Selasa, Februari 19, 2013

Tarekat Syatariyah ke 4



Komentarku ( Mahrus ali):

Pak Lukman dalam artikel dulu menyatakan:

Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bastamiyah.

Istilah Syattar sendiri, menurut Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar dan Abrar. Syattar dalam tarekat ini adalah para sufi yang telah mampu meniadakan zat, sifat, dan af'al diri (wujud jiwa raga).

Saya katakan: Kalau melihat dari adanya tarekat ini  dari Iran seolah  tarekat ini berasal dari Sya`ah dan memang begitu, hampir seluruh tarekat tidak ada  yang   dari Abu bakar, tapi dari Ali bin Abu Thalib dan dari Imam – imam syi`ah. Jadi hampir seluruhnya   berasal dari Iran lalu menyebar ke Turki, India  sampai ke Afrika. Setahu saya hanya tarekat Naqsyabandiyah yang  sanadnya  setelah Rasulullah SAW  adalah Abu bakar. Jadi kebanyakan tarekat  malului imam – imam syi`ah,  Silsilah  sanadnya begitu yaitu  akan bermuara   kepada Imam Zainal Abidin, kepada Imam Muhammad Baqir, kepada Imam Ja'far Syidiq.

Sedang tingkatan abrar dan syattar yang di sebutkan dalam artikel dulu tidak kami jumpai dalilnya.

Setahu saya tingkatan kaum mukmin  di surga itu ada dua  yaitu:

Al Muqarrabin sebagaimana ayat:

فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ(88)فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ

adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta surga keni`matan.[1]

وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ(90)فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ(91)

Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.[2]

 Untuk  tingkatan syattar, maka saya baru tahu sekarang ini. Jadi sejak  saya belajar di pesantren, hingga pergi ke Mekkah untuk menimba ilmu dari tanah kelahiran Nabi SAW, dan dario beberapa guru Mesir, Saudia sampai guru dari Padang, Banjar, ternyata  saya masih belum mendengar bahwa tingkatan sattar adalah tingkatan tertinggi dalam Islam. Saya tidak mengerti, apakah  guru – guru saya itu tidak mengerti, atauakah tidak menerangkannya  dan saya tidak pernah pula membaca  kitab aran yang keterangannya seperti i tu.

Jadi tingkatan itu adalah ilmu bid`ah yang tidak pernah di jelaskan oleh para nabi atau sahabat – sahabatnya.

Pak Lukman menyatakan:

Istilah Syattar sendiri, menurut Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar dan Abrar

Saya  katakan: Sungguh ngelindur pak Lukman ini, atau paling tidak segitu lah ilmunya. Setahu saya  tingkatan akhyar ini adalah tingkatan para rasul sebagaimana  ayat:

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ(45)إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ(46)وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ(47)

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya`qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.

Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.[3]

Sedang al abrar  itu setingkat sahabat sebagaimana ayat:

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah  kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah  dosa-dosa kami dan hapuslah  kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.[4]

Dalam tafsir Ibnu Katsir  da`I dalam ayat tersebut di tafsiri sedemikian:

أَيْ دَاعِياً يَدْعُو إِلَى اْلإِيْمَانِ، وَهُوَ الرَّسُوْلُ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،

Ya`ni seorang da`I yang mengajak ke iman  yaitu Rasulullah SAW. [5]

Assa`di menyatakan:

وَهُوَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَدْعُو النّاسَ إِلَيْهِ وَيُرَغِّبُهُمْ فِيْهِ فِي أُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ

Seorang da`I tsb adalah Muhammad Saw  yang mengajak manusia kepada iman, memberikan semangat kepada mereka  baik fondamen dan cabang[6]

Apakah pengikut tarekat syattariyah akan mencapai martabat melebihi Rasul dan sahabat- sahabatnya . Siapakah yang berani mengatakan seperti itu, kalau bukan orang awam.

Pergilah ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/

[1] Al waqiah 88-89.

[2] Al waqiah 90-91

[3] Al waqiah 45-47

[4]  Ali imran 193

[5] Tafsir Ibnu Katsir di ayat tsb

[6] Tafsir assa`di  ayat 193 Ali imran
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan