Rabu, Desember 26, 2012

Shalawat Nabi Bergema di Kampus IPB




Bogor, NU Online
Ribuan mahasiswa dan warga Bogor memadati gedung Graha Widya Wisuda (GWW), Institut Pertanian Bogor (IPB), yang berlokasi di kampus Darmaga dalam kegiatan bertema “Gebyar Shalawat Cinta Rasul Untuk Melestarikan Tradisi Rebana dan Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah”  Ahad malam (23/12) lalu
Kegiatan ini diprakarsai oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB dan didukung penuh oleh pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB, serta melibatkan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara sebagai media partner.
Selain diisi dengan pembacaan maulid Nabi, tahlil dan simtud duror yang dipimpin oleh Al-Habib Hasan bin Abdul Qodir Al-Athas dari Keramat Empang, kegiatan yang melibatkan kalangan habaib dan alim ulama se-Bogor tersebut juga dirangkai dengan Festival Rebana se-Bogor Raya, yang dihelat pada Ahad siang, dengan menyertakan 15 tim.

Sungguh di luar dugaan, IPB menyelenggarakan kegiatan seperti ini. Ini kegiatan Maulid Nabi pertama yang saya ikuti di IPB. Semoga ke depan kegiatan seperti ini dapat terus dilangsungkan di IPB,” ujar Habib Hasan.

Pembina KMNU IPB Dr Ifan Haryanto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut sebagai upaya untuk melestarikan dan menyebarkan ajaran serta kesenian tradisional Islam di tengah masyarakat. Islam sangat mengakar kuat di Indonesia karena faktor budaya, yang telah mendarah daging dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke genderasi berikutnya selama delapan abad.

Tanpa adanya pendekatan kesenian dan kebudayaan, Islam tidak akan mengakar kuat di Indonesia. Sejak awal kehadirannya, Islam dapat beradaptasi sekaligus mampu hidup berdampingan dengan budaya-budaya lokal nusantara,” kata Ifan Haryanto.

Di sisi lain, Ifan Haryanto yang juga pengurus ISNU pusat ini mengatakan, perlu pendekatan baru dalam mengemas pesan-pesan dakwah, termasuk menyiarkan kesenian tradisional Islam. Bila pada puluhan tahun silam, dakwah hanya didominasi ustadz-ustadz tamatan pesantren dengan pendekatan sangat sederhana, namun saat ini perlu didomodifikasi. Pasalnya selain harus menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat perkotaan, dakwah juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang ada.

Hal inilah mengapa kegiatan Festival Rebana dan Maulid Nabi SAW di IPB  sangat penting, karena masyarakat kampus memegang peran sangat besar dalam mendorong perubahan di tengah masyarakat,” ungkap dia.

Direktur Kemahasiswaan IPB Dr. Rimbawan mengatakan, kegiatan tersebut sebagai syiar Islam yang perlu didukung penuh. “Kegiatan ini tidak hanya sekedar lomba atauu kreativitas mahasiswa, namun juga wujud syiar dan kepedulian terhadap pelestarian seni tradisional Islam,” terangnya.

Ia juga mengucapkan terimakasih dan selamat kepada panitia yang telah sukses menyelenggarakan acara ini. “IPB sangat mendukung minat dan bakat mahasiswanya. Alangkah senangnya, apabila minat dan bakat dibidang seni yang membawa kehalusan budi dapat meningkatkan daya ingat untuk selalu mensyukuri nikmat” tegas Rimawan.

Ketua KMNU IPB M Aldy K Khuluq menambahkan, festival dibuka secara simbolik oleh  Nunung Munawaroh, SAg selaku pembina KMNU IPB. Imengatakan bahwa geliat NU di IPB mulai terasa dari 5-6 tahun yang lalu, berkat Ahmad Fahir dan kawan-kawan yang rindu akan tradisi, KMNU mulai bercokol di IPB sampai saat ini. “Dulu, lebih dari 200 mahasiswa IPB tergabung dalam KMNU IPB”, tambahnya.

Alhamdulillah, berkat KMNU, shalawat bisa bergema di kampus IPB,” kata Aldy K Khuluq.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Rebana Choirul Anam mengatakan, Festival Rebana dimenangkanoleh tim An-Nur sebagai juara 1. Trofi, sertifikat dan hadiah berupa uang senilai Rp. 2.000.000,00 diserahkan oleh perwakilan dari Robithoh Al-Alawiyah Indonesia. Juara 2 diraih oleh tim Nurul Iman. Trofi, sertifikat serta hadiah berupa uang senilai Rp. 1.500.000,00 diserahkan oleh Direktur Kemahasiswaan IPB.

Sedangkan juara 3 diraih oleh Al-Khidmah IPB. Trofi berikut sertifikat dan uang senilai Rp. 1.000.000,00 diserahkan oleh pembina KMNU yaitu Dr. Ir. Aji Hermawan, MM. Juara favorit diraih oleh tim En-Ha. Trofi berikut sertifikat dan uang senilai Rp. 750.000,00 diserahkan oleh ketua KMNU yakni Aldy Khusnul Khuluq.
Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ahmad Fahir

Komentarku ( Mahrus ali): 
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Selain diisi dengan pembacaan maulid Nabi, tahlil dan simtud duror yang dipimpin oleh Al-Habib Hasan bin Abdul Qodir Al-Athas dari Keramat Empang, kegiatan yang melibatkan kalangan habaib dan alim ulama se-Bogor tersebut juga dirangkai dengan Festival Rebana se-Bogor Raya, yang dihelat pada Ahad siang, dengan menyertakan 15 tim.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Apakah mereka itu tidak paham, atau pura pura bodoh untuk menyimpan kebenaran dan menampakkan kesalahan, mengganyang kebenaran untuk membela kesalahan. Bagi orang yang paham bahasa arab akan tahu bahwa dalam maulid banyak kesyirikannya sepi dari tauhid, Ia bid`ah yang menyesatkan bukan sunnah yang membawa ke jalan lurus. Klik lagi disini:
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Di sisi lain, Ifan Haryanto yang juga pengurus ISNU pusat ini mengatakan, perlu pendekatan baru dalam mengemas pesan-pesan dakwah, termasuk menyiarkan kesenian tradisional Islam. Bila pada puluhan tahun silam, dakwah hanya didominasi ustadz-ustadz tamatan pesantren dengan pendekatan sangat sederhana, namun saat ini perlu didomodifikasi. Pasalnya selain harus menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat perkotaan, dakwah juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang ada.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Setahu saya kesenian tradisional Islam yang tersebar ini bukan kesenian Islam tapi keseniantradisional kekufuran dan kesyirikan, bukan kesenian Islam yang bertauhid. Ia harus distop, bukan di lestarikan, dibuang saja , jangan diambil lagi. Ingatlah firmanNya:
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang dimintai. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ( 12 Ghofir ).

Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.
 

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Kalau anak-anak Maarif dan pesantren di daerah saya lebih suka musik-musik pop daripada sholawatan.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan