Senin, September 08, 2014

Munir Sa`id jongosnya Yahudi bukan pejuang Islam. Dia mati sangit bukan sahid

Bacalah artikel ini: 
Menteri Luar Negeri AS John Kerry : AS Ikut Mengenang Kematian Munir
WASHINGTON  (voa-islam.com) - Posisi AS menjadi sangat jelas, terhadap kasus yang menimpa Munir, di mana Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan AS ikut mengenang 10 tahun kematian aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib.
Hari ini 10 tahun yang lalu, Munir dinyatakan meninggal dunia di atas pesawat Garuda Indonesia tujuan Amsterdam, Belanda. Otopsi menunjukkan adanya kandungan arsenik dalam jumlah besar di tubuhnya.
"Sepuluh tahun yang lalu, seseorang membunuh Munir, karena mereka khawatir ia akan berhasil membuat negaranya menjadi lebih demokratis, lebih bebas dan lebih manusiawi," kata John Kerry dalam pernyataan tertulis yang diterima AFP.
"Hari ini kami bergabung dengan rakyat Indonesia untuk mengenang Munir Said Thalib dan kami menyerukan perlindungan untuk mereka yang bekerja demi perdamaian, demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia," demikian kata pernyataan itu.
Kerry juga mengatakan bahwa keadilan belum sepenuhnya ditegakan. "Pada 2004, Presiden SBY mengakui bahwa resolusi kredibel terhadap kasus Munir akan menjadi ujian kunci bagi demokrasi Indonesia. Hal itu masih berlaku sampai sekarang. Kami mendukung semua upaya untuk membawa siapa pun yang memerintahkan Munir dibunuh ke meja hijau."
Sementara itu, istri mendiang Munir dalam wawancara dengan BBC Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan kasus ini belum selesai.
"Kalau hanya pelaku lapangannya saja sih, itu mah gampang saya pikir. Tapi dalangnya? Sampai sekarang masih bebas. Dan kita bisa lihat itu. Selama kasusnya tidak terselesaikan, yah kita (Suciwati dan aktivis pegiat hak asasi manusia) akan tetap minta, pemenuhan keadilannya," kata Suciwati.
Di Indonesia sendiri, berbagai kegiatan memperingati kematian Munir juga marak diadakan dengan slogan "Munir ada dan berlipat ganda."
Sementara itu masyarakat Indonesia di Australia sejak awal bulan September mengadakan berbagai acara memperingati kematian Munir.
Sejumlah kegiatan seperti diskusi, pemutaran film, doa bersama serta aksi diselenggarakan di sejumlah kota besar seperti Canberra, Sydney, Brisbane, Melbourne serta kemungkinan di beberapa kota lainnya di Australia.
Munir Said Thalib meninggal dunia pada usia 39 tahun dalam perjalanan ke Amsterdam untuk menempuh pendidikan S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht.
Seharusnya, bukan hanya Munir yang diperjuangkan, tapi seperti kasus Talangsari Lampung, dan korbannya lebih banyak lagi. Bukan satu orang. Pegiat HAM harus berbicara tentang kasus Talangsari, Lampung. [jj/dbs/voa-islam.co]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kayaknya  Munir yang mati di pesawat Garuda ini jongosnya  Yahudi juga, bukan pejuang tegaknya ajaran al Quran, tapi nginjak al Quran untuk free dom yang di dengungkan oleh  masarakat barat. Dia dihadirkan untuk  adu domba antara  rakyat  dan militer. Kalau bisa Indonesia ini kacau belau dan mudah di kendalikan oleh asing dan aseng. Buktinya jelas, negara pendukung Munir adalah negara yang melanggar HAM yaitu Amirika  dan antek – anteknya  dari kalangan kafirin yang bila kaum muslimin di bantai, mereka gembira dan diam seribu bahasa. Tapi bila jongosnya atau  kafirin yang di penggal, maka mereka berkoar koar.
إِن يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُم بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ
 Jika mereka menang atas kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. Mumtahanah 2

  Kematian kiyai saja tidak boleh diperingati apalagi Munir Said  itu.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan