Rabu, Januari 09, 2013

Ya hannan ya mannan



يٰـا حَنَّانْ يٰـا مَنَّانْ
Ya hannan ya mannan
Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi nikmat


يٰا حَنَّانْ يٰا مَنَّانْ            يَاقَدِيْمَ اْلإِحْسَانْ
بَحْرُ جُوْدِكْ مَلْيَانْ               جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ
 Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha pemberi nikmat
Wahai Tuhan yang  qadim dalam memberikan kebaikan.
Lautan kemurahan-Mu penuh – ampunilah kami


Keterangan:  Dalam al-Quran juga dijelaskan tentang berdoa dengan menggunakan asmaul husna sebagai berikut :
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
“Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah al-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu."[1]
Rasulullah  juga pernah menggunakan Mannan – salah satu asmaul husna dalam berdoa sebagaimana  hadits sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ الْمَنَّانَ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Ya Allah!  Sesungguhnya  aku mohon kepada-Mu karena Engkau memiliki  pujaan, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu  wahai Tuhan pencipta langit dan bumi yang memiliki keagungan  dan kemuliaan.”
Rasulullah  bersabda, “Sungguh kamu telah minta dengan nama  agung  yang bila dimintai akan diberi dan  bila digunakan  berdoa akan dikabulkan.”[2]
Syair tersebut dilagukan oleh Rafiqah Darto Wahab dan kaset–kasetnya telah beredar di seluruh Indonesia.
جُدْ لِهٰذَا اْلاِنْسَانْ               عَبْدَ سُوْءٍ خَزْيَانْ
مِنْ ذُنُوبِهْ وَحْلاَنْ               خَائِفْ إِنَّكَ غَضْبَانْ
رَبَّنَا نَسْتَعْفِيْكْ                   رَبَّنَا نَسْتَرْضِيْك

Bermurahlah hati kepada  manusia ini – hamba jelek yang hina
Yang berlumuran dosa, takut bila Engkau marahi
Wahai Tuhan kami, kami minta ampun kepada-Mu
Wahai Tuhan kami! Kami minta ridha pada-Mu.
وَلَنَا ظَنُّ فِيْكْ                   يَارَجَا أَهْلَ اْلإِيْمَانْ
لاَ تُحَيِّبْ رَاجِى           تَحْتَ بَابِكْ لاَجِئ
لَمْ يَزَلْ فىِ الدَّاجِئ              قَائِلاً يَاحَنَّانْ

Kami berprasangka baik kepada-Mu, wahai Tuhan harapan kaum mukminin
Jangan siakan orang yang berharap  yang mengungsi dibawah pintu-Mu
Tak hentinya waktu gelap gulita berkata wahai Tuhan yang belas kasih.

بِالنَّبِي اْلأُمِّى                    وَخَدِيْجَة أُمِّى
وَالْبَتُولِ الْخَتْمِى           سَيِّدَاتِ النِّسْوَانْ
Dengan nabi yang ummi – tidak bisa baca dan tulis
Dan Khadijah sebagai ibuku.
Dan Fathimah yang ahli ibadah – tokoh wanita di surga[3]


Keterangan: Berdoa dengan perantara  nabi atau orang–orang shalih tidak ada dalilnya dari hadits yang sahih. Fathimah ra. sendiri tidak pernah berdoa dengan Khadijah ra. begitu juga Ali bin Abi Thalib ra, Hasan ra, dan Husain ra.
بِالنَّبِيِّينَ الْجَمْ                    مِنْ أَبِيْنَا آدَمْ
وَبِنُوحِ اْلاَقْدَامْ                  وَخَلِيْلِ الرَّحْمٰنْ
Dengan seluruh nabi mulai ayah kami Adam
Dengan perantara Nabi Nuh yang kokoh
Kekasih Allah yang maha Pengasih (Nabi Ibrahim)

Keterangan: Doa dengan perantara para nabi, Nabi Nuh as.  atau Nabi Ibrahim as. tidak ada tuntunannya atau perintahnya dari hadits. Ia bid`ah  bahkan akan menodai ketauhidan. Allah SWT. memerintah berdoa langsung kepada-Nya :
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.[4]

Dalam ayat tersebut, Allah memerintah kepada kaum mukminin bila berdoa agar langsung kepada Allah SWT, tidak usah berperantara kepada para nabi atau orang – orang shalih yang lain
بِأَهْلِ تُرْبَةْ بَشَّارْ           وَالْفَقِيْهِ الْمِشْهَارْ
وَبِآلِ عَلْوِ~ اْلأَبْرَارْ              مَنْ بِهِمْ حَالىِ زَانْ

Dengan perantara penghuni  tanah Madinah  dan al-Faqih yang tersohor
Dan dengan keluarga Alwi yang baik – baik                
Yaitu orang orang yang karena mereka keadaanku baik.

Keterangan:         Penghuni Madinah sendiri tidak bisa dibuat tawasul  dan mereka  juga  ada yang baik dan ada yang jelek, munafik atau Yahudi. Allah SWT. berfirman yang menjelaskan bahwa di kalangan mereka sewaktu nabi masih hidup juga ada yang sangat munafik sebagai berikut:
وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ)101( وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Di antara orang-orang Arab Baduwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar.”[5]

Kaum munafik yang hidup di Madinah mendapatkan siksaan dari Allah SWT. dua kali, di dunia dan di akhirat.
يَاصَمَدْ يَمُعْطِىْ            بِاْلعَطَاءْ لاَتُبْطِى
جُدْ لِهٰذَا الْمُخْطِى              بِالرِّضّىٰ وَالْغُفْرَانْ

Wahai Tuhan tempat bergantung. Tuhan yang memberi, jangan perlambat
Bermurahlah hati kepada orang yang salah ini dengan memberikan ridha dan pengampunan
جُدْ لَنَا بِالْمَطْلُوبْ              وَالْفَرَحْ مِثْلَ أَيُّوبْ
وَبِفَرْحَةِ يَعْقُوبْ           حِيْنَ زَالَتْ فِى اْلاَحْزَانْ

Bermurahlah hati kepada kami untuk memberikan apa yang diminta.jalan keluar musibah  seperti nabi Ayyub
Juga memberi kegembiraan Nabi Ya`qub ketika  kesedihannya hilang

الفَقِيْر الِمخْضَارْ                    حِيْنَ  فىِ اْلأَسْحَارْ
قَائِلاً يَاسَتَّارْ                     جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ
Aku adalah  berbangsa al-Mukhdhar yang sangat butuh
Melakukan shalat waktu sahur
Dengan mengatakan wahai Tuhan yang menutupi aib
Ampunilah kami
وَالصَّلاَةُ الدَّائِمْ            عَلَى النَّبِىْ بْن هَاشِمْ
عَدَّ مَنْ هُوَ قَائِمْ                بِالْعِبَادَة سَهْرَانْ
Shalawat yang tetap semoga diberikan kepada Nabi putra Hasyim.
Sesuai dengan jumlah orang yang melakukan shalat malam di waktu sahur
Keterangan:   Rasulullah   disebut putra Hasyim memang berdasarkan hadits sahih sebagai berikut

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ مَشَيْتُ أَنَا وَعُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْطَيْتَ بَنِي الْمُطَّلِبِ وَتَرَكْتَنَا وَنَحْنُ وَهُمْ مِنْكَ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بَنُو الْمُطَّلِبِ وَبَنُو هَاشِمٍ شَيْءٌ وَاحِدٌ
Dari Jubair bin Muth`im berkata: Aku berjalan bersama Utsman bin Affan kepada Rasulullah , lalu kami katakan: Wahai Rasulullah! Anda memberi kepada Banul Mutthalib dan kami ditinggalkan. Kita dan mereka satu derajat
Rasulullah  bersabda : Banu Hasyim dan Banul Mutthalib manunggal.”[6]
يٰا حَنَّانْ يٰا مَنَّانْ            يَاقَدِيْمَ اْلإِحْسَانْ
بَحْرُ جُوْدِكْ مَلْيَانْ               جُدْ لَنَا بِالْغُفْرَانْ

Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha pemberi nikmat
Wahai Tuhan yang  qadim dalam memberikan kebaikan.
Lautan kemurahan-Mu penuh – ampunilah kami

Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.

 






[1] AlIsra` 110
[2] Musnad Ahmad 11795
[3] Fathimah di juluki al batul – ahli ibadah, tidak pernah dikatakan oleh para sahabat kepadanya
[4]  Surat al-A’raf:55
[5]  Attaubah 101
[6] Shahih al-Bukhari 1590. Sahih.

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. makasih ya om, sair munajatnya... dah ku cari2 dari kmarin kmn n bru dpet dsini... syukron...

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan