Selasa, Maret 18, 2014

PENGAKUAN KELOMPOK JAMA'AH TABLIGH_MENURUT MANTAN PENGIKUTNYA

PENGAKUAN KELOMPOK JAMA'AH TABLIGH_MENURUT MANTAN PENGIKUTNYA
by Alam Islamy

BAB III

PENGAKUAN MANTAN JAMA’AH TABLIGH

Beberapa mantan Jama’ah Tabligh dan para Ulama’ lainnya yang telah memahami dengan benar tentang JT ini telah sepakat atas sesatnya JT. Berikut ini kita ikuti penjelasan beliau, semoga kita dikaruniakan pemahaman yang benar oleh Allah subhanahu wa ta’ala agar dapat menyikapi dengan benar:

1. Asy Syaikh Sarda Muhammad Al Bakistani rahimahullah

Beliau berkata : “Inilah pengalamanku selama 10 tahun bersama JT. Sungguh JT dan Ulama’nya taklid buta terhadap Abu Hanifah dan berlebihan terhadapnya, bahwa semua yang keluar dari Ulama’nya JT selalu dibawa (ditafsirkan) kepada kebaikan, walaupun sudah jelas bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sementara semua ucapan setiap orang yang bukan dari JT maka ucapan itu dianggap kedustaan dan mengada-ada.

JT telah membedakan antara dunia dengan agama (sekuler). JT mengimani 4 tokoh thariqah Sufi yaitu : Al-Jistiyah, An-Naqsyabandiyah, Al-Qadariyah, dan As-Sahrawiyah. Orang JT meyakini bahwa seorang yang meninggal dunia dan belum berbai’at kepada salah satu dari thariqah ini maka matinya mati jahiliyah.

Orang-orang JT lebih mencintai Syaikh-syaikh mereka di atas kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lebih takut kepada murka Syaikh mereka daripada kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Orang JT meyakini bahwa Aqidah yang dibawa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam adalah kesyirikan, sedangkan aqidah yang ada pada Syaikh-syaikh mereka Ad-Duyubandiyah dari JT itulah keimanan dan Islam. Syari’at itu ada yang datang dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan ada yang datang dari Syaikhnya JT.

2. Asy-Syaikh Abdurrohim Syah Ad-Duyubandi

Beliau telah melalui waktu yang panjang bersama pendiri JT, yaitu Muhammad Ilyas dan putra Muhammad Ilyas, yaitu Muhammad Yusuf. Beliau berkata : “Sesungguhnya keadaan JT ini harus kita sampaikan kepada umat karena sesungguhnya mereka itu adalah para da’i yang belum sampai kepada derajat da’i. Mereka memulai kegiatan dengan latihan berbicara di depan muslimin. Padahal kita dapati manusia tidak berani berbicara masalah kedokteran jika mereka belum menguasai ilmunya, tetapi JT ini sangat menganggap enteng (remeh) dalam urusan agama, walaupun belum mengerti apa-apa. Mengapa mereka (orang-orang JT) begitu beraninya? Karena keyakinan mereka, barangsiapa yang telah khuruj dua kali atau tiga kali, jangan ditanya lagi tentang ketinggian derajat mereka, para Ulama di hadapan mereka tidak ada apa-apanya.”

3. Asy-Syaikh Ihtisyamul Hasan Al-Kandahlawi Ad Duyubandi

Beliau adalah suami saudari Muhammad Ilyas (Ipar). Beliau bukan hanya sebagai mantan amir JT, tetapi sudah menjadi Khalifah JT pada kurun pertama. Beliau dalam waktu yang lama memimpin JT bersama Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi. Beliau berkata : “Sesungguhnya dakwah yang muncul dari markas Nizhamuddin Dahli bukan dakwah Ilmu dan Fiqih yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka wajib bagi seluruh Masyayaikh yang telah menegakkan dakwah dan tabligh agar mencocoki thariqahnya Salafush Shalih dan Ulama’ yang benar.”

sumber:
http://saidaneffendi-darussalam.blogspot.com/2011/09/pengakuan-kelompok-jamaah.html
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan