Rabu, Januari 23, 2013

الدُّعَاء




Al-Du`a
Doa


رَبَّنَا صَلِّ وَسَلِّمْ   عَلَى نَبِيْنَا الْمُعَلِّمْ
مُحَمَّدْ وَالْمُلاَزِمْ     فِى سَلْكِ مَنْهَجِ اْلقَوِيْم

Wahai Tuhan kami berilah rahmat dan salam kepada nabi kita yang pengajar
Muhammad  dan yang selalu tetap di  manhaj yang lurus


Keterangan: Nabi SAW sebagai guru itu mengambil dalil dari ayat :
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِين
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (al-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”[1]

رَبَّنَا بِالنَّبِي اْلكَرِيْم  ذِيْ الجَاهِ وَالصِّيْتَةِ الشَّمِيْم
سَهِّلْنَا رَبَّناَ الْعَلِيْم     ضَمَّ اْلعُلُومِ وَالتَّعْلِيْم


Wahai Tuhan kami dengan nabi yang mulia, berkedudukan, nama harum, permudahlah  untuk kami wahai Tuhan kami yang Maha Tahu  untuk mengumpulkan ilmu dan mengajar.

Keterangan: Sang penyair di syairnya kali ini melakukan tawasul yang bid`ah dengan kedudukan Nabi e. Itu langkah yang mengarah kepada kesyirikan dan mirip kaum Kristen yang bertawasul kepada Yesus. Tawasul  seperti itu  tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang melakukannya.
رَبَّنَا بِالْخَلْقِ الْعَظِيم  خَلَقْتَ بالْخُلْقِ التَّمِيْم
خَلَقْتَنَا حُسْنَ التَّقْوِيم  أَتْمِمْ خُلْقَنَا يَاعَظِيمْ

Wahai Tuhan kami dengan makhluk yang agung, engkau menciptakan akhlak yang sempurna.
Engkau menciptakan kami  tubuh yang baik, sempurnakan akhlak kami wahai Tuhan yang Agung.

Keterangan:  Asal mula saya tidak suka dengan kalimat penyair... Dengan makhluk yang agung, karena keagungan bukan sifat manusia, hewan atau burung, tapi ia milik Allah. Lantas saya cari dalam buku–buku hadits  yang saya miliki, saya jumpai Rasulullah SAW juga pernah mengirim surat ke pembesar Bahrain  sebagaimana  hadits sebagai berikut:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلًا وَأَمَرَهُ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ الْبَحْرَيْنِ فَدَفَعَهُ عَظِيمُ الْبَحْرَيْنِ إِلَى كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ مَزَّقَهُ
“Sesungguhnya Rasulullah e berkirim surat yang dibawa seorang lelaki  dan diperintahkan agar diberikan kepada orang yang agung (azhim di sini lebih pas diartikan sebagai penguasa, editor.) di Bahrain, lalu dia memberikan kepada kisra. Ketika membacanya lalu dirobek.[2] Hadits dari Ibnu Abbas.

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW juga menyebut penguasa Bahrain dengan kalimat mengagungkan. Dengan demikian kalimat itu bukan untuk Tuhan saja tapi juga untuk makhluk-Nya sekali pun maknanya berbeda. Yakni keagungan untuk manusia beda dengan keagungan Allah.

رَبَّنَا بِالْعَبْدِ اْلعَظِيمْ     مُحَمَّدْ رَؤُوفٍ رَحِيمْ
سَلِّمْنَا مِنْ عَدْوٍ رَجِيمْ  وَعَذَابِ النََّارِ الْجَحِيمْ

Wahai Tuhan kami dengan hamba yang agung – Muhammad yang belas kasih
… selamatkan kami dari musuh yang terlaknat dan siksaan api neraka Jahim

آمِيْن آمِيْن آمِيْن آمِيْن  آمِيْن يَارَبَّنَا الْحَلِيمْ
آمِيْن آمِيْن آمِيْن آمِيْن  آمِيْن يَارَبَّنَا اْلكَرِيمْ 


Amin, Amin, Amin, Amin    Amin wahai Tuhan kami yang Maha pengampun  
Amin, Amin, Amin, Amin     Amin, wahai Tuhan kami yang mulia.


[1] Surat al-Jumu`ah:2.
[2]  Shahih al-Bukhari (64), sahih.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan