Sabtu, Oktober 05, 2013

Mengapa Harus Salafi Jihady ?



Mujahidin Senja

Demikian sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Syekh Abu ‘Ai’shah dalam artikelnya yang berjudul “Salafiyyah is the Manhaj (Methodology) of the Jihaadee Groups”, yang kemudian dialih bahasakan oleh Al-Akh Abu Abdillah menjadi “Mengapa Harus Salafy Jihady?” dan kemudian disebarluaskan oleh Maktabah Jahizuna.
Dalam artikel sebanyak 9 halaman tersebut, Syekh Abu ‘Ai’shah mengatakan bahwa salafy sebagai aqidah (ideologi), Karena Allah memujinya dan menghargainya. Sebagaimana firmanNya, yang ditujukan untuk Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wassalam- dan shahabatnya ridhwanullahi ‘alaihim ۚ
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka…” (Al Baqarah [2]: 137)
Maka siapa saja yang sesuai dengan shahabat dan Salafusholeh dalam aqidahnya, maka ia telah mendapat petunjuk. Dan siapa saja yang menyelisihi mereka, maka dia termasuk firqah (golongan yang berselisih), dan ia tidak akan mampu untuk melakukan apapun yang dia inginkan untuk berbuat kerusakan di bumi, cukuplah Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam mengabarkan bahwa siapa saja yang berada di atas aqidah Salaf (ridhwanullahi ‘alaihim), maka ia selamat, dan selainnya akan binasa. Beliau -shallallaahu ‘alaihi wassalam- bersabda, “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu”. Dikatakan kepada beliau, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Siapa saja yang berada di atas apa yang aku dan shahabatku berada saat ini” (Diriwayatkan at-Tirmidzi dan al-Hakim, Hadits hasan)
Beliau -shallallaahu ‘alaihi wassalam- juga bersabda, memuji Salaf, menyalahkan mereka yang datang setelahnya dan tidak mengikuti petunjuk mereka (salaf), “Sebaik-baiknya umatku adalah generasiku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka… Setelah mereka akan muncul golongan yang bersaksi tanpa diminta, berkhianat dan tidak bisa dipercaya, bernadzar/berjanji dan tidak pernah menunaikannya, dan kegendutan akan menyebar di antara mereka” (Riwayat Ahmad dan lainnya, dinyatakan hasan oleh al-Albani)
Maka telah jelas, bagi mereka yang memiliki pendengaran dan akal, bahwa aqidah Salaf adalah jalan yang menolong kita dari api neraka, membimbing menuju surga, tempat tinggal bagi orang-orang baik. Semua jalan selainnya –aqidah atau pemikiran- adalah jalan yang merusak yang menggiring kepada adzab Allah dan nerakaNya.
Adapun mengapa jihad dijadikan sebagai manhaj? Syekh Abu ‘Ai’shah mengatakan karena jalan Jihad adalah jalan yang diperintahkan Allah kepada NabiNya -shallallaahu ‘alaihi wassalam- dalam firmanNya,
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang)…” (An Nisa [4]: 84)
Juga, karena Nabi -shallallaahu ‘alaihi wassalam- diutus untuk mengajak kepada Tauhidullah dengan pedang. Beliau -shallallaahu ‘alaihi wassalam- bersabda, “Aku telah diutus dengan pedang sebelum kiamat sehingga Allah saja yang disembah tanpa sekutu apapun(Musnad Ahmad, dari Ibnu Umar, Shahih al-Jami’ No. 2831)
Beliau -shallallaahu ‘alaihi wassalam- telah diperintahkan untuk memerangi mereka yang mendustakannya, beliau bersabda, “Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah” (Disepakati oleh Bukhari-Muslim, dari Ibnu Umar)
Maka inilah jalan Nabi -shallallaahu ‘alaihi wassalam- yang Allah perintahkan kita untuk mengikuti dan menirunya. Allah ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (Al Ahzab [33]: 21)
Allah juga telah menjanjikan petunjuk bagi orang-orang yang menempuh jalan Jihad, Dia berfirman,
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami…” (Al Ankabut [29]: 69)
Salafy Jihady = Thaifah Al Manshurah
Sebagai tambahan, Rasulullaah -shallallaahu ‘alaihi wassalam- mengabarkan bahwa Thaifah al Manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan), yang mendapat petunjuk, akan tetap ada tak pernah hilang sampai Allah mewariskan Bumi beserta isinya. Jalan menuju kemenangan ini adalah memerangi, memusuhi, berkelompok dan melakukan Jihad.
Rasulullaah -shallallaahu ‘alaihi wassalam- bersabda, “Dien ini akan senantiasa tagak, ada sekelompok kaum Muslim selalu berperang di atasnya, hingga datang hari kiamat” (Shahih Muslim)
Rasulullaah -shallallaahu ‘alaihi wassalam- bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang untuk Kalimatullah, menaklukkan musuh-musuh mereka, orang-orang yang menyelisihi tidak akan membahayakan mereka, hingga hari kiamat tiba dan mereka tetap di atas hal itu” (Shahih Muslim)
Rasulullaah -shallallaahu ‘alaihi wassalam- bersabda, “Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari kiamat.” Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’ Maka Isa menjawab, ‘Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.’” (Shahih Muslim)
Kelompok ini akan tetap ada hingga tiba hari Kiamat, tidak ada suatu zaman tanpa keberadaan mereka. Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata tentang faedah dari hadits-hadits tentang Thaifah Manshurah, “Itu adalah kabar gembira yang menunjukkan bahwa kebenaran tidak akan pernah hilang secara total, sebagaimana hilangnya kebenaran dari umat-umat sebelum kita. Akan selalu ada sekelompok orang yang berada di atas kebenaran.” (Kitab Tauhid)
Maka hal ini menjadi jelas dengannya, dan dengan selainnya, bahwa Thaifah Manshurah, yang telah disebutkan oleh Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wassalam- dan beliau menganjurkan untuk menambah jumlahnya, adalah kelompok yang berperang dengan pedang. Dan siapapun yang menyelisihi atau meninggalkan mereka, maka ia tidak termasuk golongan mereka.
Syekh Abu Qotadah Al Fhilistin dalam Al Jihad wal Ijtihad mengatakan bahwa harokah jihad Salafy Jihady adalah yang paling berhak menyandang sebutan Thaifah Manshuroh atau kelompok yang mendapat pertolongan. Mereka itu adalah jama’ah-jama’ah dan tandzim yang berjuang untuk menumbangkan rezim pemerintahan thoghut lagi kafir di negeri-negeri murtad, dan berjuang untuk menghidupkan pemerintahan Islam yang bekerja mempersatukan umat di bawah bendera Khilafah Islam.
Wallahu’alam bis showab
M Fachry
Komentarku ( Mahrus ali): 

Untuk salafy yang pro thaghut maka  termasuk salafy yang akan terkalahkan. Salafy jihadi adalah salafy yang akan mendapat kemenangan. Lihat saja, salafy jihadi yang menjadi mujahidin di Suriah yang setiap harinya selalu menuai kegimilangan di fron pertempuran sedang salafy dan ahli bid`ah yang pro thaghut  yang berpangku tangan untuk bela rezim Asad lalu diakuinya sebagai amirul mukminin adalah salafy yang  menjadi penghalang di jalan Allah  untuk mendukung jalan kekufuran menuju dukungan rezim Assad. Ini  salafy yang keblinger dengan aliran dana segar dari  kafirin. Ingatlah ayat ini wahai saudaraku :
لَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
  Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. Nisa` 76

Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan