Selasa, Februari 05, 2013

Abu Lahab ditambah siksaannya di Neraka bukan dikurangi




قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Urwah berkata:  Tsuwaibah budak perempuan yang di merdekakan.  Dia dimerdekakan lalu menyusui Nabi SAW. Ketika Abu Lahab meninggal dunia, maka sebagian keluarganya bermimpi melihat Abu Lahab dalam keadaan  jelek.  
Dia bertanya kepada Abu lahab: Apa yang kamu alami ?
Saya tidak menjumpai sesuatu  hanya saja  aku di beri minuman di ini   karena aku memerdekakan  Tsuwaibah. [1]

 Saya katakan: Hadis tsb Mursal – lemah sekali, Urwah adalah tabi`in, bukan sahabat .  Pada hal Abu Lahab itu mati pada perang Badar, saat itu keluarga Abu lahab  masih kafir.  Dan kisah Abu Lahab di peringankan siksaannya di neraka  dengan minum  susu tiap hari Senin itu hanya  cerita dari mimpi sebagian keluarga Abu lahab yang belum tentu telah masuk Islam.  Boleh jadi mimpi itu dari  orang kafir, sebab keluarganya saat Abu lahab meninggal dunia  belum masuk Islam.  Dan mimpi sekedar mimpi tidak boleh di buat landasan. Bila di buat landasan, akan keliru dan menyesatkan.  Ibnu hajar berkata:

وَأُجِيْبَ أَوَّلاً بِأَنَّ الْخَبَرَ مُرْسَلٌ أَرْسَلَهُ عُرْوَةٌ وَلَمْ يَذْكُرْ مَنْ حَدَّثَهُ بِهِ, وَعَلىَ تَقْدِيْرِ أَنْ يَكُوْنَ مَوْصُوْلاً فَالَّذِي فِي الْخَبَرِ رُؤْيَا مَنَامٍ فَلاَ حُجَّةَ فِيْهِ, وَلَعَلَّ الَّذِي رَآهَا لَمْ يَكُنْ إِذْ ذَاكَ أَسْلَمَ بَعْدُ فَلاَ يُحْتَجُّ بِهِ

Di jawab – pertama karena hadis tsb mursal dari Urwah dan dia tidak menyebut dari siapa.  Bila di mungkinkan hadis tsb mausul ( sanadnya bersambung ), maka hadis tsb hanya menerangkan mimpi, dan tidak boleh dibuat landasan.  Barang kali orang yang bermimpi itu belum masuk Islam.  Karena itu, jangan di buat hujjah.  [2]
Urwah yang punya kisah diatas adalah Urwah bin Zubair bin Awam bin Khuwailid Al Qurasyi Al asadi.  Dia  lahir  dimasa  Usman bin Affan menjadi khalifah pada tahap permulaan masanya.  Jadi bukan sahabat Rasulullah SAW, tapi tabiin, wafat th 94 H [3]

Komentarku ( Mahrus ali): 
Abu lahab itu orang musyrik yang sangat memusuhi Rasulullah SAW dan sudah jelas masuk ke Neraka sebagaimana ayat:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ(1)مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ(2)سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ(3)وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ(4)فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ(5)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Kalau dilihat dari ayat tsb maka Abu Lahab akan  masuk Neraka dan segala apa yang dia usahakan di dunia tidak bermanfaat padanya sama sekali bahkan berbahaya padanya. Sudah tentu tidak akan diperingan siksaannya seandainya dia gembira ketika Nabi SAW dilahirkan.
Dia adalah tokoh yang paling getol memusuhi Nabi SAW sampai al Quran mencantumkannya sebagai orang yang akan terjunkan ke Neraka bukan naik ke surga di saat dia masih hidup segar bugar di dunia. Dia harus di tambah siksaannya di Neraka bukan dikurangi , lihat ayat sbb:
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ(88)
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. Nahel
Gembiranya Abu Lahab waktu  Rasulullah SAW lahir  tiada gunanya ketika dia memusuhi Rasulullah SAW waktu menyebarkan dakwah.


[1] Sahih Bukhori 49/16 - 4711
[2] Fathul bari  nomer hadis 4711
[3] Mausuatuh ruwatil hadis 4561

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan