Senin, September 09, 2013

Kesesatan Idrus Ramli ke 8



Muhammad Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus menulis dalam  buku karya mereka berdua :” Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa  sadar “ sbb:

   



Setahu saya, Rasulullah SAW  berdoa itu tidak pakai memilih menghadap kiblat, lihat  hadis sbb:
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلًا وَأَمَرَهُ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ الْبَحْرَيْنِ فَدَفَعَهُ عَظِيمُ الْبَحْرَيْنِ إِلَى كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ مَزَّقَهُ
فَحَسِبْتُ أَنَّ ابْنَ الْمُسَيَّبِ قَالَ فَدَعَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُمَزَّقُوا كُلَّ مُمَزَّقٍ
Dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkannya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkan kepadanya untuk memberikan surat tersebut kepada Pemimpin Bahrain. Lalu Pemimpin Bahrain itu memberikannya kepada Kisra. Tatkala dibaca, surat itu dirobeknya. Aku mengira kemudian Ibnu Musayyab berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa agar mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Dalam hadis itu, Rasulullah SAW  berdoa dan tiada keterangan beliau menghadap kiblat.Ini sebagai bukti bahwa berdoa itu dikabulkan tanpa menghadap kiblat.
Lihat di hadis lainnya  sbb:
عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ
وَلَمْ يُقِمْ قُتَيْبَةُ قَوْلَهُ وَأَتَاكُمْ
dari Aisyah bahwa ia berkata; Pada setiap malam gilirannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, di akhir malam beliau keluar ke Bagi' dan mengucapkan: "Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni (kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok (pada hari
kiamat), dan kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penduduk Baqi' Gharqad" Qutaibah tidak menyebutkan; "Wa Ataakum."  HR Muslim  HADIST NO – 1618
  Di hadis ini, tiada keterangan  menghadap kiblat, tapi langsung menghadap kemana saja, beliau berdoa.
Dalam  Islam web ada keterangan sbb:


وَأَمَّا اسْتِقْبَالُ اْلقِبْلَةِ عِنْدَ الدُّعَاءِ لَهُ فَلَمْ نَقِفْ َعلَيْهِ مَأْثُوْراً مِمَّا صَحَّ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَهُوَ فِي الْجُمْلَةِ مِنْ آدَابِ الدُّعَاءِ، كَمَا بَيَّنَّا فِي الْفَتْوَى رَقْم: 23599.
Adapun menghadap kiblat ketika berdoa,  maka  aku  belum menjumpai atsar yang sahih  dari Nabi SAW. Ia secara hlobal  termasuk  adab  berdoa sebagaimana  kami jelaskan   dalam fatwa  23599.
وَفِي مَجْمَعِ الزَّوَائِدِ لِلْهَيْثَميِ عَنِ الْحَكَمِ بْنِ حَارِثٍ السِّلْمِي أَنَّهُ غَزَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ غَزَوَاتٍ، فَأَوْصَى إِذَا دُفِنَ، قَالَ: فَقُوْمُوا عَلَى قَبْرِي وَاسْتَقْبِلُوا اْلقِبْلَةَ وَادْعُوا لِي. وَلَكِنَّ هَذَا اْلأَثَرَ ضَعِيْفٌ.
Dalam kitab Majmauz zawaid karya  Haitsami di jelaskan dari Al Hakam  bin Harits . sesungguhnya beliau  berperang   bersama  Rasulullah SAW tiga kali , lalu  berwasiat ketika di makamkan seraya berkata: Berdirilah  dikuburanku , lalu menghadaplah kiblat dan berdoalah untukku . Tetapi  atsar ini  adalah lemah . [1]

Komentarku ( Mahrus ali): 
Bila menghadap kiblat  dimasukkan dalam adab berdoa , apakah Rasulullah SAW yang berdoa  tanpa menghadap  kiblat termasuk tidak punya adab dalam  berdoa. Ini kekeliruan yang sangat bukan agak benar. Pada  hal  Rasul  adalah teladan kita dalam berdoa atau lainnya.
  Di dalam al Quran, malah diperintahkan berdoa tanpa  ada perintah untuk menghadap kiblat. Lihat ayat sbb:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)
Allah -Ta’ala- berfirman:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً
“Berdo`alah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut”. (QS. Al-A’raf: 55)
Dan Allah -Ta’ala- juga berfirman:
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami. “ (QS. Al-Anbiya`: 90)
Dalam  perintah  doa  tsb Allah  tidak memerintahkan untuk menghadap  kiblat atau berpaling dari padanya.Yang penting panjatkan doa kepadaNya  bukan kepada lainNya. Baik waktu siang atau malam, pagi atau sore.
Allah -Ta’ala- berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian”. (QS. Ghafir: 60)

Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad yang dihasankan oleh Al-Mundziry dari ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma- bahwa Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ, فَإِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ لِعَبْدٍ دَعَاهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ غَافِلٍ
“Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dalam keadaan kamu yakin akan dikabulkan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan (permintaan) seorang hamba yang berdo’a kepada-Nya dengan hati yang lalai”.




Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo. Jatim.

 







[1] http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&lang=A&Id=66909


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan