Kamis, Oktober 24, 2013

Ayam halal atau haram ? kajianku ke 3



                                                                                           
Pengertian   mikhlab


Pertanyaan   :  Apa yang di maksud  dengan   mihklab  ( مِخْلَبٌ  ) ?
Jawab            :  Menurut kamus al munawwir  arti   مِخْلَبٌ  adalah cakar  atau kuku binatang . Dikamus al marbawi,arti مِخْلَبٌ adalah kuku binatang buas .
Di Munjid arti  خَلَبَ  adalah خَدَشَهُ    menggaruknya .   مِخْلَبٌ   adalah alat penggaruk. Bila مِخْلَبٌ  diartikan  cengkeram, sekarang apa bahasa arabnya  cakar?
Bila مِخْلَبٌ diartikan cengkeram  maka yang di larang hanya burung yang punya cengkeram ?  sebagaimana  dalam hadis sbb  :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
  Rasulullah  saw,  melarang  setiapbinatang buas bertaring dan setiap burung yang punya cakar [1]
 Lalu seluruh burung,Ayam,angsa di perbolehkan. Sekarang kita kembali kepada kenyataan,apakah   Rasulullah  saw, sahabat dan nabi – nabi dahulu pernah makan burung,angsa atau Ayam ?
Jawabannya  tentu tidak .
الـخِـلْبُ : الظُّفُر عامَّة ً وجَمْعُهُ أَخْلابٌ لا يُكَسَّر علـى غير ذلك   و خَـلَبَه بظُفُرِه يَخْـلِبُه خَـلْباً : جَرَحَهِ وقـيل : خَدَشَه
الـخِـلْبُ adalah kuku secara umum baik cakar atau cengkeram.Jama`nya ( peluralnya ) adalah  أَخْلابٌ , tiada jama` taksirnya kecuali itu . Sedang و خَـلَبَه بظُفُرِه يَخْـلِبُه خَـلْباً adalah melukai. Ada yang mengatakan  : menggaruk  dengan kuku . [2]
 ولكلِّ طائر من الـجَوارِحِ  مِخْـلَبٌ   ولكُلّ سَبُعٍ  مِخْـلَبٌ   وهو أَظافِـيرهُ   الـجوهري : و الـمِخْـلَبُ للطَّائِرِ والسِّباعِِ بمنزلة الظُّفُرِ للإِنْسانِ 
Tiap burung yang melukai punya cakar dan yang buas juga punya  cakar .Ia  adalah kuku-kukunya . مِخْـلَبٌ  untuk burung dan binatang buas  seperti kuku  bagi manusia .[3]
 الخلب  بالكسر  الظفر  خلبه بظفره يخلبه ويخلبه
الخلب  adalah kuku .[4]
Jadi mikhlab cakar atau cengkeram.
Abul hasan Assindi berkata: Maksud burung yang bercakar seperti burung Nasar atau burung Elang[5]
Saya katakan: Penghususan burung bercakar dengan burung buas perlu dalil juga. Dan saya sampai saat ini belum menemukan dalilnya. Jadi harus di artikan semestinya yaitu cakar dan tidak usah di artikan kepada cengkeram kecuali ada dalil, sehingga kita dalam beragama tidak memenangkan pendapat dari pada dalil . Hal ini sama dengan membuang dalil lalu mengedepankan pendapat.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
 









[1] Muslim  1934
[2] Lisanul arab 363/1
[3]  Lisanul arab 363/1
[4] Qamus al muhit 104/1
[5] Syarah sunan nasai lissindi
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan