Sabtu, Desember 15, 2012

Bakso oplosan daging babi “Planetaria 56” berlambang sertifikasi halal MUI

 


Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat menemukan bakso kemasan merek “Planetaria 56” yang isinya mengandung oplosan daging babi.
Tak ada yang menyangka bahwa bakso itu ternyata mengandung babi. Soalnya, di kemasan bakso tertera tulisan “bakso sapi” disertai lambang sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia berwarna biru.
Bakso produksi PD Usaha Food, Tangerang, ini ada logo halal dan label bakso sapi, maka termasuk penipuan.
Inilah beritanya.
***
Bahkan Bakso ‘Babi’ Planetaria 56 Pun Dilabeli Halal

http://nahimunkar.com/wp-content/uploads/2012/12/bakso-planetaria_82365237647832.jpg


BERHATI - hatilah jika Anda membeli bakso, karena bisa jadi bakso sapi yang dilabeli “halal” ternyata dioplos dengan daging babi. Temuan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat menemukan bakso kemasan merek “Planetaria 56” yang isinya mengandung oplosan daging babi.
Bakso yang ditemukan di Pasar Puri dan Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat pagi, 14 Desember, itu dijual secara eceran maupun kantongan berisi 50 butir. Tak ada yang menyangka bahwa bakso itu ternyata mengandung babi. Soalnya, di kemasan bakso tertera tulisan “bakso sapi” disertai lambang sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia berwarna biru, seperti dilansir Tempo.co.
Bakso produksi PD Usaha Food, Tangerang, tersebut baru diketahui mengandung babi setelah Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat melakukan uji laboratorium untuk menemukan protein babi. Kusniati Odilia, dokter yang melakukan uji lab, mengatakan bakso tersebut terbukti mengandung protein babi.
“Setelah dicampur dengan aqua bidestil (nama zat kimia) maka kalau mengandung babi akan ada dua strip yang tampak,” kata dokter petugas Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner tersebut, Jumat, 14 Desember 2012. Daging bakso yang mengandung babi beredar luas di Jakarta.
Selain menguji bakso merek Planetaria 56, petugas juga menguji bakso bermerek Monalisa, Kebon Jeruk, dan bakso gepeng tanpa merek. Namun, ketiganya dinyatakan aman.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Moris Parlindungan Sihombing, menyatakan produsen bakso tersebut bisa jadi melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen jika mengetahui bahan bakso merupakan campuran daging babi dan sapi.
“Sebetulnya kalau terang-terangan menyatakan itu mengandung babi tidak masalah, tetapi ini ada logo halal dan label bakso sapi, termasuk penipuan,” kata Moris di tempat inspeksi. Namun, pihaknya hanya bisa memberikan teguran lisan maupun tertulis. “Kalau pidananya itu polisi yang seharusnya turun langsung,” ujar dia.(fq/islampos/tempo)By Al Furqon on December 14, 2012
***
MUI: Sertifikasi Halal Bakso Oplosan Babi Sudah Expired


 http://nahimunkar.com/wp-content/uploads/2012/12/bakso1_83265623423.jpg



ـJakarta: Di temukannya produk bakso mengandung babi namun berlogo halal MUI tentu membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, LPPOM MUI diketahui sangat ketat dalam mengeluarkan sertifikasi halal.
Setelah melakukan penelusuran, LPPOM MUI pun langsung memberikan konfirmasinya. Menurut Farid Mahmud, SH., Kepala Bidang Informasi Halal LPPOM MUI, pihaknya mengakui jika pernah mengeluarkan sertifikasi halal untuk produk bakso Planetaria 56.
“Memang betul, yang mengeluarkan sertifikasi adalah LPPOM MUI Banten. Namun 1 Desember lalu, sudah expired masa berlakunya,” ujar Farid saat dihubungi detikFood, Jumat (14/12).
Menurut Farid, setelah masa berlaku sertifikasi habis, pihak produsen akan mengajukan sertifikasi lagi. “Namun dalam prosesnya, kita belum bisa mengeluarkan sertifikasi karena telusur asal daging belum final. Kita menemukan kecurigaan tentang asal usul daging, dan ketika ditemukan (mengandung babi), masih dalam proses pengajuan, belum final,” jelas Farid.
Seperti diberitakan sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat menemukan adanya produk bakso berbahan daging babi dengan merk Planetaria 56 yang diproduksi oleh PT Usaha Food, Tangerang, Banten. Pada kemasannya, terdapat logo halal MUI.
(flo/odi) detikFood  Jumat, 14/12/2012 19:50 WIB
(nahimunkar.com)
Komentarku ( Mahrus ali): 
Non muslim itu benci bukan senang kepada kaum muslimin yang enggan makan babi dan tidak minum minuman yang di larang. Karena itu, non muslim berupaya bukan diam berpangku tangan saja untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam kubang keharaman, bukan kehalalan, di jatuhkan ke dalam lembah hitam bukan di istana kebaikan. Bila anda tidak percaya, boleh baca ayat ini:

إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ(2)
Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.Mumtahinah 2




Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan