Minggu, Juli 13, 2014

Jasad Nabi tidak dimakan bumi benar ?



أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي اْلأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَم وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلاَةِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاَتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى اْلأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ اْلأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلاَم
Imam Nasai berkata :
Ishaq bin Manshur memberitahu kami , lalu berkata :   Husain Al JU`fi menyampaikan hadis kepada kami  dari Abd Rahman bin Yazid bin Jabir  dari Abu al asy`ats al shon`ani  dari Aus bin Aus  dari Nabi   bersabda : Sesungguhnya  termasuk keutamaan hari – harimu adalah hari Jum`at . Di dalamnya  Adam as di ciptakan , di dalamnya  dia meninggal dunia  , di dalamnya   juga ada peniupan sangkakala  dan kematian seluruh manusia . Perbanyaklah sholawat kepadaku , sesungguhnya  sholawatmu di tampakkan kepadaku .
Mereka bertanya : Bagaimanakah  sholawat kami di tampakkan kepadamu  sedang engkau telah hancur ?
Beliau bersabda : Sesungguhnya Allah azza wajal  telah mengharamkan  atas bumi untuk makan tubuh para nabi as . [1]
Al albani menyatakan hadis tsb sahih .
 قَالَ الْمُنْذِرِيُّ : وَأَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَلَهُ عِلَّة وَقَدْ جُمِعَتْ طُرُقُهُ فِي جُزْء مُفْرَدٍ اِنْتَهَى .
Al mundziri berkata : Ia juga di riwayatkan oleh Imam Nasai dan Ibnu Majah dan ia punya illat , di mana jalur – jalur riwayatnya telah di kumpulkan  dalam salah  juz tersendiri .

Dalam majalah al manar di jelaskan :
Ia diriwayatkan oleh Abu Dawud , Nasa`i  dan Thabrani dalam kitab Mu`jamnya  , Ibnu Hibban , Ibn Khuzaimah  dan Al Hakim dalam kitab sahihnya . Sebagian ulama menyatakannya  sahih  dan di ikuti oleh Imam Nawawi  dalam kitab al adzkar . Sebagian ulama yang lain menyatakan  hadis tsb hasan .

قَالَ الْحَافِظُ السَّخَاوِي بَعْدَ مَا أَوْرَدَ تَصْحِيْحَهُمْ وَتَحْسِيْنَهُمْ ( قُلْتُ : وَلِهَذَا الْحَدِيْثِ عِلَّةٌ خَفِيَّةٌ وَهِيَ أَنَّ حُسَيْنَ الْجُعْفِي رَاوِيَهُ أَخْطَأَ فِي اسْمِ جَدِّ شَيْخِهِ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ بَزِيْدٍ حَيْثُ سَمَّاهُ جَابِرًا
وَإِنَّمَا هُوَ تَمِيْمٌ كَمَا جَزَمَ بِهِ أَبُوْ حَاِتمٍ وَغَيْرُهُ وَعَلَى هَذَا فَابْنُ تَمِيْمٍ مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ
وَلِهَذَا قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ إِنَّ الْحَدِيْثَ مُنْكَرٌ . وَقَالَ ابْنُ الْعَرَبِي إِنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ : لَكِن رَدَّ هَذِهِ الْعِلَّةَ الدَّارَقُطْنِي وَقَالَ إِنَّ سَمَاعَ حُسَيْنٍ مِنْ ابْنِ جَابِرٍ ثَابِتٌ وَإِلَى هَذَا جَنَحَ الْخَطِيْبُ وَاْلعِلْمُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى . ثُمَّ نَبَّهَ عَلَى أَنَّ ابْنَ مَاجَه سَمَّى الصَّحَابِيَ فِي كِتَابِ الصَّلاَةِ مِنْ سُنَنِهِ شَدَّادَ بْنَ أَوْسٍ وَذَلِكَ وَهْمٌ نَبَّهَ عَلَيْهِ اْلمِزِّيّ وَغَيْرُهُ ، وَوَقَعَ عِنْدَهُ فِي الْجَنَائِزِ
Al Hafizh – As sakhowi  berkomentar setelah menyampaikan  pentashihan dan penghasanan para ulama  sbb :
Aku berkata : Hadis tsb punya  illat yang samar , yaitu Husain Al Ju`fi – salah satu perawinya keliru dalam menyebut  nama  kakek gurunya   dengan nama Abd Rahman bin Yazid – di mana di beri nama Jabir . Mestinya adalah Tamim  sebagaimana  di nyatakan oleh Abu hatim dan lainnya  . Bila demikian , maka Ibnu Tamim adalah perawi yang mungkar hadisnya . Karena itu , Abu Hatim  menyatakan  hadis tsb adalah mungkar . Ibn Al arabi menyatakan : Ia tidak sahih .
Daroquthni menyangkalnya dengan berkata : Sesungguhnya Husain benar – benar mendengar dari Jabir . karena itu al Khathib mendukungnya . Wallahu a`lam . Beliau juga mengingatkan bahwa Ibnu Majah menyatakan nama sahabat tsb dalam kitab salat dalam kitab sunannya  dengan nama  Syaddad bin Aus . Itu adalah keliru . Imam Al Mizzi dan lainnya juga mengingatkan atas kesalahan itu . Begitu juga dalam kitab al janaiz [2]
Yang  jelas hadis tentang shalawat kita kepada Nabi   di tampakkan kepada beliau tidak di riwayatkan oleh Bukhari.  Muslim , Tirmidzi  .  Bukhari dan Muslim tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya.  Dan para ulama juga berselisih pendapat untuk mensahihkannya . Keterangan hal itu juga tidak terdapat dalam al Quran , malah ada ayat yang  bertentangan dengannya  sbb :
إِنَّكَ لاَ تُسْمِعُ الْمَوْتَى
Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar
وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي اْلقُبُوْرِ
dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.[3]
Al hafizh Ibnu rajab berkata :
Pendapat Aisyah  tentang mayat – mayat tidak mendengar perkataan orang – orang hidup telah di cocoki  segolongan  ulama  dan di tarjih oleh Al Qadhi – Abu Ya`la  dari tokoh – ashab kami dalam kitabnya : “ Al jami`ul kabir “ Mereka berhujjah dengan landasan hujjah Aisyah  , mereka menjawab terhadap hadis sumur Badar dengan jawaban Aisyah . Boleh juga hal itu  merupakan mu`jizat yang husus untuk Nabi SAW  bukan orang lain – yaitu mayat – mayat mendengar perkataan Nabi SAW.. Untuk masalah mayat mendengar perkataan orang  yang masih hidup atau tidak ………. Pernah saya terangkan dalam n askah saya  ,entah  di mana  saya agak lupa . Rujuklah ke sana barangkali sudah terbit. Malah di situ  saya  terangkan al albani  condong untuk mengikuti ulama madzhab Hanafi yang menyatakan bahwa mayat tidak mendengar dan mereka juga mengarang satu buku  husus tengtang hal itu .
Tambahan :

Al bani menyatakan :
إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَقَالَ الْحَاكِمُ: " صَحِيْحٌ عَلَى
شَرْطِ الْبُخَارِي "! وَوَافَقَهُ الذَّهَبِي! وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ أَيْضًا وَالنَّوَوِي)
Sanad hadis tsb sahih menurut sarat  periwayatan Muslim . Al Hakim menyatakan: Sahih menurut periwatan  Bukhari , dan Imam Dzahabi menyetujuinya . Ibnu Hibban dan Nawawi menyatakan sahih. 
Komentarku ( Mahrus ali ):

أخرجه أحمد 4/8(16262. والدَّارِمِي (1572) قال : أخبرنا عُثْمَان بن مُحَمد. و"أبو داود" 1047 قال : حدَّثنا هارون بن عَبْد اللهِ. وفي (1531) قال : حدَّثنا الحَسَن بن علي. و"ابن ماجة" 1085 و1636 قال : حدَّثنا أبو بَكْر بن أَبي شَيْبَة. و"النَّسائي" 3/91 ، وفي "الكبرى" 1678 قال : أخبرنا إِسْحَاق ابن مَنْصُور. و"ابن خزيمة" 1733 قال : حدَّثنا مُحَمد بن العَلاَء بن كُرَيْب. وفي (1734) قال : حدَّثنا مُحَمد بن رافع.
المسند الجامع - (ج 6 / ص 164)
ثمانيتهم (أحمد ، وعُثْمَان ، وهارون ، والحَسَن ، وأبو بَكْر بن أَبي شَيْبَة ، وإِسْحَاق ، وأبو كُرَيْب ، وابن رافع) عن حُسَيْن بن علي الجُعْفِي ، عن عَبْد الرَّحْمان بن يَزِيد بن جابر ، عن أَبي الأَشْعَث ، فذكره.
- في رواية أحمد :أَوْس بن أَبي أَوْس.
Intinya hadis tsb  dari Husain  bin Ali Al Ju`fi ( seorang yunior pengikut tabiin yang wafat  pada tahun 204 )  dari  Abd Rahman bin Yazid bin Jabir dari  Abul asy`ats  dari Aus bin Abu  Aus,[4]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi di kalangan sahabat yang tahu  hadis itu hanya Aus bin Abu Aus.  Sahabat lainnya  seperti  Khulafaur rasyidin  atau Istri – istri  Rasulullah SAW sampai mati  tidak kenal  hadis itu. Bahkan kebanyakan sahabat boleh dikatakan 99 % sahabat tidak kenal hadis itu. Di kalangan  tabiin pun hadis itu tidak dikenal, hanya satu orang   yaitu  Abu al asy`ats. Bahkan di masa selanjutnya masih tetap hanya satu orang yang meriwayatkan.
Hal iniah yang menandakan hadis  tsb lemah

Ibnu Rajab dalam  kitab al ilal menyatakan:

، فَقَالَتْ طَائِفَةٌ : (( هُوَ حَدِيْثٌ مُنْكَرٌ ، وَحُسَيْنٌ الْجعْفِي سَمِعَ مِنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيْدَ بْنِ تَمِيْمٍ الشَّامِي ، وَرَوَى عَنْهُ أَحَادِيثَ مُنْكَرَةً فَغَلَطَ فِي نِسْبَتِهِ )) .
وَمِمَّنْ ذَكَرَ ذَلِكَ اْلبُخَارِي ، وَأَبُو زُرْعَةَ ، وَأَبُو حَاِتمٍ ، وَأَبُو دَاوُدَ ، وَابْنُ حِبَّانَ ، وَغَيْرُهُمْ ؛

Segolongan ulama menyatakan hadis  tsb adalah munkar. Husain Al Ju`fi mendengar dari Abd Rahman bin Yazid bin Tamim  al syami ( yang lemah).  Dia  meriwayatkan hdari  Abd Rahman tsb  beberapa hadis munkar, lalu penyandarannya keliru.
Di antara  orang yang menyebutkan hal itu  adalah Bukhari, Abu  Zur`ah, Abu  Hatim, Abu  Dawud , Ibnu Hibban dll. [5]
Ibn Abi Hatim juga menyatakan hadis  tsb munkar dalam kitab al ilal 197/1

Jadi hadis tentang  jasad para nabi tidak di makan bumi  adalah lemah, bukan sahih. Tidak usah diperhatikan.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1Waru Sidoarjo Jatim

[1] HR Nasai 1373 , Ibnu Majah 1085 , 1636 1637 . Ahmad 15729 . Darimi 1572.
[2] Majallah al manar 908/8
[3] Fathir 22
[4] Musnadul jami`
[5] http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=189968

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan