka  di campuri sesuatu atau dengan olah tangan manusia, maka  hukumnya najis, tidak suci. Ini perlu dalil, tidak boleh akal – akalan  atau  ikut pendapat ulama tanpa dalil. Ikutilah dalil sekalipun bertentangan  dengan pendapat ulama. dan  saya tidak tahu dalilnya.
Syaikh  Muhammad  Shaleh al munajjid  menulis  sbb:
لا يجوز معالجة الخمر لنزع الكحول منها ، وهو يشبه ما ذكره العلماء من تحريم تخليل الخمر .
Tidak diperkenankan mengolah khamar untuk mencabut alkoholnya. Ia mirip sekali  dengan apa yang disebut oleh para ulama  tentang  haram menjadikan cuka dari khamer.
وذلك لأننا مأمورون في الخمر باجتنابها ، كما قال تعالى : (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ) .
Hal itu, karena kita diperintahkan  untuk menghindari khamer sebagaimana  Allah taala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.  Maidah 90
"واجتناب الشيء : هو التباعد عنه ، بأن تكون في غير الجانب الذي هو فيه " انتهى " أضواء البيان" (3/33) .
Ijtinabus syai` adalah  menjauhinya – kamu tidak boleh disisi yang ada khamarnya. ………… Adhwa`ul bayan  33/3
والقيام بمعالجتها لإزالة الكحول منها يتنافى مع اجتنابها
Mengolah khamar dengan menghilangkan al koholnya bertentangan dengan perintah menghindarinya.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : " لأن اقتناء الخمر محرم ، فمتى قصد باقتنائها التخليل كان قد فعل محرماً".  انتهى من "مجموع الفتاوى" (21 / 503)
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah berkata: Sebab, menyimpan khamer di haramkan. Bila  bermaksud untuk membikinnya cuka, maka  termasuk menjalankan keharaman. ………………  dari Majmua` al fatawa 503/21
وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم النهي عن تخليل الخمر ، فروى مسلم (1983) عنْ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه (أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ الْخَمْرِ تُتَّخَذُ خَلًّا فَقَالَ: لَا) . والله أعلم
Sungguh  telah ada hadis sahih dari Nabi SAW larangan untuk membikin cuka dari khamer. Imam Muslim meriwayatkan   1983  dari Anas  bin Malik  ra : sesungguhnya Nabi SAW ditanya  tentang khamer dijadikan cuka. Beliau menjawab: " Jangan " ( atau  tidak  boleh ) . Wallahu a`lam .   
Kiyai Ahmad Rifai Alif Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam di Islamic University of Jakarta  menulis
Adapun cuka yang berasal dari khomr dan berubah dengan campur tangan manusia maka hukumnya tetap haram.
Jika yang njenengan maksud adalah cuka jenis yang kedua ini maka saya sepakat yai. Namun ternyata dalam penjelasan njenengan setelah ini, njenengan terkesan mencampur adukkan dan gebyah uyah bahwa semua cuka itu mutlak haramnya.

Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Bagi saya seluruh cuka yang dari khamar tidak boleh dimakan baik dengan pengolahan manusia atau menjadi cuka dengan sendirinya.
Aneh bin ajaib, khamar yang menjadi cuka dengan sendirinya  halal. Dan khamar yang menjadi cuka dengan olahan tangan manusia haram. Ini memang ajaran saya  di pondok pesantren dulu. Dan saya sekarang kan sudah keluar dari pondok, ya sudah tentu beda dengan dulu.
Bila kiyai menemukan cuka, lalu dimakan saja. Pada hal  kiyai tidak tahu apakah pabrik cuka  ini membikin cuka dari khamar dengan pengolahan atau  menjadi  cuka dengan sendirinya. Sulit di teliti. Dan kebanyakan manusia tidak perduli hal ini , lalu di makan saja. Kalau saya mudah, cuka adalah haram karena dari khamar, tidak bisa  dikatakan  cuka halal sekalipun dari khamar.
Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis lagi:

Dialog Ringan Dengan Kyai Mahrus Ali Tentang Keharaman Cuka

Cuka Diharamkan
Cuka dari khamar ,hindarilah karena taat kepada Rasulullah S.A.W. dalam hadisnya :
Jabir bin Abdillah ra berkata :” Rasulullah SAW waktu penaklukan kota Mekkah bersabda :

َ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ فَإِنَّهَا يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ فَقَالَ لَا هُوَ حَرَامٌ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ إِنَّ اللَّهَ لَمَّا حَرَّمَ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ ثُمَّ بَاعُوهُ فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ

Sesungguhnya Allah dan rasulNya telah mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala. Di katakan : “ Wahai Rasulullah ! Bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai .Ia di pakai untuk mengecat sampan – sampan , meminyaki kulit –kulit lalu dibuat lampu. Rasulullah SAW bersabda : “ Ia haram “. Lalu beliau bersabda saat itu :” Semoga Allah melaknat orang – orang Yahudi , sesungguhnya Allah mengharam kan lemak bangkai ,lalu mereka hiasi,lalu dijual lalu uangnya di makan . KOMENTAR SAYA, ABI AZKA
Dalil ini tidak bisa dijadikan hujjah pengharaman cuka, sebab antara khomr dan cuka adalah sesuatu hal yang berbeda meskipun betul bahwa cuka terbuat dari khomr. Sebagaimana beda hokum dan keadaan antara anggur dan khomr, meskipun khamar terbuat dari anggur.
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab:
Baca lagi perkataan saya: Cuka dari khamar ,hindarilah karena taat kepada Rasulullah S.A.W. dalam hadisnya. Ya , sudah tentu cuka  dan khamar adalah  sama  dalam masalah menjual belikannya atau meminumnya. Sebab khamar haram, lalu cuka  yang terbuat darinya  tidak boleh dikatakan halal.
Kalau anggur halal, lalu dibuat khamar , ya sudah tentu  dilarang alias haram. Beda  sekali  dengan cuka  dari khamar yang haram.
Karena kebiasaan orang Yahudi masih menjual belikan apa yang di haramkan, yaitu  lemak bangkai . Saya  hawatir  kaum muslimin  juga masih memanfaatkan khamar yang diharamkan itu , lalu dibuat cuka lalu di makan dan dijual belikan. Saya hawatir mereka itu sama dengan  perangai Yahudi yang memanfaatkan  keharaman untuk mencari uang.

Yai Mahrus berkata :….
Ada hadis sbb :

2051 حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْأُدُمُ أَوِ الْإِدَامُ الْخَلُّ

……………. Dari Aisyah ra , sesungguhnya Nabi S.A.W. bersabda :” sebaik- baik bumbu adalah cuka atau bumbu adalah cuka “.2 Ia juga diriwayatkan oleh Tirmizi 3:

قَالَ أَبو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ

Abu isa ( Imam Tirmizi ) berkata Itu hadis hasan sahih ghorib (nyeleneh ) dari jalur ini ,kami tidak mengetahui hadis tsb dari hadis Hisyam bin Urwah kecuali dari hadis Sulaiman bin Bilal 4
KOMENTAR SAYA , ABI AZKA
Ini adalah salah satu sifat tadlis yang keji, menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823:

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْأُدُمُ أَوْ الْإِدَامُ الْخَلُّ

Baiklah hadits tersebut memang ghorib, dan sekali lagi mungkin saya harus katakan bahwa hadits ghorib itu bisa maqbul dan juga bisa marduud, lagi pula perkataan Imam Tirmidzi

هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ

Ini mengindikasikan bahwa yang ghorib bukan matan (redaksinya) namun sanadnya, sebab riwayat ni’mal idaamu alkhol hanya di jumpai pada hadits Hisyam bin Urwah yang melalui jalur Sulaiman bin Bilal .
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab:
Anda menulis :
Ini adalah salah satu sifat tadlis yang keji, menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823
Anda menyatakan :
Ini adalah salah satu sifat tadlis yang keji
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Mana dalam kalimat saya ada tadlis yang keji itu. Setahu saya, tadlis  itu menyimpan perawi lemah  untuk tujuan agar hadis  itu dianggap sahih dan tidak di anggap lemah, karena perawinya  terpercaya bukan perawi lemah yang disimpan tadi. Saya bukan perawi hadis  hingga bisa  berbuat tadlis  yaitu menyimpan perawi lemah. 
Anda menyatakan:
menyuguhkan sebuah hadits yang ghorib meskipun shahih, hadits di atas juga di bawakan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomor 3823
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Meski hadis Aisyah itu di riwayatkan oleh Muslim tapi  tetap tafarrud pada perawi bernama  Sulaiman bin Bilal. Hadis tsb lemah. Bahkan munkar, bukan hadis  sahih yang bisa dibuat pegangan, tapi lemah yang harus dilepaskan.
روى سليمان بن بلال عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة عن النبي صلى الله عليه وسلم ( نعم الإدام الخل ) (18) و ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) (19)
سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18)
مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19)
مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20)
علل الحديث (2/293)
(21)
شرح علل الترمذي (2/ 651)
Sulaiman bin Bilal dari Hisyam  bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dari Nabi SAW " Sebaik baik  bumbu  adalah cuka. ( 18 ) . Dan rumah yang tidak ada kurma akan membikin lapar penghuninya. ( 19 ) .
Abu Hatim ditanya tentang dua hadis itu, lalu di jawab: Hadis ini adalah munkar dengan sanad ini. ( 20 )
Ibn Rajab berkata: Kami sebutkan bahwa kebanyakan  hafidh  hadis ingkar kepadanya – ya`ni  hadis  pertama yang disandarkan kepada Sulaiman bin Bilal itu.  Di antara mereka adalah Imam Ahmad, Abu Hatim, Ahmad  bin Shalih dll. Begitu  juga segolongan mereka  menyatakan seperti itu pada hadis " Rumah yang tidak ada kurma akan membikin keluarganya  lapar " dengan sanad ini.
Anda menyatakan lagi:
Lihat komentar Ibnu Baththoh :

قال ابن بطة: “ليس يعرف هذا الحديث من حديث عائشة إلا من هذا الطريق، ولا رواه عن هشام بن عروة إلا سليمان بن بلال. وهو حديث صحيح طريقه مستقيم؛ ولكن الحديث المشهور حديث جابر”- الذهبي في السير 10/130-12/229-230

Hadits ini tidak dikenal dari Aisyah kecuali melalui jalur ini, dan hadits itu tidak dikenal dari hisyam bin urwah kecuali melalui sulaiman bin bilal, dan itu adalah hadits shahih jalurnya lurus, akan tetapi yang masyhur adalah hadits dari Jabir Ra.
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Hadis Aisyah yang tafarrud  itu di sahihkan  oleh Ibn Batthah dan dilemahkan kalangan  ulama hadis yang dulu.
،وقال الإمام أحمد :"لا تكتبوا هذه الأحاديث الغرائب فإنها مناكير ، وعامتها عن الضعفاء ".

Imam Ahmad  berkata: Janganlah menulis  hadis – hadis  yang gharib ( nyeleneh ) Sesungguhnya ia adalah hadis  yang munkar . Dan kebanyakanya  adalah lemah.
قال عبد الله بن المبارك :"العلم هو الذي يجيئك من ههنا ومن ههنا - يعني المشهور -"
Abdullah bin  al Mubarak  berkata:  Ilmu adalah yang datang  dari sini  dan sini – maksudnya  mashur ( bukan gharib atau tafarrud ) .
والتفرد:هو ما يقول فيه المحدثون النقاد :" حديث غريب "، أو " تفرد به فلان "، أو " هذا حديث لا يعرف إلاّ من هذا الوجه" أو"لا نعلمه يروى عن فلان إلاّ من حديث فلان".
Tafrrud adalah apa yang dikatakan oleh pakar keritikus  hadis: Ini  hadis gharib " atau ini  hadis yang hanya fulan yang meriwayatkannya"  atau ini  hadis yang tidak diketahui kecuali dari jalur ini"  atau kami tidak mengetahui hadis itu diriwayatkan dari fulan kecuali  dari hadis  fulan. 
Lihat di tafarrud  fi riwayah  karya  DR Abd Kadir al Muhammadi.
Anda menyatakan lagi:
Saya menyayangkan saat njenengan mengutip keghoriban hadits diatas kemudian diam dan tidak mau melirik pada hadits-hadits lain yang juga shahih yaitu riwayat Jabir. Sehingga orang awwam yang hobbi taklid membabi buta langsung percaya begitu saja seolah-olah hadits yang membicarakan tentang ni’mal idaamu al khol hanya hadits yang panjenengan nukil saja, sehingga banyak yang terpesona dan meyakini bahwa apa yang Yai Mahrus katakana adalah yang paling haq. Dan kesimpulannya bersifat final.
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab:
Tidak benar apa yang anda katakan, meng ada – ada, bukan apa  adanya. Lihat saya  dulu  juga mengutip hadis Jabir. Bacalah lagi sbb:
Anda menyatakan lagi:
Padahal njenengan berulang kali menukil pendapat Al Mubarokfuriy dalam Tuhfatul Ahwadzi, namun kenapa hadits ini tidak ditampakkan oleh beliau?.

حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْخُزَاعِيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْإِدَامُ الْخَلُّ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا أَصَحُّ مِنْ حَدِيثِ مُبَارَكِ بْنِ سَعِيدٍ

Abdah bin Abdillah Al Khuza’iy Al Bashriy menceritakan kepadaku, Muawwiyah bin Hisyam menceritakan kepadaku dari Sufyan, dari Muharibbin Dinar dari Jabir dari Nabi Shalallohu alaihi wasallam berkata, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.
Abu Isa berkata, ini hadits paling shahih dari hadits Mubarok bin Said
Tuhfatul ahwadzi juz 5/50
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab:
Saya kutipkan suatu  dialog di ahlul  hadis  com, tentang perawi Muawiyah bin Hisyam yang menyampaikan  hadis : Sebaik – baik lauk atau bumbu  adalah cuka.
وأجاب الزيلعي : بأن معاوية هذا من رجال مسلم. ( )
قلت : وكونه من رجال مسلم لا ينفي ضعفه ، وكلام المحدثين فيه يدل على أمرين :
أ – أن فيه ضعفا.
ب – أن روايته عن الثوري بالذات أشد ضعفا من روايته عن شيوخه الآخرين ، وهو في رواية الدارقطني هذه قد روى هذا الحديث عن الثوري.
وإليك كلام بعض المحدثين في هذا الرجل :
قال فيه أحمد ابن حنبل : هو كثير الخطأ ، وقال عثمان بن أبي شيبة : رجل صدق ، وليس بحجة ، وقال ابن حجر : صدوق له أوهام ، وقال ابن عدي : أغرب عن الثوري بأشياء ، وأرجو أنه لا بأس به ، وقال ابن معين : هو صالح وليس بذاك ، وذكره ابن حبان في الثقات ، وقال : ربما أخطأ.
Zaila`I menjawab: Sesungguhnya  Muawiyah bin Hisyam termasuk perawi muslim .
Saya ( Ibrahim Muhammad Abdullah al Hasani )menjawab:
Dia termasuk perawi Muslim tidak meniadakan kelemahannya> Perkataan ahli hadis  disini menunjukkan dua perkara:
1.    terdapat kelemahan padanya.
2.    Muawiyah meriwayatkan dari Tsaury sendiri lebih lemah dari pada  dia meriwayatkan dari guru – guru lain . Dan dia  di riwayat  Daroquthni meriwayatkan hadis  ini dari Tsauri ( maksudnya  hadis Nabi mencium sebgain istrinya lalu menjalankan salat -  ketepatan  ada kemiripan sanad hadisnya  dengan hadis yang lagi kita  bicarakan ini ) 
Ini perkataan sebagian pakar hadis  tentang  Muawiyah bin Hisyam tadi.
Imam Ahmad berkata: Dia  sering keliru.
Usman bin  Abi Syaibah Berkata: Dia berkata benar tapi bukan  hujjah
Ibnu Hajar berkata: Suka berkata benar tapi banyak keliru
Ibnu Ady berkata: Lebih nyeleneh dari pada Tsauri , aku berharap  tiada masalah.
Ibnu Ma`in berkata: Dia layak tapi tidak begitu ( ya`ni ada kurang pasnya ).
Dalam riwayat yang lain yaitu Muharib bin Ditsar dari Jabir , redaksinya berbeda sbb:
مستخرج أبي عوانة - (ج 16 / ص 272)
780 - حدثنا أبو الأزهر ، قال : ثنا إبراهيم بن عيينة ، قال : ثنا أبو طالب ، وهو خال أبي يوسف ، عن محارب بن دثار ، عن جابر ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : « نعم الأدم (1) الخل ، وكفى بالمرء إثما ، أن يتسخط ما قرب إليه »
…………., dari Muharib  bin Ditsar dari Jabir berkata: Nabi SAW bersabda: Sebaik – baik lauk adalah cuka. Sudah cukup seorang mendapat dosa bila benci kepada  hidangan yang di berikan kepadanya.  -  Mustakhroj Abu Awanah.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Jadi jelas hadis yang anda bawakan kali ini  lemah dan tidak bisa dibuat landasan  untuk menghalalkan cuka dari khamar. Apalagi bertentangan dengan hadis  larangan membikin  cuka dari khamar anak – anak Yatim yang di riwayatkan oleh Muslim.
Imam Zaila`I berkata  dalam kitab Nasbur royah 241/12


نصب الراية في تخريج أحاديث الهداية  - (ج 12 / ص 241)
قالُوا : فَلَوْ كَانَ التَّخْلِيلُ جَائِزًا لَكَانَ فِيهِ تَضْيِيعُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَلَوَجَبَ فِيهِ الضَّمَانُ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ الصَّحَابَةَ أَرَاقُوهَا حِينَ نَزَلَتْ آيَةُ التَّحْرِيمِ ، كَمَا وَرَدَ فِي " الصَّحِيحِ " ، فَلَوْ جَازَ التَّخْلِيلُ لَنَبَّهَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، كَمَا نَبَّهَ أَهْلَ الشَّاةِ الْمَيْتَةِ عَلَى دِبَاغِهَا ، وَأَجَابَ الطَّحَاوِيُّ بِأَنَّهُ مَحْمُولٌ عَلَى التَّغْلِيظِ وَالتَّشْدِيدِ ؛ لِأَنَّهُ كَانَ فِي ابْتِدَاءِ الْإِسْلَامِ ، كَمَا وَرَدَ ذَلِكَ فِي سُؤْرِ الْكَلْبِ ، بِدَلِيلِ أَنَّهُ وَرَدَ فِي بَعْضِ طُرُقِهِ الْأَمْرُ بِكَسْرِ الدِّنَانِ ، وَتَقْطِيعِ الزِّقَاقِ ،
Mereka berkata: Seandainya membikin cuka dari khamar diperbolehkan, maka perintah membuang ( khamar anak – anak yatim ) itu termasuk menyiakan harta anak  yatim dan harus di ganti rugi.
Mereka berkata: …………, karena para sahabat  juga menuangkan  khamar ketika turun ayat yang mengharamkan khamar  sebagaimana   tersebut dalam sahih Bukhari.
Seandainya  boleh membikin cuka dari khamar maka akan di ingatkan oleh Nabi SAW sebagaimana   pernah diperingatkan oleh beliau kepada pemilik kambing yang mati untuk menyamak  kulitnya .
Imam Thahawi menjawab: Itu masih ada kemungkinan untuk memberatkan dan straing dan karena dalam kondisi permulaan Islam sebagaimana   ada hadis  tentang sisa  air bejana yang habis diminum Anjing . Buktinya  ada sebagian  hadis dlm sebagian riwayat  yang memerintah  untuk memecah guci dan memotong griba kulit tempat air tadi .
Saya ( Mahrus  ali ) menjawab
Bukti yang menyatakan bahwa  membikin cuka dari khamar dilarang tiada sahabat yang menyimpan khamar lalu di bikin cuka  sekalipun menjelang  akhir hayat Rasulullah SAW
قد نص أهل العلم على أن الخل المقصود في الحديث السابق هو الذي لم يتخذ من الخمر , جاء في " تحفة الأحوذي " (4 / 399) وأما حديث " نعم الإدام الخل " , فالمراد بالخل: الخل الذي لم يتخذ من الخمر جمعا بين الأحاديث " انتهى.
وإذا كان الخل قد صنع من غير الخمر ، فإنه حلال ، بلا خلاف , وهذا ما نص عليه علماء اللجنة الدائمة (
Sungguh  ahlul ilmi telah menyatakan ( dalam nas mereka ) bahwa  cuka  yang dimaksud  dalam hadis dulu  adalah cuka yang  tidak dari khamar . Dlm kitab Tuhfatul ahwadzi  399/4  di jelaskan bahwa hadis tentang  sebaik lauk adalah  cuka , maksudnya adalah cuka yang tidak terbuat dari khamar untuk mengambil solusi  dari beberapa hadis ………..,
Bila cuka  dari lain  Khamar maka halal tanpa ada hilap . dan inilah yang dinyatakan  ulama komite tetap saudi arabia dalam bidang dakwah dan Irsyad.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Saya masih belum bisa membedakan antara cuka dari khamar dan dari lainnya. Karena itu, saya masih tetap menghindarinya untuk kebersihan agama dan diri dari masalah syubhat.
Bersambung  dan untuk yang lain , jawabannya menyusul  dengan urut.



Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50
 



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan