Senin, Maret 11, 2013

Bid`ah adzan pertama Jum`at





KH Bisri Musthofa menyatakan:
Apakah karena hadits ini maka saudara sampai hati mengatakan bahwa perbuatan Utsman bin Affan yang memerintahkan adzan jum’at dua kali itu dholalah?[1]
Tim penulis LBM Jember 

Komentarku ( Mahrus ali ):
Memang begitulah ajaran saya dulu ketika  saya di pesantren salafiyah langitan dan ketika  saya mengajar di pesanteren Yapi Bangil. Saya juga dengar dari teman – teman di Mekkah juga begitu. Tapi ada baiknya  bila kita ini mulai mengkaji lagi hadis tentang adzan pertama Jumat yang katanya  sayyidina Usmanb yang mengadakannya. Hadisnya sbb:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ يَقُولُ إِنَّ الْأَذَانَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِينَ يَجْلِسُ الْإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ فِي خِلَافَةِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَثُرُوا أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ الثَّالِثِ فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ
Bercerita kepada kami  Muhammad bin  Muqatil, lalu  berkata: Bercerita kepada kami Abdullah, lalu  berkata: Bercerita kepada kami Yunus  dari Zuhri  berkata: Aku mendengar  Assaib bin Yazid  berkata: Dulunya  adzan Jumat itu ketika Imam duduk ( di mimbar ) pada  hari jumat di masa  Rasulullah , Abu Bakar  dan Umar ra. Ketika  hilafah  Usman  bin Affan ra, dan orang – orang tambah banyak, Usman memerintah pada hari Jumat untuk membacakan adzan ketiga. lalu  di bacakan adzan di Zaura` ( di pasar ). Lalu hal itu membudaya.
Hr Bukhari  912, 810 Tirmidzi  516 Nasai  1292, Ibnu Majah dan Imam Ahmad juga meriwayatkannya.
Dalam sanadnya terdapat perawi bernama  Yunus, Jadi di tinjau dari segi sanadnya hadis tsb tidak bisa di buat pegangan.

وَ قَالَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَوْفٍ ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ: قَالَ وَكِيْعٌ: رَأَيْتُ يُوْنُسَ بْنَ يَزِيْدَ اْلأَيْلِى وَ كَانَ سَيِّىءَ الْحِفْظِ. قَالَ أَحْمَدُ: سَمِعَ مِنْهُ وَكِيْعٌ ثَلاَثَةَ أَحَادِيْثَ.
Muhammad bin Auf berkata  dari Imam Ahmad bin Hambal : Waki berkata: Yunus bin Yazid Al aili jelek hepalannya.
Imam Ahmad berkata: Waki` mendengar tiga hadis dari padanya.
 قَالَ أَبُو بَكْرٍ اْلأَثْرَمُ: أَنْكَرَ أَبُو عَبْدِ اللهِ عَلَى يُوْنُسَ ، وَ قَالَ: كَانَ يجَىِءُ عَنْ سَعِيْدٍ  بِأَشْيَاءَ لَيْسَ مِنْ حَدِيْثِ سَعِيْدٍ وَ ضَعَّفَ أَمْرَ يُوْنُسَ ،
Abu bakar al atsram berkata: Imam Ahmad – Abu Abdillah ingkar sekali kepada Yunus. Dia  pernah meriwayatkan hadis dari  Said yang bukan hadis Said. Dan Imam Ahmad juga menyatakan  Yunus lemah.
فِى حَدِيْثِ يُوْنُسَ  ابْنِ يَزِيْدَ مُنْكَرَاتٌ عَنِ الزُّهْرِىقَالَ: رَوَى أَحَادِيْثَ مُنْكَرَةً. وَ قَالَ مُحَمَّدٌ بْنُ سَعْدٍ: كَانَ حُلْوَ الْحَدِيْثِ ، كَثِيْرَهُ ، وَ لَيْسَ بِحُجَّةٍ ، رُبَّمَا جَاءَ بِالشَّىْءِ  الْمُنْكَرِ.
Hadis riwayat Yunus bin Yazid dari Zuhri banyak kemungkaran. Dia juga sering meriwayatkan hadis mungkar.
Muhammad bin Saad berkata:  Dia manis bicaranya,banyak omong  dan tidak boleh di buat pegangan. Terkadang mendatangkan hadis mungkar. [1]
Hadis tentang adzan pertama di hari Jum`at sama sekali tidak di cantumkan oleh Imam Muslim  dalam kitab sahihnya, bahkan beliau tidak kenal kepadanya atau kenal tapi kurang  valid hingga  beliau tidak meriwayatkannya. Dan  setahu saya  hanya  Assa`ib bin Yazid yang meriwayatkannya. Jadi sangat  aneh sekali bila masalah Adzan pertama di hari Jumat tiada sahabat yang menyatakan  seperti itu. Mestinya banyak kalangan mereka yang tahu. Anehnya lagi, Imam Malik  tidak meriwayatkannya,.
Pada  hal  beliau  adalah  tokoh ulama  darul hijrah – Medinah al Munawwarah. Apakah mungkin sekelas Usman bin Affan berani membuat kebid`ahan ? Ini tak perlu langsung di jawab, tapi  di renungkan dulu.
Imam  Styafii  juga tidak menganjurkan adzan pertama.
وَقاَلَ الشَّافِعِي -فِيْمَا حَكَاهُ ابْنُ عَبْدِ اْلبَرِّ -: أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ يَكُوْنَ اْلأَذَانُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ حِيْنَ يَجْلِسُ اْلإِمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِذَا قَعَدَ أَخَذَ الْمُؤَذِّنُ فِي اْلأَذَانِ ، فَإِذَا فَرَغَ قَامَ فَخَطَبَ ، قَالَ: وَكَانَ عَطَاءٌ يُنْكِرُ أَنْ يَكُوْنَ عُثْمَانُ أَحْدَثَ اْلأَذَانَ الثَّانِي ، وَقَالَ: إِنَّمَا أَحْدَثَهُ مُعَاوِيَةُ
 Imam Syafii berkata sebagaimana di kisahkan oleh Ibnu Abdil bar: Aku lebih senang  adzan Jumat di lakukan ketika Imam duduk di atas mimbar dan  di muka Imam tsb. Bila imam  telah duduk, maka  muaddzin mengumandangkan adzan. Bila  selesai, sang imam berdiri lalu berhutbah.
Beliau berkata: Imam Atha` tidak percaya bila Usman bin Affan  yang membikin adzan kedua ( maksudnya adzan pertama ). Tapi Muawiyahlah yang berbuat sedemikian. [2] HR Abd Razzaq.
قَالَ: وَرَأَيْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ لاَ يُؤَذَّنُ لَهُ حَتىَّ يَجْلِسَ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَلاَ يُؤَذَّنُ لَهُ إِلاَّ أَذَانٌ وَاحِدٌ يَوْمَ الْجُمْعَةِ.
Saya melihat adzan waktu Ibnuz Zubair ketika beliau duduk di atas mimbar  dan hanya adzan sekali  pada hari Jum`at.  HR Abd Razzaq. [3]
Komentarku ( Mahrus ali ):  Ibnuz zubair adalah pemimpin kaum muslimin di Mekkah di saat Hajjaj berkuasa  dan beliau masih menggunakan  satu adzan  tanpa  adzan pertama.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ: إِنَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذَا قَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ أَذَّنَ بِلاَلٌ ، فَإِذَا فَرَغَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْ خُطْبَتِهِ اَقَامَ الصَّلاَةَ ، وَاْلاَذَانُ اْلأَوَّلُ بِدْعَةٌ.
Dari Ibnu Umar ra  berkata:  Sesungguhnya Rasulullah   bila  duduk di mimbar jumat, maka  Bilal membaca adzan. Bila  beliau telah selesai berhutbah, maka Bilal membaca qamat. Untuk adzan pertama adalah bid`ah.
وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنُ بْنُ زَيْدٍ بْنُ أَسْلَمَ: لَمْ يَكُنْ فِي زَمَانِ النَّبِيّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِلاَّ أَذَانَانِ: أَذَانٌ حِيْنَ يَجْلِسُ عَلَى الْمِنْبَرِ ، وَأَذَانٌ حِيْنَ تُقَامُ الصَّلاَةُ. قاَلَ: وَهَذَا اْلأَخِيْرُ شَيْءٌ أَحْدَثَهُ النَّاسُ بَعْدُ
Abd Rahman bin Zaid bin Aslam menyatakan: Di masa Nabi   hanya ada dua adzan ( adzan dan qamat ). Adzan ketika beliau duduk di mimbar  dan adzan lagi  ketika  qamat.
Beliau berkata: Untuk yang akhir ( adzan pertama ) adalah bid`ah yang di lakukan oleh manusia. HR Ibnu Abi Hatim.
Sofyan tsauri  berkata:
وَاْلأَذَانُ الَّذِي كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ أَذَانٌ وَأِقَامَةٌ ، وَهَذَا اْلأَذَانُ الَّذِي زَادُوْهُ مُحْدَثٌ.
Adzan di masa Rasulullah , Abu bakar dan Umar cukup  dengan adzan dan qamat. Untuk adzan pertama yang mereka tambahkan adalah bid`ah.
Al albani menyatakan:
وَكَأَنَّهُ لِذَلِكَ كَانَ عَلِيٌّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَهُوَ بِالْكُوْفَةِ يَقْتَصِرُ عَلَى السُّنَّةِ ، وَلاَ يَأْخُذُ بِزِيَادَةِ عُثْمَانَ ؛ كَمَا فِي (( اْلقُرْطُبِي ))
Seolah karena itu, Ali bin Abu Thalib ra di Kufah melakukan adzan sesuai dengan sunnah  dan tidak mau melakukan tambahan Usman  sebagaimana  dalam kitab al qurthubi. [4]
Ibnu Umar berkata:
وَاْلأَذَانُ اْلأَوَّلُ بِدْعَةٌ ))
Adzan jumat yang pertama adalah bid`ah.HR  Abu Thahir  dalam kitab fawaidnya  229/1-2.

Memang ada pula ruwayat Bukhari tentang penambahan Usman terhadap adzan jumat yaitu adzan pertama namun banyak kalangan ulama yang menyatakan bid`ah dan hanya  dari satu jalur yaitu Assa`ib bin Yazid dan tiada  sahabat lain yang meriwayatkannya dan ini termasuk riwayat yang nyeleneh tiada  sahabat lain yang mendukungnya. Dan ini tanda kelemahannya.
Ibnu hajar menyatakan:
فِيْهِ نَظَرٌ فَإِنَّ الْخَلِيْلِي لَمْ يَحْكُمْ لَهُ بِالصِّحَّةِ ، بَلْ صَرَّحَ بِأَنَّهُ يَتَوَقَّفُ فِيْهِ وَلاَ يَحْتَجُ بِهِ وَاللهُ أَعْلَمُ.
Hadis yang nyeleneh itu oleh Imam Kholili tidak di nyatakan sahih, tapi beliau menyatakan masih no commend  dan tidak boleh di buat pegangan, Wallahu a`lam. [5]

Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis tentang penambahan  Usman pada adzan jumat adalah nyeleneh dan hanya dari sahabat Assaib dan tiada  sahabat lain yang meriwayatkannya.

Kita kembali kepada hadis sahih yang menyatakan adzan jumat  cukup sekali. Dan inilah tuntunan yang asli. Ingatlah firman Allah:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya  Rasul lullah saw, ullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan  hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.  
Blog ke tiga
Peringatan: Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
 




[1] Mausuah ruwatil hadis 7919.

[2] Fathul bari  libni Rajab 205/6
[3] Fathul bari  libni Rajab 205/6
[4] Al ajwibah 6/1
[5] Annukat 70 /1

[1] http://irdy74.multiply.com/reviews/item/44

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan