Sabtu, Agustus 02, 2014

Beginilah Syiah Mengajari Anaknya Membenci Keluarga Nabi

   
Beginilah Syiah Mengajari Anaknya Membenci Keluarga Nabi

Begitu juga dalam ajaran aliran sesat Syiah. Yang kita kenal memang membangun kepercayaannya dengan membenci sosok tertentu dari kalangan terbaik umat ini. Di antaranya adalah keluarga Nabi sendiri, Ahlul Bait.

KOmentarku : Bacalah artikel ini: 
 

KH Hasyim Asy’ari Kafirkan Syi’ah Karena Mencaci-Maki Sahabat Nabi SHallahu Alaihi Wasalam
Kitab yang dinukil dan diterjemahkan dalam Irsyadussari fi jam’I Mushonnafaat Asyekh Hasyim Asy’ari karya KH. Hasyim Asy’ari, terdapat beberapa untaian perkataan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini tentang kesesatan kaum Syi’ah, yang telah mencaci-maki dan mengkafirkan para sahabat Nabi Muhammad Saw.
Berikut perkataan KH. Hasyim Asy’ari terkait Syi’ah:
“Dan diantara mereka ada kaum rofidhoh (syi’ah) yang mencaci-maki Sayyidina Abu Bakar dan Umar ra, dan mereka membenci sahaba-sahabat (nabi) ra dan secara berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap Sayyidina Ali dan ahlul bait ra. Sayyid Muhammad berkata dalam syarah al-Qomus (tentang Syi’ah): Dan sebagian mereka (Syi’ah) telah sampai pada kekafiran dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan kaum muslimin darinya”.
Dan Qodhi “Iyadh berkata dalam kitab as-Syafa: dari Abdullah bin Mugaffal ra berkata: “Takutlah kepada Allah akan sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (hujatan). Barang siapa yang mencintai mereka, maka akupun akan mencintainya dengan cintaku, dan barangsiapa yang menyakiti mereka, maka mereka menyakiti aku. Dan barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa menyakiti Allah, maka aku khawatir Dia akan mengazabnya.” (hal 11).
Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sahabatku, karena barangsiapa mencaci mereka, maka baginya laknat Allah,” (hal 11).
Dan beliau, Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sehabatku, sesungguhnya akan datang suatu kaum di akhir zaman yang mencaci maki mereka, maka janganlah kalian menshalati (jenazah) mereka, dan jangan shalat bersama mereka, dan jangan kalian menikah dari mereka, dan jangan duduk bersama mereka, jika mereka sakit janganlah kalian menjenguknya.” (hal 11)
Beliau Saw juga bersabda: “Barangsiapa mencaci maki sahabatku, maka pukullah dia.” (hal11).
Rasulullah Saw telah menyatakan bahwa, mencela dan menyakiti mereka berarti menyakiti beliau Saw dan menyakiti beliau adalah hukumnya haram, beliau bersabda: “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti sahabatku, karena sesungguhnya menyakiti mereka adalah menyakitiku.” Dan beliau bersabda, “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti Aisyah.” Dan beliau bersabda tentang Fatimah ra: “dia (Fatimah) adalah bagian dari diriku, sehingga akupun merasa sakit apabila merasakan sakit.”
Rasulullah Saw bersabda: “Tanda keimanan adalah mencintai kaum anshor, dan tanda kemunafikan adalah membenci mereka.” (hal 17).
Dan dari Jabir ra secara marfu’: “Mencintai Abu Bakar dan Umar adalah bagian dari iman, dan membenci mereka adalah kekafiran, dan barangsiapa yang mencaci maki sahabat-sahabatku, maka baginya laknat Allah, dan barangsiapa yang menjagaku dengan menjaga (kehormatan) sahabatku, niscaya aku akan menjaganya pada hari kiamat.” (hal 17).
“Maka wajiblah bagi setiap mukallaf untuk mencintai keluarga nabi dan seluruh sahabatnya yang arab maupun non-arab, dan janganlah dia menjadi seperti khawarij yang membenci ahlul bait sehingga tidak bermanfaat bagi mereka kecintaan mereka terhadap sahabat. Dan tidak pula seperti Rofidhoh (syi’ah) yang membenci sebagian sahabat, sehingga tidak berguna bagi mereka kecintaan mereka terhadap ahlul bait…” (hal 17).
“Dan sesungguhnya di periode terakhir masa sahabat, telah terjadi penyimpangan dari kaum Qadariyah, yaitu Ma’bad al-Juhani dan pengikutnya, dan para sahabat telah berlepas diri dari mereka seperti Abdullah bin Umar dan Jabir serta Anas dan yang lainnya ra. Kemudian setelah itu menyusul penyimpangan lainnya sedikit demi sedikit sampai sempuna menjadi 72 golongan sesat dan golongan ke-73 mereka adalah Ahlussunnah Wal Jamaah, dan mereka itulah golongan yang selamat.
Maka apabila ada yang bertanya, apakah golongan-golongan sesat bisa diketahui? Maka jawabannya adalah: sesungguhnya kita mengetahui perpecahan dan induk golongan-golongan tersebut, dan sesungguhnya setiap golongan terpecah menjadi golongan-golongan (yang lain) walaupun kita tidak mengetahui nama dari golongan-golongan tersebut serta madzhabnya”. (hal 24).
“Dan induk (semua) golongan adalah Haruriyah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rofidhoh (Syi’ah) dan Jabariyah dan sebagian ulama rahimahumullah mengatakan: induk golongan-golongan sesat adalah keenam golongan tersebut, dan masing-masing terpecah menjadi 12 golongan sehingga menjadi 72 golongan”. (hal 24). Desastian





Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Coba simak Fatwa Imam Ketiga Belasnya Syiah sbb.:

    KEDUDUKAN IMAM DALAM AGAMA SYIAH

    Khomeini berkata, “Sesungguhnya di antara hal yang termasuk paling urgen dalam madzhab kami, bahwasanya imam-imam kami memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh para malaikat yang didekatkan dan tidak pula para nabi yang diutus…. Telah diriwayatkan dari mereka ‘alaihimus salam(imam-imam Syiah-pent.) “Bagi kami keadaan-keadaan tertentu bersama Allah yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat yang didekatkan, demikian pula para nabi yang diutus.” (Lihat al-Hukumah al-Islamiyah hal. 52, karya Khomeini).

    Khomeini juga berkata tentang salah seorang imam mereka yang hingga saat ini masih gaib dan terus ditunggu-tunggu, “Telah datang para nabi seluruhnya untuk meneguhkan prinsip-prinsip keadilan, tapi mereka tidak berhasil. Bahkan Nabi Muhammad sekalipun, penutup para nabi yang datang untuk memperbaiki kehidupan manusia. Sesungguhnya, orang yang akan berhasil mewujudkan hal tersebut hanyalah al-Mahdi al-Muntazhar.” (Di antara isi khutbah Khomeini yang disampaikan dalam acara peringatan Maulid al-Mahdi pada tanggal 15 Sya’ban 1400 H).


    http://kisahislami.com/benarkah-kedudukan-imam-syiah-lebih-terhormat-daripada-para-nabi-allah/


    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan