Jumat, Desember 13, 2013

Menjelang Kekalahan Aliansi Syiah Dalam Perang di Suriah

Menjelang Kekalahan Aliansi Syiah Dalam Perang di Suriah

DAMASKUS (voa-islam.com) - Menurut Sumber-sumber DD - Sunnah melaporkan tentang situasi yang berkembang  di pinggiran Damaskus, Ghouta. Di mana pertempuran sengit berlangsung antara Mujahidin dan pasukan Assad yang didukung oleh milisi Syiah dari Lebanon, Irak, dan Iran, Rabu, 11/12/2013.
Kerugian besar dikelompok pasukan Syiah mengakibatkan terjadinya perpecahan dan konflik di internal  serta kritik terhadap para pendukung rezim Assad. Hal itu berdampak dua kelompok bersenjata itu, satu sama lain saling menyerang dan berperang.
Dalam pertempuran ini,  antara kelompok pasukan yang dipimpin oleh adik Bashar Assad - Maher al - Assad , dan sekelompok milisi Hizbullah, yang dipimpin oleh Mustafa Badr al-Din. Dua kelompok pasukan ini, antara pasukan yang dipimpin Maher al-Assad dengan Mustafa Badr al-Din menggunakan senjata berat, dan menimbulkan korban yang besar antara kedua belak fihak.
Sumber-sumber dari Hizbullah, melaporkan bahwa Mustafa Badr Diyn menuduh saudara Assad – Maher al-Assad menempatkan pejuang Hizbullah mengirim mereka ke garis depan, dan Hizbullah harus langsung  menghadapi langsung Mujahidin, dan tidak adanya dukungan dari pasukan Assad, serta mengakibatkan banyaknya  jatuh korban pada fihak Hizbullah, milisi Syiah dari Libanon  mengalami kerugian besar .
Konflik antara pasukan Maher al-Assad dengan milisi Syiah dari Lebanon, Irak, dan Iran, bukan pertamakalinya. Sering terjadi perselisihan diantara milisi Syiah. Salah satu kasus ini terjadi sekitar sebulan yang lalu, ketika sekelompok Syiah Irak yang dipimpin oleh Abu Fadl Abbas menyerang milisi Syiah Hizbullah dari Lebanon, dan dari membunuh beberapa anggota pasukan milisi Syiah termasuk komandannya.
Milisi Syiah Hizbullah menyebut milisi Syiah Irak sebagai “Penjahat dan tentara bayaran”. Ini menggambarkan betapa buruknya perpecahan di internal kelompok Syiah yang sekarang ini mendukung rezim Bashar al-Assad, mereka saling membunuh di medan perang Suriah.
Pekan lalu, milisi Hizbullah kehilangan komandan tempurnya yang paling terkemuka dan tangguh, saat berlangsung pertempuran dengan Mujahidin,  di mana  komandan terbaik Hizbullah, Wissam Sharaf al - Din, terbunuh di pinggiran Damaskus.
Deikian pula, keponakan Menteri Pertanian Lebanon, Ali Rida Fuad Hassan Haji, juga terbunuh baru-baru ini. Begitu pula Abbas Mohamed Idriss dan Hassan Raqda, tokoh dan pemimpin Syiah Lebanon telah tewas saat dikirim ke Suriah.
Menurut sumber informasi dari milisi Syiah mengalami  kerugian besar, terutama milisi Hizbullah, dan kondisi ini  diperburuk oleh konflik  dalam partai, akibat keputusan mengirim pasukan milisi Syiah ke “perang di Suriah” .
Sekarang kalangan pemimpin Syiah Lebanon, seperti Hasan Nasyrullah, sedang mempertimbangkan situasi di Suriah, dan berusaha  menenangkan kritik dan menghentikan kepanikan di barisan kalangan internal Hizbullah, termasuk para  pimpinan Hizbullah, dan berusaha menghentikan perang diantara mereka yang sekarang berlangsung  Homs dan Damaskus. 
Sumber-sumber Mujahidin menyebutkan, sekitar sebulan lalu, kelompok Habashites Lebanon, mengumumkan bahwa tiga ribu “sukarelawan Syiah” telah direkrut untuk membantu milisi Syiah Hizbullah yang sekarang terdesak di Suriah.
Sebelumnya, pemimpin Chechnya, Kadyrov, yang sudah murtad, mengancam akan mengirim “Unit khusus” ke Suriah membantu milisi Syiah memerangi kaum Muslimin. Kadyrov pemimpin Chechya yang sudah membelot dan menjadi boneka Moskow.
Berbagai aliansi dan kekuatan yang ada sekarang, meski dibungkus dengan pakaian apa pun yang mereka gunakan,  mungkin bersembunyi dibalik “pakaian” Habashites, sekte Sufi atau lainnya - mereka selalu bersatu melawan Islam dan masuk ke dalam aliansi dengan kekuatan kaum murtad, munafik, dan kafir melawan Muslim sejati.
Kemenangan Mujahidin dalam perang di Suriah akan berdampak dan mengubah secara geo- politik, dan keseimbangan militer di Timur Tengah dan Teluk. Faktor perubahan baru dengan kemenangan Mujahidin, membalikkan seluruh situasi di Timur Tengah, termasuk aliansi baru antara Washington - Teheran.
Hanya ada jalan  perang satu-satunya penyelesaian di Suriah, bukan perundingan, dan Bashar al-Assad harus pergi, atau bernasib seperti Muammar Qaddafi. Wallahu'alam. *mashadi.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan