Selasa, Juni 10, 2014

Muslimat NU Jatim Desak Khofifah Indar Parawansa Mundur dari Ketua Umum PP Muslimat NU


Ibu-ibu Muslimat NU mendesak Khofifah mundur dari Ketua Umum PP Muslimat NU. Ribuan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur rupanya memilih mendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mereka berseberangan dengan sang Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa yang berpihak kepada pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Bertempat di Posko Merah Putih Jawa Timur di Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Senin siang (9/6), ribuan ibu-ibu Muslimat NU dari daerah Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Pasuruan, Kediri, Nganjuk, Surabaya, Sidoarjo, Lumajang. dan Probolinggo, mendeklarasikan diri sebagai pendukung Prabowo-Hatta, dengan nama Forum Warga Muslimat Jawa Timur.

Menurut Koordinator Forum Warga Muslimat Jawa Timur, Robiatul Adawiyah Kholil, alasan mendukung Prabowo-Hatta karena mantan Danjen Kopassus itu mirip dengan sosok Presiden RI pertama, Soekarno.
“Pak Prabowo memiliki ketegasan, lugas, cerdas, dan berwibawa seperti sosok Bung Karno. Jadi ini pilihan tepat,” katanya di sela acara.
Ibu-ibu Muslimat NU ini juga mengecam pilihan politik Khofifah menjadi salah satu juru bicara (Jubir) pasangan Jokowi-JK di Pilpres 9 Juli mendatang.
“Atas nama warga Muslimat NU Jawa Timur, saya mengimbau kepada Ibu Khofifah supaya mundur dari ketua umum. Karena dalam aturan keorganisasian, tidak boleh ada rangkap jabatan dalam masalah politik,” tegasnya.
Organisasi Muslimat NU, masih kata dia, adalah Banom NU, yang mengurusi kemaslahatan ummat. “Ini adalah organisasi masyarakat untuk kemaslahatan, jadi tidak boleh dibawa ke urusan politik. Saya melihat di televisi, beliau menjadi jubir dengan mengatasnamakan Muslimat NU.”
Robiatul juga menyangkal bahwa nama Khofifah tidak terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai jubir Jokowi-JK. “Namanya memang tidak terdaftar, tapi beliau memang menjadi jubir dan membawa nama Muslimat NU, bukan pribadi. Jadi dia harus mundur sesuai dengan aturan,” tegas dia.
“Kita mengikuti fatwa kiai. Kita juga samina waatona ke kiai dan alim ulama, kalau Ibu Khofifah tidak segera mundur, kita sangat kecewa,” sambungnya menyesal.
Ditanya bukankah apa yang dilakukan Khofifah mirip dengan Soekarwo, yang menjabat sebagai gubernur dan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, namun juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Pemenangan Prabowo-Hatta di Jawa Timur.
“Pakde Karwo (Soekarwo), mengatasnamakan pribadi, bukan gubernur dan Ketua DPD Demokrat Jatim, sedangkan Ibu Khofifah membawa-bawa nama organisasi, itu tidak boleh, makanya dia harus mundur,” ujarnya tegas.
Sementara Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Timur, Supriyanto mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan ribuan ibu-ibu Muslimat NU Jawa Timur.
“Banyak orang NU yang mendukung dengan mengunjungi kiai-kiai sepuh yang sudah memberi fatwa dukungan. Kalau tidak manut fatwa kiai-kiai sepuh, kita manut siapa lagi,” ujarnya.    (Islam Institute – al/merdeka.com)

P

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan