Jumat, Agustus 08, 2014

Tiga Ciri Perbedaan Daging Babi dan Daging Sapi

Foto: Tiga Ciri Perbedaan Daging Babi dan Daging Sapi

By nahimunkar.com on 29 July 2014

JAKARTA - Menyambut hari Idul Fitri, masyarakat di tanah air diminta waspada dalam peredaran daging. Drh, Triyoso, dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Indonesia, menghimbau masyarakat agar dapat membedakan daging sapi dan daging babi.

Ada tiga hal mudah membedakan daging babi dan daging sapi. Menurut Triyoso, ciri membedakannya adalah dengan cara melihat dari warnanya terlebih dahulu.

Daging babi memiliki warna yang lebih pucat jika dibandingkan dengan daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi.

“Yang pertama kita lihat warnanya, kalau bewarna merah pucat itu daging babi, tapi hati-hati juga biasanya pedagang malah menyembunyikan kepucatan itu dengan melumuri darah sapi,” kata Triyoso saat berbincang bersama RRI di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Kedua, Triyoso juga menambahkan masyarakat dapat membedakan daging dari segi tekstur. Dimana daging sapi memiliki tekstur yang lebih padat dibanding daging babi yang lembek dan mudah di renggangkan.

“Ketiga Kita juga bisa melihat dari tekstur dan lemaknya. Daging sapi itu padat sedangkan daging babi cair dan lembek. Lalu dari bau juga kita dapat bedakan, daging sapi tidak berbau anyir seperti bau darah namun daging babi biasanya bau anyir bercampur darah. Terlebih daging babi didapatkan dengan cara diburu bukan di sembelih seperti sapi,” katanya.

Dalam pemaparan tersebut, Triyoso mengharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tertipu ketika membeli daging. Diharapkan masyarakat dapat memenuhi syarat daging yaitu Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) dengan membedakan ciri daging sapi dan daging babi. (LS/AKS/RRi)(voa-islam.com)Selasa, 1 Syawwal 1435 H / 29 Juli 2014 06:59 wib

(nahimunkar.com)

By nahimunkar.com on 29 July 2014



JAKARTA - Menyambut hari Idul Fitri, masyarakat di tanah air diminta waspada dalam peredaran daging. Drh, Triyoso, dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Indonesia, menghimbau masyarakat agar dapat membedakan daging sapi dan daging babi.

Ada tiga hal mudah membedakan daging babi dan daging sapi. Menurut Triyoso, ciri membedakannya adalah dengan cara melihat dari warnanya terlebih dahulu.

Daging babi memiliki warna yang lebih pucat jika dibandingkan dengan daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi.

“Yang pertama kita lihat warnanya, kalau bewarna merah pucat itu daging babi, tapi hati-hati juga biasanya pedagang malah menyembunyikan kepucatan itu dengan melumuri darah sapi,” kata Triyoso saat berbincang bersama RRI di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Kedua, Triyoso juga menambahkan masyarakat dapat membedakan daging dari segi tekstur. Dimana daging sapi memiliki tekstur yang lebih padat dibanding daging babi yang lembek dan mudah di renggangkan.

“Ketiga Kita juga bisa melihat dari tekstur dan lemaknya. Daging sapi itu padat sedangkan daging babi cair dan lembek. Lalu dari bau juga kita dapat bedakan, daging sapi tidak berbau anyir seperti bau darah namun daging babi biasanya bau anyir bercampur darah. Terlebih daging babi didapatkan dengan cara diburu bukan di sembelih seperti sapi,” katanya.

Dalam pemaparan tersebut, Triyoso mengharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tertipu ketika membeli daging. Diharapkan masyarakat dapat memenuhi syarat daging yaitu Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) dengan membedakan ciri daging sapi dan daging babi. (LS/AKS/RRi)(voa-islam.com)Selasa, 1 Syawwal 1435 H / 29 Juli 2014 06:59 wib

(nahimunkar.com)
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan