Senin, Juni 24, 2013

SMS dari Lumajang tentang amalan malam Nisfu Sya`ban



sy rudi lumajang, apa ada dasarnya kl mlm nisfu syaban disunahkan membaca
 yasin, dan bgm tuntunan yg benar ttg mlm nisfu syaban

Saya jawab:
Wss.tidak benar.maf terlambat

Komentarku ( Mahrus ali): 
Tiada tuntunan khusus dalam malam nisfu Sya`ban kecuali hadis lemah

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ
HR Tirmidzi 739 .
Imam  Tirmidzi menyatakan lemah karena perawinya tidak berantai . Yahya bin Katsir tidak mendengarnya  dari Urwah  , dan Hajjaj tidak mendengar dari Yahya bin Katsir .
A. Khoirul Anam   menulis :
Mu'az Ibn Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Pada malam Nishfu Sya'ban. Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik dan orang yang memusuhi orang lain. [HR Sunan Ibn Majah].
Saya katakan : arabnya  sbb:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
HR Ibnu Majah 1280 , ternyata ada riwayat lain dari Muadz bin Jabal tapi dari Abu Musa al asy ari  dari Rasulullah SAW  bersabda: …………….
Ternyata  hadis tsb lemah karena ada  perawi bernama Ad dhohhak bin Aiman yang tidak di kenal identitasnya  dan Ibnu Lahi`ah yang hapalannya berubah setelah kitab – kitabnya terbakar.
Ibnu Hajar menyatakan dalam kitab zawaid , hadis tsb lemah  (12) 313 , Kanzul ummal .
A. Khoirul Anam   menulis
Oleh para ahli hadits, dua hadits di atas dianggap yang tidak terlalu valid alias dla’if karena ada beberapa kesimpangsiuran dalam periwayatan dan mengenai periwayat haditsnya (sanad). Namun guna menyemangati hamba dalam menjalankan ibadah (fadlailul a’mal) para ulama membolehkan hadits ini sebagai pegangan. Selain itu, diriwayatkan juga Rasulullah SAW paling mencintai bulan ini dan beliau tidak melakukan puasa (selain Ramadhan) sebanyak puasa di bulan ini [HR Ahmad dari Usamah bin Zaid].

Ibn al-Jauzi mempulerkan hadits dari Abi Hurairah bahwa Nabi SAW telah bersabda: Siapa yang melakukan shalat pada malam Nishfu Sya'ban sebanyak dua belas rakaat dan membaca qul huwallahu ahad (Surat al-Ihlas) tiga puluh kali pada setiap rakaatnya, ia tidak akan keluar dari dunia ini sebelum melihat tempat duduknya di dalam surga dan memberi syafa'at sepuluh orang ahli keluarganya yang seluruh masuk neraka.

Saya katakan : arabnya sbb:
مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثِنْتَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً، لَمْ يَخْرُجْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيَشْفَعُ فِي عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ".
Ibnu Jauzi sendiri bilang :
هَذَا مَوْضُوْعٌ أَيْضًا وَفِيْهِ جَمَاعَةٌ مَجْهُوْلُوْنَ
Hadis tsb palsu , karena banyak perawi – perawinya yang tidak di kenal. [1]
Dalam Encyplopedia Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi ada keterangan sbb:

 أَنَّ اْلاِحْتِفَالَ بِلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ بِالصَّلاَةِ أَوْ غَيْرِهَا وَتَخْصِيْصُ يَوْمِهَا بِالصِّيَامِ بِدْعَةٌ مُنْكَرَةٌ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ اْلعِلْمِ، وَلَيْسَ لَهُ أَصْلٌ فِي الشَّرْعِ الْمُطَهَّرِ، بَلْ هُوَ مِمَّا حَدَثَ فِي اْلإِسْلاَمِ بَعْدَ عَصْرِ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، وَيَكْفِي لِطَالِبِ الْحَقِّ فِي هَذَا اْلبَابِ وَغَيْرِهِ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: اْليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ [المائدة: 3] وَمَا جَاءَ فِي مَعْنَاهَا مِنَ اْلآياَتِ، وَقَوْلُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ وَمَا جَاءَ فِي مَعْنَاهُ مِنَ اْلأَحَادِيْثِ،
Sesungguhnya  memperingati malam nisfu sya`ban  dengan melakukan salat atau lainnya dan menghususkan hari nya dengan puasa adalah bid`ah yang mungkar menurut kebanyakan  ahlul ilmi  dan tidak ada landasannya  dalam syariat yang suci . bahkan ia termasuk bid`ah yang diadakan setelah priode sahabat ra . Bagi penuntut kebenaran  sudah cukup dengan  firman Allah azza wajal
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [2]

Atau ayat yang sema`na dengannya  dan sabda Nabi SAW
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak  [3]
Dan banyak hadis yang sema`na dengannya .[4]

A. Khoirul Anam   menulis

Hadits lain ditakhrij oleh oleh Imam As-Suyuti bahwa Ibrahim meriwayatkan 'Ali Ibn Abi Talib melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban berdiri lalu beliau melakukan shalat empat belas rakaat. Setelah selesai lalu Nabi duduk kemudian membaca ummul Qur'an (Surat Al-Fatihah) empat belas kali, qul huwallahu ahad (Surat al-Ihlas) empat belas kali, ayat kursi satu kali. Ketika Nabi selesai shalat Ali bertanya tentang apa yang telah dia lihat. Rasulullah SAW lalu bersabda: "Siapa yang melakukan yang seperti apa yang telah engkau lihat, adalah baginya seperti dua puluh kali mengerjakan haji yang mabrur (sempurna), puasa dua puluh tahun yang maqbul (diterima), dan jika ia puasa pada siangnya, ia seperti puasa enam puluh tahun yang sudah lalu dan setahun yang akan datang.
Saya katakan : Arabnya sbb:
قَالَ عَلِىٌّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ: " رَأَيْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قَامَ فَصَلَّى أَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً ثُمَّ جَلَسَ بَعْدَ اْلفَرَاغِ فَقَرَأَ بِأُمِّ اْلقُرْآنِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَآيَةَ اْلكُرْسِي مَرَّةً وَلَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ الآية، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلاَتِهِ سَأَلْتُ عَمَّا رَأَيْتُ مِنْ صَنِيْعِهِ فَقَالَ: مَنْ صَنَعَ مِثْلَ الَّذِى رَأَيْتَ كَانَ لَهُ كَعِشْرِيْنَ حَجَّةً مَبْرُوْرَةً وَكَصِيَامِ عِشْرِيْنَ سَنَةً مَقْبُوْلَةً، فَإِنْ أَصْبَحَ فِي ذَلِكَ اْليَوْمِ صَائِمًا كَانَ كَصِيَامِ سِتِّيْنَ سَنَةً مَاضِيَةً وَسَنَةً مُسْتَقْبَلَةً ".
Ibnul Jauzi berkata :
هَذَا مَوْضُوْعٌ أَيْضًا وَإِسْنَادُهُ مُظْلِمٌ وَكَانَ وَاضِعُهُ يَكْتُبُ مِنَ اْلاَسْمَاءِ مَا وَقَعَ لَهُ وَيَذْكُرُ قَوْمًا مَا يُعْرَفُوْنَ، وَفِى اْلاِسْنَادِ مُحَمَّدٌ بْنُ مُهَاجِرٍ قَالَ ابْنُ حَنْبَلٍ: يَضَعُ الْحَدِيْثَ.
Ini hadis palsu juga  , sanadnya gelap . Pembuatnya  menulis nama – nama perawi seenaknya   dan menyebut kaum yang tidak di kenal . Sanadnya terdapat Muhammad bin Muhajir . Imam Ahmad bin Hambal berkata : Dia pemalsu hadis . [5]
Jadi hadis lemah dalam beribadah malam  nisfu sya`ban , itu jelas tidak bisa di buat landasan.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo. Jatim.





[1] Al maudhu`at 192/2
[2] Al maidah 3
[3] HR Bukhori / Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah / 3990. Ibnu Majah / Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6

[4] Fatawa Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi 281/4

[5] Al Maudhu`at 130 / 2
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan