Senin, Agustus 12, 2013

Idrus Ramli pengajak kesyirikan yg gegabah ke 3



Muhammad Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus menulis dalam buku “Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar? Hal 95  Sbb:     

"Dari Tsumamah dari sahabat Anas bin Malik, "Sesungguhnya Ummu Sulaim menghamparkan karpet sebagai alas tidur Nabi, kemudian Nabi pun tidur di karpet tersebut. Kemudian Anas bin Malik melanjutkan ceritanya, Tatkala Nabi terbangun dari tidurnya, Ummu Sulaim mengambil keringat dan rambut beliau SAW dan menaruhnya dalam wadah khusus yang bercampur dengan minyak, wangi, pada waktu Anas akan meninggal beliau benvasiat supaya keringat yang bercampur dengan minyak wangi tersebut ditaruh dalam wadah khusus, Tsumamah berkata: "Keringat tersebut ditaruh dalam wadah khusus tersebut."
Ada tiga riwayat yang sama dengan riwayat Tsumamah di atas, akan kami kutip satu-persatu:
a. Riwayat Tsumamah

           
"Nabi masuk ke rumah kami lantas beliau tidur sambil bercucuran keringat, kemudian ibuku datang sambil membawa botol, lantas mengumpulkan keringat Nabi tersebut dan memasukkannya ke dalam botol. Kemudian Nabi terbangun seraya berkata: "W'ahai Ummu Sulaim apa yang engkau perbuat, Ummu Sulaim pun menjawab: "Ini adalah keringatmu dan aku mencampurnya dengan minyak wangi kami. Minyak kami yang bercampur dengan keringatmu menjadi paling wanginja pewangi yang ada. " (dikasih footnote)
  





Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar? 97


Komentarku ( Mahrus ali): 
Saya telah mengadakan penelitian terhadap hadis tsb, bukan sekedar membacanya, tapi  seluruh jalurnya yang saya temukan telah saya lihat dan saya renungkan .Bukan hanya dari satu jalur lalu saya  tinggalkan begitu saja lalu saya ambil kesimpulan. Saya mengecek  dan saya  ingin tahu bagaimana  takhrij dan hukum hadis tsb, apakah sahih, lemah atau hasan.. Hampir seluruh  ulama  menyatakan hadis  tsb sahih. Terang – terangan saja  secara fair, bukan secara  samar lalu  saya selinapkan sebagian permasalahannya. Saya akan bahas dengan fair sekali  dan obyektif bukan subyektif , Saya tidak akan menerangkan sebagian lalu menyelinapkan yang lain.  Saya belum menjumpai  ulama yang melemahkan hadis tsb dari segi sanad.

Saya banyak menjumpai  ulama yang merasa  kesulitan untuk memahami hadis tersebut dengan benar. Juga ada kalangan mereka yang memahaminya dengan salah. Di antaranya adalah Muhammad Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus
, kalau memang  mereka berdua digolongkan ulama. Tapi kayaknya belum segitu derajatnya. Jadi masih mendekati juhala`..
Dari segi sanad, okey, tapi pengertiannya  cocok  dengan hawa nafsu ahli bid`ah dan  sebagian ulama ahli hadis.  Ia  juga cocok  dengan ulama yang menjadi pewaris setan bukan pewaris anbiya`. Tapi bila di bandingkan dengan isi al Quran , pengertian hadis tsb sangat bertentangan, jauh dari keserasian dengannya. Ini yang mendorong saya  untuk mengkajinya. Ini pemicu bagi saya untuk mendalaminya lalu saya sampaikan ke tengah umum agar dapat di koreksi lebih lanjut  atau  bisa di manfaatkan.

تخريج الحديث
 م
 طرف الحديث
الصحابي
اسم الكتاب
أفق
العزو
المصنف
سنة الوفاة
1
أنس بن مالك
مسند أحمد بن حنبل
11781
11589
أحمد بن حنبل
241
2
أنس بن مالك
مسند أحمد بن حنبل
13157
12996
أحمد بن حنبل
241
3
أنس بن مالك
صفوة التصوف
931
---
أبو زرعة طاهر بن محمد المقدسي
566
4
أنس بن مالك
كتاب الأربعين في شعب الدين
3
---
علي بن الحسن بن محمد الصفار
330
5
أنس بن مالك
صحيح مسلم
4308
2333
مسلم بن الحجاج
261
6
أنس بن مالك
البحر الزخار بمسند البزار 10-13
2795
7314
أبو بكر البزار
292
7
أنس بن مالك
البحر الزخار بمسند البزار 10-13
2281
6767
أبو بكر البزار
292
8
أنس بن مالك
البحر الزخار بمسند البزار 10-13
2307
6796
أبو بكر البزار
292
9
أنس بن مالك
مسند أبي يعلى الموصلي
2765
2791
أبو يعلى الموصلي
307
10
أنس بن مالك
مسند أبي يعلى الموصلي
2769
2795
أبو يعلى الموصلي
307
11
أنس بن مالك
مسند أبي يعلى الموصلي
3718
3769
أبو يعلى الموصلي
307
12
أنس بن مالك
مشكل الآثار للطحاوي
2128
2531
الطحاوي
321
13
أنس بن مالك
فوائد حديث ابن القاص
6
5
أبو عمير بن القاص
335
14
أنس بن مالك
إتحاف المهرة
347
---
ابن حجر العسقلاني
852
15
أنس بن مالك
إتحاف المهرة
1212
---
ابن حجر العسقلاني
852
16
أنس بن مالك
إتحاف المهرة
631
4126_1020
ابن حجر العسقلاني
852
17
أنس بن مالك
إتحاف المهرة
935
4126_1020
ابن حجر العسقلاني
852
18
أنس بن مالك
مختصر الأحكام المستخرج على جامع الترمذي
277
---
الطوسي
312
19
أنس بن مالك
معجم ابن الأعرابي
265
262
ابن الأعرابي
340
20
أنس بن مالك
صحيح ابن حبان
6440
6305
أبو حاتم بن حبان
354
21
أنس بن مالك
صحيح ابن حبان
4626
4528
أبو حاتم بن حبان
354
22
أنس بن مالك
مسند أبي داود الطيالسي
2178
2191
أبو داود الطياليسي
204
23
أنس بن مالك
أمالي ابن سمعون الواعظ
337
342
ابن سمعون الواعظ
387
24
أنس بن مالك
دلائل النبوة لأبي نعيم
363
361
أبو نعيم الأصبهاني
430
25
أنس بن مالك
السنن الكبرى للبيهقي
3865
2:421
البيهقي
458
26
أنس بن مالك
معرفة السنن والآثار للبيهقي
441
469
البيهقي
458
27
أنس بن مالك
معرفة السنن والآثار للبيهقي
1203
1266
البيهقي
458
28
أنس بن مالك
الأربعين المرتبة على طبقات الأربعين لابن المفضل المقدسي
165
1 : 370
علي بن المفضل المقدسي
611


Di kitab manapun hadis tsb hanya dari sahabat Anas bin Malik. Kapan saja hadis tsb di sampaikan, maka  jalur puncaknya hanya dari sahabat Anas bin Malik. Seluruh istri Rasulullah SAW, anak – anaknya , menantu – menantunya , khulafaur rasyidin dan  seluruh sahabat kecuali Anas bin Malik tidak paham  dan tidak mengerti kisah Anas itu . Juga mereka  tidak pernah berkisah bahwa  keringat Rasulullah SAW berbau harum, bukan sebagaimana  keringat para nabi yang lain  atau  manusia biasa. Ini perlu dalil yang valid, bukan dalil yang masih dipertentangkan dan tiada dalilnya kecuali hadis dari Anas itu.  Pada hal, Rasulullah SAW hanya lah manusia biasa sebagaimana Rasul yang lain.

    Saya tidak menjumpai dalil yang menyatakan bahwa Rasul lain memiliki keringat yang berbau harum, baik nabi Musa atau Nabi Ayyub yang ditimpa berbagai  penderitaan dan penyakit.  Lihat ayatnya sbb:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ(6)
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya), Fusshilat 6

قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ(15)
Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka". Yasin
مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ(154)
Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mu`jizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar'.. Syu`ara`

وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِلِقَاءِ الْآخِرَةِ وَأَتْرَفْنَاهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا مَا هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ(33)
Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. Mukminun

لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ(3)
(lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?" Al anbiya`

 Dan masih banyak ayat maupun hadis yang menjelaskan bahwa para nabi atau para rasul  itu manusia biasa dan Nabi Muhammad SAW  juga sebagaimana Rasul sebelumnya. Bila nabi  sebagai manusia, maka tahi dan keringatnya  tidak akan berbau harum. Siapakah yang berani menyatakan bahwa tinja Rasulullah SAW berbau harum atau air kencingnya seperti kasturi. Dan borok Nabi Ayyub berbau harum. Keringat rasul berbau harum tidak luput dari olah orang – orang yang berlebihan dalam memuja Rasul.

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لَا أَدْرِي زَادَ أَوْ نَقَصَ فَلَمَّا سَلَّمَ قِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ قَالَ وَمَا ذَاكَ قَالُوا صَلَّيْتَ كَذَا وَكَذَا فَثَنَى رِجْلَيْهِ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ فَلَمَّا أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ قَالَ إِنَّهُ لَوْ حَدَثَ فِي الصَّلَاةِ شَيْءٌ لَنَبَّأْتُكُمْ بِهِ وَلَكِنْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ لِيُسَلِّمْ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ
Abdullah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat." Ibrahim melanjutkan, "Tapi aku tidak tahu apakah beliau kelebihan rakaat atau kurang. Setelah salam, beliau pun ditanya: "Wahai Rasulullah, telah terjadi sesuatu dalam shalat!. Beliau bertanya: "Apakah itu?" Maka mereka menjawab, "Tuan shalat begini dan begini." Beliau kemudian duduk pada kedua kakinya menghadap kiblat, kemudian beliau sujud dua kali, kemudian salam. Ketika menghadap ke arah kami, beliau bersabda: "Seungguhnya bila ada sesuatu yang baru dari shalat pasti aku beritahukan kepada kalian. Akan tetapi aku ini hanyalah manusia seperti kalian yang bisa lupa sebagaimana kalian juga bisa lupa, maka jika aku terlupa ingatkanlah. Dan jika seseorang dari kalian ragu dalam shalatnya maka dia harus meyakini mana yang benar, kemudian hendaklah ia sempurnakan, lalu salam kemudian sujud dua kali."  HR Bukhari HADIST NO – 386

  Komentarku ( Mahrus ali): 

Dalam hadis itu dijelaskan: Akan tetapi aku ini hanyalah manusia seperti kalian yang bisa lupa sebagaimana kalian juga bisa lupa,

……… Ini sebagai keterangan yang jelas bahwa beliau adalah manusia biasa, kadang lupa.
   Tanda atau sinyal kelemahan suatu hadis  adalah karena bertentangan dengan ayat suci, ayat tidak mendukung kisah sahabat Anas tsb bahkan menafikannya . Dalam hal ini, bila kita pilih hadis, kita akan buang ayat atau pilih ayat  kita akan buang hadis itu. Karena itu, dahulukan memilih ayat, sebab ayat mesti benarnya dan hadis kadang keliru, kadang benar, kadang lemah kadang sahih. Allah menyatakan tentang kevalidan al Quran sbb:

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ


41:42. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur?an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
QS. Fussilat: 42
قُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا.
“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Robmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Qs. Al Kahfi:29)
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
”Kebenaran itu adalah dari Robmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah: 147)
Hadis yang menjelaskan bahwa keringat Nabi SAW berbeda dengan keringat rasul dan nabi lainnya  itu perlu dalil yang tidak diperselisihkan  ya`ni perlu dalil yang jelas benar seperti al Quran atau  dalil yang disepakati bukan dalil yang masih diperdebatkan


Rasulullah SAW masuk ke dalam rumah orang tanpa pamit atau baca salam terlebih dahulu ini juga bukan ahlak yang baik, bukankah Allah telah memberikan aturan  masuk ke rumah sbb:
Masuk ke dalam rumah dengan membaca salam,lihat ayatnya
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dan jika kalian memasuki rumah maka ucapkanlah kepada diri kalian salam penghormatan dari sisi Allah yang diberkahi lagi baik. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya) kepada kalian agar kalian memahami.” (QS. An-Nuur [24]: 61)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia mendengar bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ “
“Jika seseorang memasuki rumahnya lalu ia menyebutkan nama Allah saat ia masuk ke dalam rumah dan saat ia makan, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan malam bagi kalian di rumah ini”.
Jika seseorang memasuki rumahnya dan ia tidak menyebutkan nama Allah saat ia masuk ke dalam rumahnya, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Kalian mendapatkan  tempat bermalam di rumah ini.”
Bila ia tidak menyebutkan nama Allah saat ia makan malam, maka setan berkata kepada kawan-kawannya, “Kalian mendapatkan tempat bermalam dan jatah makan malam di rumah ini.” (HR. Muslim no. 2018)
Bila  pemilik rumah tidak ada, mestinya kembali pulang sebagaimana ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ * لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta ijin dan memberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat ijin. Dan jika dikatakan kepadamu : “Kembali (saja)lah”; maka hendaknya kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan”. An-Nuur : 27-29

Bahkan Allah telah memerintahkan kepada para orang tua untuk mendidik serta membiasakan anak semenjak usia dini agar meminta ijin ketika ingin memasuki rumah orang tuanya di tiga waktu khusus, sebagaimana firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمِ

”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta ijin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu : sebelum sembahyang shubuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sembahyang ‘Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 58).
Akan tetapi bila telah menginjak usia baligh, maka ia harus meminta ijin kapan saja dan dimana saja,  karena Allah telah berfirman :
وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
”Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta ijin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 59).

Nabi tidur dihamparan Ummu Sulaim.
Perbuatan Nabi SAW sedemikian ini tidak layak, sebab rumah saat itu tidak ada penghuninya. Masak Nabi SAW berbuat sesuatu yang tidak senonoh, tidak bermoral.
Ada orang bilang bahwa Ummu Sulaim adalah kerabat Nabi SAW. Dalam syarah Muslim dijelaskan sbb:
Imam Nawawi berkata:
قَدْ سَبَقَ أَنَّهَا كَانَتْ مَحْرَماً لَهُ صلى الله عليه وسلم فَفِيْهِ الدُّخُوْلُ عَلَى الْمَحَارِمِ وَالنَّوْمِ عِنْدَهُنَّ وَفِي بُيُوْتِهِنَّ، وَجَوَازِ النَّوْمِ عَلَى اْلأُدْمِ وَهِي اْلأَنْطَاعِ وَالْجُلُودِ
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Ummu Sulaim adalah muhrim  bagi Rasulullah SAW. Dalam hadis itu di jelaskan juga boleh masuk kepada  rumah   muhrim, tidur di rumah mereka atau disisi mereka dan boleh tidur di atas kulit  - Syarah Nawawi  2331. [1]

Komentarku ( Mahrus ali): 
Imam Nawawi menyatakan bahwa Ummu Sulaim adalah Muhrim bagi Rasulullah SAW tanpa dasar atau landasan hadis.

  Dalam situs http://www.iid-alraid.de/hadeethlib/Books/22/sharh144.htm terdapat keterangan sbb:

... وَلاَ يُهِمُّهُمْ قَوْلُ ابِْنِ الْجَوْزِى : سَمِعْتُ بَعْضَ الْحُفَّاظِ يَقُوْلُ : كَانَتْ أُمُّ سُلَيْم أُخْتَ آمِنَةَ بِنْتِ وَهْبٍ، أُمِّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الرَّضَاعَةِ،
Mereka tidak memperdulikan perkataan Ibn Jauzi : Aku mendengar sebagian hafidh Hadis  berkata: Ummu Sulaim adalah saudara perempuan Aminah binti Wahb – ibu Rasulullah SAW sesusuan.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Kali ini Ibn Jauzi juga hanya ngomong belaka dari seorang Hafidh, beliau juga tidak menyebutkan namanya, siapakah al Hafidh itu atau dari mana. Alangkah baiknya bila refrensinya itu lebih akurat lagi dengan merujuk kepada sanad periwayatan yang valid bukan sekedar dengan perkataan saya mendengar.  Karena itu, perkataan beliau ini berbeda dengan  statemen Ibn Hajar sbb:
 أَنَّ هَذَا كَانَ خَاصَّا بِالنَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي : الدُّخُوْلَ عَلَى النِّسَاءِ مِنْ غَيْرِ الْمَحَارِمِ ؛ ِلأَنَّ اْلفِتْنَةَ مِنْ جِهَتِهِ مَأْمُوْنَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Sesungguhnya ini  sepesial untuk Nabi SAW, ya`ni masuk kepada  wanita – wanita yang bukan muhrimnya . sebab aman dari fitnah bagi beliau.

Komentarku ( Mahrus ali): 
 Alasan seperti ini bualan belaka, hanya ngomong tanpa  pengkajian. Dan tidak memiliki landasan dari al Quran yang kuat. Ia bertentangan dengan ayat:
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ(9)
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". Al ahqaf 9
وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا(2)
dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al ahzab

 Komentarku ( Mahrus ali): 
 Rasulullah SAW itu diperintahkan  untuk mengikuti ajaran al Quran dan beliau tidak akan menentangnya. Beliau lebih konsis dan lebih tidak akan mengabaikannya.

·         . وَباَلَغَ الدِّمْيَاطِي فِي الرَّدِّ عَلَى مَنِ ادَّعَى الْمَحْرَمِيَّةِ فَقَالَ : ذَهِلَ كُلُّ مَنْ زَعَمَ أَنَّ أُمَّ حِرَامٍ إِحْدَى خَالاَتِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الرَّضَاعَةِ أَو مِنَ النَّسَبِ
Imam Dimyati sangat menolak kepada orang yang mengaku adanya hubungan muhrim , lalu berkata; Kacau pikiran orang yangh mengaku bahwa Ummu Hiram adalah salah satu bibi Nabi SAW sesusuan atau nasab[2]

·         لَكِنْ ابْنُ حَجَرٍ ذَكَرَ أَنَّ دَعْوَةَ الْمَحْرَمِيَّةِ تَحْتَاجُ لِدَلِيْلٍ
Ibn Hajar menyebutkan bahwa pengakuan hubungan muhrim itu butuh dalil.[3]

Bersambung.


Tunggu buku saya yang akan terbit dalam  menjawab kedustaan dan kesesatan Idrus Ramli dalam buku : “ Kiyai Nu atau Wahabi yang sesat tanpa sadar “.

 



Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo. Jatim.

 




[1] 2331
[3] http://vb.arabsgate.com/archive/index.php/t-498870.html



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan