Kamis, Maret 29, 2012

Komentar Mahrus ali provokasi


Andi Susanto mengatakan... di komentar " Manthous meninggal dunia, yang lain tobatlah


apakah anda seorang muslim pak mahrus? Kok setiap komentar2 anda berbau provokasi? Kalo anda wahabi sy maklum,pake nama "mantan kyai NU" lg. Ini kan menyudutkan ormas dgn nama seperti tsb.
Dan di kolom ketika hendak menulis komentar ada tulisan
"Tuliskan Komentar Pesan yang baik , jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi , pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas"

Sebelum bapak mengatakan demikian,apakah tulisan bapak sudah bapak koreksi? Apakah membawa pesan yg baik dan tdk emosional pula?
Sudahkah anda fikirkan pak akibat dari tulisan2 bapak tersebut yg hanya akan menimbulkan perpecahan dan provokasi nantinya? Yg hanya menyebarkan dan menanamkan kebencian terhadap suatu kalangan tertentu.

Sy mengkritisi bapak "mantan kyai NU" untuk lebih cerdas dalam berdakwah,bkn menghujat karena tidak ada satu "hadits" pun yg membenarkan sifat menghujat.
Tetaplah bertabayyun terhadap sesama manusia kawulane Gusti...dan saya percaya kita sama2 bisa diskusi tanpa perlu menghina dan mencerca. Kita bisa tinggi tanpa perlu menginjak kepala lawan. Selamat diskusi. Lakukan dgn saling menghormati, Lakukan dgn semangat mencoba memahami Bukan mencoba menang sendiri.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Anda menyatakan:
Kok setiap komentar2 anda berbau provokasi?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mana komentar saya yang bersifat provokasi? Tunjukkan, jangan menuduh tanpa bukti. Komentar saya bersifat memberi wasiat semama muslim, memberi nasehat baik yang berdalil, bukan saling memerintah keburukan atau kejahatan, Sifat Komentar saya hanya amar ma`ruf, bukan perintah kejelekan, saling mencegah kemungkaran, bukan mengajaknya. Dan setelah lima ratusan ribu lebih  pengunjung, hanya anda yang menyatakan seperti itu.Bila komentar saya ini anda anggap perovokasi, apakah anda memerlukan komentar yang diam terhadap kemungkaran, toleransi kepada kesyirikan?.
Anda menyatakan:
Kalo anda wahabi sy maklum
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tentang wahabi atau bukan wahabi, bukan masalah penting, tapi masalah kecil sekali.  Yang penting keterangan saya  menyesatkan atau mengarahkan ke jalan Allah bukan jalan setan, menegakkan ajaran Allah bukan meruntuhkannya.
Anda menyatakan lagi:
pake nama "mantan kyai NU" lg. Ini kan menyudutkan ormas dgn nama seperti tsb.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Masalah mantan kyaiNU, Muhammadiyah, LDII, salafy bukan masalah yang layak di perhatikan, tapi keterangan ajaran yang kita baca ini merugikan agama atau tidak, cocok dengan al quran atau bertentangan dengannya. Orang – orang NU di kampung saya  diam saja terhadap masalah itu, dan mereka juga mengetahui bahwa saya aslinya adalah kiyai NU bukan kiyai Muhammadiyah dll.
Anda menyatakan lagi;
Dan di kolom ketika hendak menulis komentar ada tulisan
"Tuliskan Komentar Pesan yang baik , jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi , pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas"

Sebelum bapak mengatakan demikian,apakah tulisan bapak sudah bapak koreksi? Apakah membawa pesan yg baik dan tdk emosional pula?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mana komentar saya yang anda anggap emosional? Jangan artikan emosional  karena  tidak cocok dengan nafsumu saja. Pada hal ia baik menurut al quran buruk menurut kamu. Maklum favoritmu buku primbon  sebagaimana kamu tulis  sendiri dalam profilmu
 Anda menyatakan lagi:
Sudahkah anda fikirkan pak akibat dari tulisan2 bapak tersebut yg hanya akan menimbulkan perpecahan dan provokasi nantinya? Yg hanya menyebarkan dan menanamkan kebencian terhadap suatu kalangan tertentu.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mereka senang atau benci terserah, Yang penting saya hanya amar ma`ruf dan nahi munkar. Para Rasul dulu juga di benci dan dihina. Lihat ayat sbb:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ﴿٦٥﴾
065. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"  Tobat 65.

Menghina Rasul itu hanya di lakukan oleh non muslim bukan orang muslim sebagaimana ayat:
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ(10)
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (`azab) olok-olokan mereka.Al an`am 10

 Selain anda, banyak pembaca  dan tidak sedikit yang mendapat ilmu pengetahuan tentang Islam yang baru bukan tentang kedurhakaan yang lama yang biasanya di senangi banyak orang.  

Baca lagi disini:
03 Mar 2012
Anda menyatakan lagi:
Sy mengkritisi bapak "mantan kyai NU" untuk lebih cerdas dalam berdakwah,bkn menghujat karena tidak ada satu "hadits" pun yg membenarkan sifat menghujat.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mana komentar saya yang menghujat? Tunjukkan. Saya hanya menjelaskan tentang kedurhakaan dan bahayanya dan tentang kebaikan dan manfaatnya.
Anda  menyatakan.
Kita bisa tinggi tanpa perlu menginjak kepala lawan.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya tidak ingin derajat tinggi menurut manusia, rendah menurut syariat.  Saya  tidak akan menjadi lawan sesama muslim, tapi saya akan menjadi lawan muslim yang munafik, musrik, kafir. Lihat ayat sbb:
لْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma`ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Tobat 67.

Allah akan memberikan adzab pada orang – orang munafik sebagaimana ayat sbb:
لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً ﴿٧٣﴾
073. sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ahzab 73

Anda menyatakan lagi:

Selamat diskusi. Lakukan dgn saling menghormati, Lakukan dgn semangat mencoba memahami Bukan mencoba menang sendiri.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau mau mengkritisi buku saya silahkan, kamu itu orang prawirataman, yogyakarta, Indonesia, favoritmu: campursari, langgam jawa. Buku favoritmu: primbon
Maaf, jangan mengajak diskusi dengan saya, belajarlah Islam dulu, hindarilah kemungkaran dulu. LBMNU yang mengkeritisi buku saya saja kesulitan , apalagi kamu yang minim paham agamanya.
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Sy mengkritisi bapak "mantan kyai NU" untuk lebih cerdas dalam berdakwah,bkn menghujat karena tidak ada satu "hadits" pun yg membenarkan sifat menghujat.

    Tetaplah bertabayyun terhadap sesama manusia kawulane Gusti...dan saya percaya kita sama2 bisa diskusi tanpa perlu menghina dan mencerca. Kita bisa tinggi tanpa perlu menginjak kepala lawan. Selamat diskusi. Lakukan dgn saling menghormati, Lakukan dgn semangat mencoba memahami Bukan mencoba menang sendiri.


    Maaf, saya enggak membela-bela atau taklid buta terhadap pribadi bapak Mahrus tetapi saya sungguh kenal sikap seperti ini khas orang yang tidak senang. Kalimat 'bukan mencoba menang sendiri' itu khas orang yang kalah. Mengapa Tuan Andi bertanya akan keislaman bapak Mahrus? Apa juga salahnya Wahhabi kok Anda begitu maklum dengan Wahhabi? Apakah seperti demikian mestinya seorang muslim berkata-kata? Atau ini ajaran sebuah golongan yang memengaruhi Anda, wahai Tuan? Mungkin Anda lebih mengerti tetapi tolong dong, tunjukkan terlebih dulu mana yang menghujat, mana yang mencerca, mana yang menurut Anda keliru. Anda sendiri menulis kata "saya" saja disingkat. Kalau saya, meski saya awam, malu sekali menyingkat begitu, Mas. Kalau memang Anda mengkritisi, teladani dong para orang yang Anda sebut "Wahhabi" itu yang kalau bicara pakai dalil. Lihat pak Mahrus menjawab komentar Anda pakai dalil. Marilah saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran (Al-'Ashr 1~3). Semoga Anda tidak marah.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan