Kamis, Desember 12, 2013

Ramai - ramai hancurkan PKS

Oleh : Suci Indah Pratiwi

Bicara politik pasti bicara keberpihakan, sebetulnya saya pengin netral. Tetapi melihat keadilan yang dikoyak-koyak, dipermainkan dan dinistakan saya menjadi geram dan marah. Marah pada negeri ini, marah pada orang-orang di dalamnya yang katanya
doktor profesor, ahli di bidng hukum tetapi mlempem, lembek tidak bisa membuktikan kepinterannya itu. Itulah negeriku, ngeri anda, negeri kita Indonesia. Kalau ada sebuah partai politik yang paling menggemaskan untuk dihujat tentunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meskipun tidak tercatat sebagai kader dan simpatisan, saya tertarik membahas parpol yang satu ini karena secara konsisten saya menemukan komentar-komentar negatif yang terlalu ramai pada setiap artikel yang memberitakan tentang partai ini, terutama di media-media online besar seperti Kompas.com, Detik.com, Okezone.com, Republika.co.id, Vivanews.com dan Inilah.com  dan tentu saja kompasiana.com
Komentar-komentar negatif ini datang dari berbagai pihak dengan bermacam afiliasi politik termasuk yang mengaku apriori dan apatis terhadap politik. Lucunya komentar atau lebih tepat hujatan ini kadang benar-benar tidak ‘nyambung’ dengan berita, pokoknya apapun beritanya akan dihajar dengan hujatan-hujatan kejam yang ramainya minta ampun. Jika persentase hujatan terhadap jumlah komentar ini telah melebihi 95% tentunya akan berdampak pula terhadap opini publik.

Seandainya
ada survey dari sekian tulisan yang pernah dimuat di kompasiana.com berapa persen yang menghujat PKS, dan berapa persen yang memuji PKS. Pasti hasilnya yang menghujat akan lebih banyak. Kita lebih senang rasanya mengotori hati dan pikiran kita, membuang energi dan konsentrasi untuk sekedar menghujat yang namanya PKS. Dan anehnya adminnya pun melakukan pembiaran, atau memang jangan-jangan kompasiana.com juga web pesanan untuk menghancurkan PKS? Siapa yang Tahu.

Padahal dari vonis kemarin publik juga tahu bahwa uang 1,3 milyar itu belum sampai ke tangan LHI, impor daging sapi pun juga tak berubah malah. Jadi tuduhan yang mana yang kemudian bilang merugikan negara. Kalo kemudian dituduh melakukan pencucian uang, saya yakin SBY sekalipun juga tak akan bisa membuktikan darimana hartanya yang milyaran itu. Bahkan mungkin juga orang-orang KPK itu sendiri. Banyak kebohongan yang ditutupi, kebenaran yang dipermainkan. Terakhir saya ingin mengucapkan selamat kepada anda yang senang menghujat, semoga hujatan anda akan menjadi amal
kebaikan bagi anda semua. Ingat Tuhan tidak tidur, sekecil apapun ucapan kita, Tuhan mencatatnya, kecuali anda tidak percaya lagi dengan Tuhan. 
Komentarku ( Mahrus ali): 
Media kita sekarang ini dikuasai oleh Yahudi, kafirin dan Kristen. Seluruhnya ingin mengeruk kekayaan  negri ini, bukan ingin berkorban untuknya. Mereka ingin menguasai, lalu menggunakan kekayaan negri ini untuk menyebarkan kedurhakaan, menutupi kebaikan dan membangkitkan ajaran setan untuk melemahkan ajaran Allah. Karena itu, mereka berupaya dan tidak tinggal diam untuk mendiskriditkan apa – apa yang berbau Islami. Media – media itulah sejatinya yang memperburuk citra Islam untuk memuja citra kafirin.Media  media itulah yang membikin kaum muslimin dipinggirkan dan kafirin di tinggikan atau di puja – puja dengan puja – puja palsu. Media  - media itulah yang menjadi sebab nantinya kita akan di bantai oleh kafirin sebagaimana yang terjadi di Mesir, Suria dan Palistina.
Ingatlah firmanNya:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدً
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. Al fath 28

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Kalau sy Insya Allah tdk percaya lagi dengan partai-partai walaupun mengklaim sbgi partai Islam... Islam tdk bisa diperjuangkan dengan demokrasi...Partai manapun yang menang tdk mungkin bisa menegakkan syari'at Islam.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan