Jumat, Januari 11, 2013

Hadis - hadis populer tapi lemah ke 41



Hadis Abdullah ra
.........حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُحْدِثُونَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ اللهَ لَكُمْ رَوَاهُ اْلبَزَّارُ فِى مُسْنَدِهِ
Hidupku lebih baik bagimu,  kamu melakukan sesuatu dan kamu di beri keterangan hadis. dan matiku juga lebih baik bagimu,  amal perbuatanmu  di tampakkan kepadaku. Apa yang ku lihat baik aku memuji kepada Allah  dan apa yang kulihat jelek,   aku minta ampun kepada Allah untukmu.  HR Al Bazzar dalam kitab musnadnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh an Nasa’i (I/189), Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (III/81), Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashfahaan (II/205), dan Ibnu Asakir (IX/189).
Syekh Muhammad Nashioruddin al albani menyatakan:
………………. Al Bazzar berkata: Kami tidak mengetahui kalimat terahir ya`ni:حَيَاَتِيِ.............   dari Abdillah  kecuali dari jalur ini.
Aku ( Al bani ) berkata:  Golongan ahli hadis telah sepakat hadis tsb dari Sofyan bukan ahir hadis yaitu: حَيَاَتِيِ.............,   lalu ada dukungan dari riwayat Al a`masy tentang hal tsb menunjukkan tanda tambahan  حَيَاَتِيِ.............
Adalah syadz ( ganjil sekali ) sebab hanya  Abd Majid bin Abd Aziz yang meriwayatkannya secara sendirian. Apalagi dia  masih di perbencangkan  tentang hapalannya,  sekalipun beliau termasuk perawi muslim. Sebagian  golongan ahli hadis menyatakan beliau terpercaya, juga sebagian lainnya melemahkannya  dengan keterangan …………..
Al Kholili berkata: Dia perawi terpercaya,  tapi keliru dalam beberapa hadis.
Imam Nasai menyatakan: Abd Majid  tidak kuat,  boleh ditulis hadisnya.
Ibnu Abdil bar berkata:  Abd Majid meriwayatkan beberapa hadis dari Imam Malik, yang keliru.
Ibnu Hibban menyatakan  dalam bukunya: Al Majruhin:  Dia sangat mungkar hadisnya,  suka memutar balikkan  hadis,  meriwayatkan hadis – hadis mungkar dari perawi – perawi yang masyhur Jadi layak di tinggalkan.
Karena itu,  Al Hafizh berkata  dalam kitab Taqrib: Dia perawi yang suka berkata benar tapi keliru.
Bila kamu telah mengetahui keterangan yang lalu maka perkataan Al hafizh Al Haitsami  dalam kitab al majma`  24/6.  HR Al Bazzar,  dan perawi – perawinya adalah perawi sahih Bukhari,  memberikan arti seolah tiada perawi yang di perbencangkan. Barang kali Imam Suyuthi terpedaya  dengan keterangan  itu ketika beliau berkata  dalam kitab  al khoshoishul kubra  281/ 2,   sanadnya sahih.
Karena itu,   saya katakan: Sesungguhnya  al hafizh al Iraqi – guru Al Haitsami lebih cerdik  dalam memilih kata – kata  tentang sanad al Bazzar,  beliau berkata  dalam  Takhrij Ihya`  128/4 – perawi perawinya  adalah perawi sahih Bukhari  kecuali Abd Majid bin  Abu Rawad,  sekalipun Imam Muslim menjadikannya sebagai perawi. Dia  di nyatakan terpercaya oleh Ibnu Ma`in dan Nasa`I,   tapi di lemahkan oleh sebagian  ulama
Adapun perkataan  dia dan anaknya  dalam kitab Tharhut tasrib fii syarhit taqrib  297/3  sanadnya  jayyid,  maka sanad tsb tidak jayyid menurutku.  Memang  begitu bila  Abd Majid  tidak menyelisihi dengan perawi – perawi terpercaya sebagaimana  keterangan yang lalu.  Dan ini illat hadis. Aku sendiri tidak menjumpai  orang yang mengingatkannya hanya dari kalimat Ibnu Katsir dalam kalimatnya yang  telah kami kutip  dari kitabnya Al Bidayah. Wallahu a`lam [1]
Saya katakan: Hadis tsb lemah [2]
Abd Majid bin Abd Aziz bin Abu Rawad Al azdy – Abu Abd Hamid Al makki,  wafat 206 H. Ibnu hajar berkomentar:

  صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ وَ كاَنَ مُرْجِئًا أَفْرَطَ ابْنُ حِبَّانَ فَقَالَ: مَتْرُوكٌ
Dia  perawi yang suka berkata benar,  murji`ah. Ibnu Hibban melampaui batas lalu berkata: Dia ditinggalkan oleh ulama.
Martabat Abd Majid bin Abd Aziz menurut Adz dzahabi: Imam Ahmad berkata: Dia perawi terpercaya,  yang  berlebihan dalam membela murjiah
Abu hatim berkata: Dia tidak kuat.
Al Uqaili berkata: Imam Muhammad bin Yahya menyatakan  dia lemah.
Abu Ahmad Al Hakim berkata: Menurut mereka tidak kuat
Ibnu Sa`d berkata: Dia banyak meriwayatkan hadis,  murji`ah,  lemah.
Assaji berkata: Dia meriwayatkan hadis mungkar dari Imam Malik. [3]
Ibnu katsir menyatakan  hadis حَيَاَتِيِ.............  adalah mursal ( lemah ) [4]Begitu juga pengarang kitab al fathul kabir 76/2
Ada perawi lagi bernama Zadzan – guru Abdullah bin Assa`ib.
Dia suka memursalkan hadis dan condong kepada syi`ah. Ibnu Hibban berkata: Dia sering keliru dalam menyampaikan  hadis [5]

Dengan hadis lemah tersebut Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  memperbolehkan minta doa kepada Rasulullah SAW sekalipun sudah berbaring di bawah pusaranya.Terus kapan para sahabat, imam madzhab empat  minta doa kepada Rasulullah SAW  yang sudah meninggal  dunia. Kita ini ikut pemikiran yang sederhana. bila ada hadisnya yang sahih,  kita harus mengikutinya dan jangan golongan yang di kedepankan. Akhirnya ajaran  golongan salah atau benar dibela.
Bila amal perbuatan umat Rasulullah SAW  di tampakkan kepada nabi,  lalu bila  jelek, beliau memintakan ampun,  sudah tentu doa Rasulullah SAW mustajab dan umatnya secara keseluruhan tidak punya dosa,  lalu apa guinanya ayat yang memerintahkan minta ampun atas dosa – dosa yang di lakukan sebagaimana  ayat:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالله ُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.[6]
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.[7]
 Hadis tentang Rasulullah SAW  memintakan ampun untuk umatnya akan membikin umatnya mengabaikan kebaikan dan banyak melanggar hukum Allah karena pada  prinsipnya Rasulullah SAW  memintakan ampun. Biar aku berdosa dabn berdosa lagi,  dan yang penting  dosa saya akan di ampun. Hal ini mirip dengan Yesus terbunuh dan rela mati untuk menebus dosa umatnya dan ini adalah kekeliruan yang nyata.
Orang yang melakukan dosa sendiri belum bertobat dan tidak mau minta ampun,  kok malah di ampun dosanya,  nantinya surga akan penuh dan neraka akan sedikit penghuninya. Hal ini bertentangan  sdengan ayat:
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلاَّ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى  ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan  seorang manusia tiada memperoleh balasan selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan. Kemudian akan diberi balasan  dengan balasan yang paling sempurna,[8]
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.[9]


Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.






[1] Ad dho`ifah 474/2
[2] Fadhlus sholah alan nabi 36/1  dho`if jami`  2746
[3] Mausuatuh ruwatil hadis  4160
[4] Jami`ul masanid wal marosil  241/4
[5] Mausuatuh ruwatil hadis 1976
[6] Muhammad 19
[7]  Hud 3
[8] An Najem 36-41
[9] Annamel 90
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan