Selasa, Februari 18, 2014

Sumpah Habibie di Depan Anas Urbaningrum

  

KOMPAS.com — Seusai menonton film Habibie & Ainun, Selasa (8/1), Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bercerita betapa ia empat kali meneteskan air mata. Acara nonton bareng yang digelar untuk memperingati Tahun Baru ini diadakan oleh Partai Demokrat. Terlihat bergabung beberapa politisi Partai Demokrat, yaitu Ramadhan Pohan, Achmad Mubarok, Saan Mustopa, Sutan Bathoegana, dan Ruhut Sitompul.
Namun, cerita cinta dalam film yang dijadikan obyek nonton bareng ini tidak hanya cerita cinta antara Bacharuddin Jusuf Habibie dan Hasri Ainun Besari.
Sebuah penggal cerita memaparkan betapa besar tantangan Habibie saat bertekad membangun industri strategis pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia. Tantangan itu mulai dari kaki tangan militer sampai pengusaha, dari sepasang jam bertatah berlian sampai segepok uang dan perempuan cantik.
Habibie bercerita, apa yang digambarkan dalam film hanya titik dalam pengalamannya selama menjadi menteri enam kabinet bersama Presiden Soeharto. ”Iman dan takwa menentukan,” kata Habibie yang duduk di samping Anas.
Anas menganggut-anggut menyimak. ”Siapa pun yang jadi pemimpin, dari rumah tangga sampai negara, pasti ada gangguan,” kata Habibie.
Ia mengatakan, masalah ini harus dilihat secara komprehensif. ”Butuh dua orang untuk berdansa,” ujar Habibie.
”Bagaimana saya mau obyektif kalau saya terima sogokan dari orang lain? Bagaimana saya mau obyektif kalau dalam satu tender saya pilih kasih? Kenapa saya mau obyektif? The best is good enough. Karena itu bukan untuk saya, melainkan untuk rakyat yang saya cintai. Itu sumpah saya,” kata Habibie.
Ia lalu membacakan sumpahnya yang dibuat di rumah sakit di Jerman saat ia terkena tuberkulosis pada usia 21 tahun.
”Dalam perjalanan pusaka dan sakti tanah tumpah darahku makmur dan suci. Hancur badan, tetap berjalan. Jiwa besar dan suci membawa aku padamu. Padamu bangsaku, makmur dan suci”. Sumpah itu ia hafal dan bacakan juga saat sembahyang. Pada saat ada godaan, ia mengingat sumpah itu. Ainun kerap mengingatkannya.
”Saya yakin kepada mereka ini. Partai Demokrat pasti juga punya sumpah seperti itu. Saya ingin yang terbaik untuk kalian,” ujarnya kepada anggota Demokrat yang menonton.
Dimintai tanggapan, Anas mengatakan, hal ini tidak bisa disamaratakan. ”Enggak bisa digebyah-uyah. Zaman kapan pun ada semacam itu,” katanya.
Anas juga ditanya wartawan tentang berbagai hal, khususnya pengusutan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. (Edna C Pattisina)
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/09/08442419/Sumpah.Habibie.di.Depan.Anas.Urbaningrum

Komentaku ( Mahrus ali ):
Sumpah habibi:
”Dalam perjalanan pusaka dan sakti tanah tumpah darahku makmur dan suci. Hancur badan, tetap berjalan. Jiwa besar dan suci membawa aku padamu. Padamu bangsaku, makmur dan suci”. Sumpah itu ia hafal dan bacakan juga saat sembahyang. Pada saat ada godaan, ia mengingat sumpah itu. Ainun kerap mengingatkannya.
Komentaku ( Mahrus ali ):
Sumpah seperti itu nasoionalis, bukan Islamis. Sifat kebangsaan terlalu dibanggakan, di bela sampai mati, bukan disisihkan atau diusahakan untuk menghilang dan di ganti dengan islamisme yang tiada membedakan antara suku dan bangsa, tapi menyamakan, dan yang terluhur adalah ketakwaan bukan kedurhakaan. Orang yang berkulit hitam mulia karena takwa dan kulit putih hina karena durhaka.
Sayang seribu sayang dan sangat tidak layak hal itu di ungkapkan laksana orang yang tak kenal dengan ajaran kitab sucinya, lalu bacaannya hanya koran dan kitab – kitab Injil yang katanya suci tapi sudah kotor lantaran perobahan yang di jalankan oleh tokoh – tokohnya. Ia sangat bertentangan dengan ayat:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,[1]
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.[2]
Nasionalisme , initinya adalah mendukung thaghut, lecehkan Allah, sujud kepada aturan Thaghut dan menginjak aturan Allah. Gantilah selogan itu dengan islamisme anti segala macam kekufuran, tauhidisme anti segala bentuk kesyirikan.
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari


[1] Al an`am 162
[2] Annakhel 123


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan