Sabtu, Maret 10, 2012

Jawabanku yang kedua untuk Idrus Ramli dan Sarkub

 Idrus Ramli menulis yang di kutip oleh Sarkub sbb:
Hadits yang diriwayatkan oleh Suhail bin Abi Shalih al-Taimi:

كان النبي صلی الله عليه و آله يأتي قبورالشهداء عند رأس الحول فيقول: السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار و
وكان ابو بكر و عمر وعثمان يفعلُون ذلك

“Nabi SAW mendatangi kuburan orang-orang yang mati syahid ketika awal tahun, beliau bersabda: “Keselamatan semoga terlimpah atas kamu sekalian, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat kembali ke surga. “Shahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal yang sama seperti Nabi SAW.” (diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf, III/537 dan al-Waqidi dalam al-Maghazi).
Hadits di atas menerangkan kebolehan melakukan amaliah pada waktu tertentu, sedangkan hadits yang dijadikan landasan oleh Mahrus untuk melarang ziarah kubur dalam waktu tertentu terlihat kurang tepat.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sungguh tidak terkira bila anda sebodoh itu menggunakan dalil hadis lemah untuk landasan hukum . Lihat sanad hadis dimana Rasul melakukan ziarah  ke kuburan para syuhada`. Sanadnya sbb:
مصنف عبد الرزاق - (ج 3 / ص
574)
6 - عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْمَدِيْنَةِ عَنْ سُهَيْلٍ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ مُحَمَّدٍ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ التَّيْمِي قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي قُبُوْرَ
الشُّهَدَاءِ عِنْدَ رَأْسِ الْحَوْلِ (1) فَيَقُوْلُ : السَّلاَمُ (2) عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ، قَالَ : وَكَانَ أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ يَفْعَلُوْنَ ذَلِكَ (3).
Abd Razzaq meriwayatkan dari seorang lelaki dari penduduk Medinah dari Suhail bin Abu Sholeh dari Muhammad bin Ibrahim At taimi berkata: “Nabi SAW mendatangi kuburan orang-orang yang mati syahid ketika awal tahun, beliau bersabda: “Keselamatan semoga terlimpah atas kamu sekalian, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat kembali ke surga. “Shahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal yang sama seperti Nabi SAW.”
      Ada perawi yang cacat, yaitu lelaki dari penduduk Medinah, siapakah  namanya, bagaimana identitasnya , apakah dia penyamun, pendusta, perawi lemah atau bisa dipercaya. Dalam ilmu Mustholah, hal sedemikian ini termasuk merusak kwalitas sanad hadis. Boleh dikatakan lemah.
Dan sanad hadis tsb terputus. Muhammad  bin Ibrahim Attaimi  tsb bukan sahabat Nabi SAW. Ini tanda yang nyata bukan samar lagi bahwa hadis tsb lemah bukan hadis sahih atau hasan. Perlu di kaji lagi om agar tidak menyesatkan umat bukan mengarahkan mereka ke jalan yang lurus tapi bengkong.Lihat identitas perawi Muhammad bin Ibrahim sbb:

  ــ  مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ خَالِدٍ الْقُرَشِى التَّيْمِى ، أَبُو عَبْدِ اللهِ اْلمَدَنِى
الطَّبْقَةُ : 4  : طَبْقَةٌ تَلِى اْلوُسْطَى مِنَ التَّابِعِيْنَ
الْوَفَاةُ : 120 هـ عَلَى الصَّحِيْحِ
مَرْتَبَتُهُ عِنِْدَ ابْنِ حَجَرَ : ثِقَةٌ لَهُ أَفْرَادٌ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الذَّهَبـِي : وَثَّقُوهُ ، وَ قَالَ أَحْمَدُ : رَوَى مَنَاكِيْر
Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits bin Kholid Al Qurasyi At Taimi – Abu Abdillah al Madani
Tingkatan: Termasuk pertengahan Tabiin
Wafat:  12 H menurut Qaul yang sahih.
Martabatnya menurut Ibn Hajar : Dia perawi terpercaya yang punya hadis – hadis yang hanya dia sendiri yang meriwayatkannya bukan orang lain.
Martabatnya menurut Dzahabi: Ulama menyatakan dia perawi terpercaya. Imam Ahmad menyatakan: Dia banyak meriwayatkan hadis – hadis munkar. [1]
تَهْذِيْبُ اَلكَمَالِ ِللْمِزِّي - (ج 3 / ص 251)
وَمُحَمَّدٌ بْنُ إبْرَاهِيْمَ التَّيْمِي مِنْ صِغَارِ التَّابِعِيْنَ، وَلَمْ يُدْرِكْ أُسَيْدَ بْنَ حُضَيْر فَرِوَايَتُهُ عَنْهُ مُنْقَطِعَةٌ،
Dalam kitab Tahdzibul Kamal 3/ 251 diterangkan:
Muhammad bin Ibarhim Attaimi termasuk Yunior Tabiin dan tidak menjumpai Sahabat Usaid bin Khudhair . Riwayatnya dari padanya adalah terputus.
Komentarku ( Mahrus ali ):
  Pada hal hadis yang digunakan oleh Idrus Ramli tadi adalah dari  Muhammad bin Ibrahim yang menyatakan bahwa Nabi SAW berkunjung ……………………Pada hal dia tidak menjumpai sahabat apalagi Nabi SAW. Ini dalam ilmu mustholah di katakan hadis Mursal yang tidak boleh di buat pegangan. Mengapa Idrus Ramli diam saja, tidak memberikan keterangan lemah kepada pembaca, bahkan  dibuat landasan untuk menyalahkan kebenaran yang disampaikan banyak ulama, terutama ulama ahli hadis. Sungguh kasihan pembaca yang ingin kebenaran, lalu sengaja diselewengkan oleh Idrus Ramli.    Banyak jumlah pembaca bukan satu orang. Ini ciri buruk bukan citra baik  bagi seorang lelaki apalagi sebagai guru yang ditiru bukan orang awam.
مُصَنَّف عَبْدِ الرَّزَّاقِ - (ج 3 / ص 574)
3) أَخْرَجَهُ ابْنُ شَبْةَ مِنْ مُرسَلِ عَبَّادٍ بْنِ صَالِحٍ كَمَا فِي وَفَاءِ اْلوَفَاءِ 2 : 112 وَالْبَيْهَقِي عَنِ اْلوَاقِدِي كَمَا فِي شَرْحِ الصُّدُوْرِ
Dalam kitab Mushonnaf  Abd Razzaq 3/574 juga di jelaskan
 Hadis tsb juga diriwayatkan oleh Ibnu Syaibah dari mursal Abbad bin Sholeh  sebagaimana dalam kitab  Wafaul wafa 2/ 112. Dan Al baihaqi dari Al Waqidi sebagaimana dalam kitab Syarhus sudur.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam kitab Mushonnaf Abd Razzaq  sendiri ada keterangan dalam foot notenya yaitu hadis tsb dari hadis mursal Abbad bin Sholeh – Ini tanda lemahnya hadis tsb. Pada hal Idrus Ramli mengambil hadis itu dari riwayat Abd Razzaq. Mestinya dia ngerti dan paham bukan tidak paham bahwa hadis itu lemah bukan sahih. Mengapa dia sengaja menyimpannya untuk mengelabuhi pembaca bukan bersikap jujur kepada mereka.  Hal itu dia lakukan agar dikira hadis itu sahih. Ini bahaya sekali bukan agak bisa menyelamatkan. Kasihan sekali mereka yang percaya padanya lalu  dia main – main – tidak serius dalam memberikan keterangan.Bahkan menutupi kebenaran untuk menyalahkan  kebenaran yang saya tulis.
Dalam : http://www.kl28.net/knol5/?p=view&post=20905 terdapat keterangan sbb:
وَهَذَا مُعْضَلٌ
وَذَكَرَهُ اْلوَاقِدِي فيِ كِتَابِ الْمَغَازِي فِي غَزْوَةِ أُحُدٍ هَكَذَا مِنْ غَيْرِ سَنَدٍ
Ini hadis adalah Mu`dhol ( lemah sekali) . Ia disebut oleh Al Waqidi dalam kitab al Maghozi dalam bab: "Perang Uhud " tanpa  sanad.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi jelas lemahnya. Al Waqidi yang meriwayatkan hadis tsb disebut juga oleh Idrus Ramli, ternyata riwayatnya tanpa sanad.
Bersambung……………….. maaf, masih sibuk.


[1] Mausuah ruwatil hadis 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan