Minggu, Februari 19, 2012

PIhak aswaja menang, wahabi kalah, jangan percaya

Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan, Sabtu (17/12/2011) melantik pengurus ranting NU se-Kota Balikpapan, bertempat di Auditorium PT. Kilang Mandiri. Sehingga saat ini PCNU Balikpapan memiliki 5 MWC dan 27 Ranting.

Pelantikan yang dikemas dengan seminar tentang internalisasi Ahlussunnah Wal Jama’ah itu diikuti oleh 300 orang pengurus NU se-Balikpapan, mulai dari tingkat cabang hingga tingkat ranting.

Pada kesempatan itu, hadir sebagai pembicara Ustadz Muhammad Idrus Ramli, salah satu anggota Tim Kaderisasi ASWAJA PWNU Jawa Timur. Dalam seminar tersebut, Ustadz Idrus Ramli memaparkan tentang makna dan hakikat Ahlussunnah Wal Jama’ah berdasarkan al-Qur’an, hadits dan pemahaman para ulama yang mu’tabar.

Kegiatan ini sebagai salah satu langkah untuk membendung gerakan Wahabisasi yang semakin marak di Kota Balikpapan. Selama ini Balikpapan pusat gerakan aliran Wahabi. Dengan demikian, dibawah kepemimpinan KH. Abbas Alfas, PCNU Kota Balikpapan melakukan langkah-langkah strategis. Terutama penataan organisasi yang selama ini vakum.

Untuk memberikan pemantapan terhadap warga Nahdliyyin di Balikpapan, PCNU juga menggelar dialog terbuka antara Ustadz Muhammad Idrus Ramli dengan Ustadz Adzro’i Abdusysyukur seorang tokoh Wahabi. Dialog yang dikemas dalam acara bedah buku “Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sedar? Jawaban Terhadap Buku-Buku Mahrus Ali”, yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Idrus Ramli bersama Habib Muhammad Syafiq Al-Idrus, itu digelar di Masjid Agung At-Taqwa, Balikpapan dengan diikuti oleh sekitar 1000 orang lebih.

Selama ini Ustadz Adzro’i dalam ceramahnya di berbagai tempat dan melalui radio tidak pernah berhenti membid’ahkan dan mensyirikkan warga nahdliyyin yang melakukan istighatsah dan tawassul. Tak ayal, warga nahdliyyin Balikpapan sangat menunggu kehadirannya dalam acara dialog tersebut. Sehingga ketika Ustadz Adzro’i diketahui kehadirannya, suasana menjadi tegang. Para peserta menunggu apa yang akan dibicarakan oleh kedua pembicara berbeda aliran itu.

Ustadz Idrus Ramli diberi waktu untuk mengawali dialog dengan memaparkan hakikat istighatsah dan tawassul beserta dalil-dalilnya dari hadits-hadits shahih dan amaliah para sahabat. Usai Ustadz Idrus, moderator memberi kesempatan dan meminta Ustadz Adzro’i untuk memberikan tanggapannya.

Namun, jawaban Adzro’i ternyata tidak memuaskan. Ia justru mengaku tidak memusyrikkan orang yang melakukan istighatsah dan tawassul, karena dasarnya sangat kuat sebagaiman dipaparkan oleh Ustadz Idrus di awal. Jawaban tersebut membuat para peserta yang hadir tertawa dan bersorak sorai, karena selama ini memang warga Balikpapan sering mendengar sendiri pernyataan Adzro’i yang memusyrikkan istighatsah. Tetapi dalam dialog tersebut, Adzro’i justru tidak mengakuinya.

Kemudian moderator meminta tanggapan Adzro’i tentang ziarah umat islam ke makam para auliya’, apakah syirik atau tidak. Ternyata Adzro’i menjawab secara diplomatis, bahwa ziarah kubur dapat mengingatkan kita pada kematian, sehingga dibolehkan. Akhirnya Ustadz Idrus Ramli memaparkan ziarah kubur dalam berbagai aspeknya beserta dalil-dalilnya. Setelah Ustadz Idrus memaparkan hal ini secara detail beserta dalil-dalilnya, Ustadz Adzro’i segera meninggalkan acara dan berpamitan tidak bisa melanjutkan dialog dengan alasan ada acara lain di luar.

Melihat ulah Ustadz Adzro’i yang kabur melarikan diri setelah dirinya tidak berkutik itu, para hadirin semuanya tertawa. Selanjutnya acara dialog dilanjutkan tanpa kehadiran pembanding dari pihak Wahabi hingga selesai pukul 13.00.

(Disadur dari Majalah AULA Edisi Januari 2012, Dapatkan Majalahnya di toko / kios buku dan agen Majalah terdekat di kota Anda)
http://www.sarkub.com/2012/dialog-terbuka-di-balikpapan-wahabi-tak-berkutik/

Judul asli: Dialog Terbuka di Balikpapan, Wahabi Tak Berkutik

Komentarku ( Mahrus ali ):
Dalam artikel itu di katakan:
Dialog yang dikemas dalam acara bedah buku “Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sedar? Jawaban Terhadap Buku-Buku Mahrus Ali”, yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Idrus Ramli bersama Habib Muhammad Syafiq Al-Idrus, itu digelar di Masjid Agung At-Taqwa, Balikpapan dengan diikuti oleh sekitar 1000 orang lebih
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya kurang sreg  kurang yakin tentang berita dari majalah Aula tentang dialog tsb, sebab, jangan – jangan sebagaimana dialog di pasca sarjana IAIN yang di politisir untuk kepentingan golongan bukan Islam – ya`ni untuk kepentingan tegaknya kebid`ahan bukan sunnah.  Dimana pendapat LBM NU Jember yang keliru di menangkan dan pendapat Pak Muammal yang benar di salahkan dlm dialog di Pasca sarjana. Bacalah lagi disini:
20 Des 2011

26 Jul 2011
Di katakan lagi dalam artikel itu:
Ustadz Idrus Ramli diberi waktu untuk mengawali dialog dengan memaparkan hakikat istighatsah dan tawassul beserta dalil-dalilnya dari hadits-hadits shahih dan amaliah para sahabat.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sayang sekali  keterangan dan pemaparan Idrus Ramli tidak di cantumkan agar mudah di teliti kekeliruan dan kesesatannya.Masalah tawassul telah di jawab dengan bagus sekali di buku karya saya: “Sesat tanpa sadar”. Atau dengarkan cd pengajian saya. Dan Bacalah disana dan bacalah disini juga:
17 Jul 2011

16 Jul 2011
 Sayang sekali, setiap dialog  diadakan oleh pihak NU. Mestinya pihak yang independen. Pemerintah  yang mengadakan dan keamanan juga terjamin. Kalau pihak NU yang mengadakan, hasilnya sudah bisa di tebak sebagaiamana  dialog di Pasca sarjana IAIN Surabaya dimana kesalahan di menangkan dan kebenaran di kalahkan.  
Ahli bid`ah itu keliru, ngaku benar, di jalan bengkong, ngaku lurus. Persis dengan ayat ini:
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.Fathir 8
 Apakah tidak mungkin ayat itu untuk ahlus sunnah?
Jawab: Jelas tidak mungkin, sebab ahlus sunnah mengikuti tuntunan Rasul dan ahli bid`ah anti tuntunan senang kebid`ahan, senang menjalankan kebid`ahan dan enggan menjalankan tuntunan.
Artikel Terkait

15 komentar:

  1. komentar anda bukan jawaban tapi hanya alasan,,,^_^

    BalasHapus
  2. Apanya yang perlu di jawab. Tapi perlu di tanyakan mengapa omongan Idrus Ramli dan Ustadz Adzro’I tidak di cantumkan. Takut di salahkan ya. Atau ingin di benarkan saja tanpa mengetahui bagaimanakah omongan Idrus Ramli itu.

    BalasHapus
  3. sya udah lihat vidionya kenyataan kok, ust adzroi kabur,,,,terbirit2,,,,,diya membenarkan ziaroh dan amal2 lainnya, dan ktanya moderator makhrus ali udah di undang tapi gag keluar, beraninya di mbah gogel,,,,,ckwkwkw kyak anak kecil,,,,,,

    BalasHapus
  4. Untuk Sank Ghuroba'
    Bacalah disini:
    Mengapa saya tidak datang di debat terbuka di IAIN ? dan klik disini:
    http://mantankyainu.blogspot.com/2011/08/mengapa-saya-tidak-datang-di-debat.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. udahlah ilmunya cetek nih yg punya blog
      http://www.youtube.com/watch?v=b7ZniAMkrpU

      Hapus
    2. Kalau ingin adil, maka pihak yang mengadakan bukan NU tapi pemerintah pusat yang independen untuk dialog antara ahli bid`ah dan ahlis sunnah

      Hapus
    3. Untuk CATATAN TEKNISI KELAS TERI, memang benar apa yang kamu katakan. Saya dengar ceramah Muhammad Idrus Ramli itu banyak kedustaan bukan kejujuran,menyesatkan, bukan mengarahkan kepada ajaran benar.

      Hapus
  5. Mantan kyai NU anda yang sebenarnya AHLI BIDAH. bukan ahlisunnah waljamaah. anda menggunakan lebel NU padahal anda sendiri bukan orang NU. sayur ga berani berdebat dg ust. M Idrus Romli. Wahhabi (aliran Ibnu Taimiiyah (sebagian))yang sudah terkubur dalam2 aliran itu dihupkan kembali oleh Wahhabi alias aliran yang gak laku. bahkan kakaknya sendiri bilang pendiri wahhabi orangnya pemalas.
    lihat VIDEONYA NEH....
    http://www.youtube.com/watch?v=b7ZniAMkrpU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya bukan NU, alangkah marahnya orang dikampung saya ketika saya mengaku mantan kiyai nu. ternyata kemarahan itu dari orang jauh yang tidak mengerti persoalan. Dan orang kampung diam saja. Dua kali dialog di IAIN Pasca sarjana, ternyata kesalahan di menangkan. Begitu juga di balik papan, kesyirikan di bela. Dasar ahli bid`ah pengikut hawan nafsu bukan dalil.

      Hapus
  6. Kekalahan dalam suatu debat, bukan ukuran kesalahan, sebaliknya juga kemenangan suatu debat bukanlah suatu kebenaran. Tahu sendiri, ahlu bid'ah dalam berkomentar pada suatu blog yang disinyalir punya "Wahabi" tidak pernah mendatangkan dalil, tapi caci maki, umpatan, bicara kasar, dalam diskusi offair sudah bisa dipastikan, demi kemenangan debat, para Asal WAni JAwab pasti bersorak sorai untuk mendukung kyai bid'ahnya, terus menang deh.... Bagi Asal WAni JAwab perkara dalil nomer sekian yang penting lawan KO, tak usah pakai dalil wong kyainya pada pengajian saja gak pernah menggunakan dalil Hadits sebagai tafsir al Qur'an kok, bahkan ada yang terang-terangan tak perlu menggunakan dalil.

    BalasHapus
  7. Ayat yang anda sebut di atas tidak ada lafadz yang menyebut Nu (global), bisa saja maksudnya malah mahrus ali mntan kyai NU yang sesat!!!anda kebanyakan ngarang2 tafsir dari ayat di atas bung!!!menggunakan dalil gak pas ngaku2 ahli kebenaran!!!ha3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk muamar chadafi
      Ayat itu umum, bisa saya, kamu dan orang lain. Tapi ter arah kepada ahli bid`ah dan kafirin dan munafikin . kalau penegak sunnah , jarang .

      Hapus
  8. KH. Idrus Ramli dan ahli bid’ah—bukan mencari kebenaran, tapi yang beliau cari pembenaran—Yang jelas, KH. Idrus Ramli dkk merasa keberatan dan tidak terima dengan terbitnya buku-buku Laa Tasyuk ! Press tersebut, karena dianggap mengkafir-kafirkan dan menyesat-nyesatkan serta berbuat ini dan itu seperti yang telah dijelaskan dibuku pertama— ini disebabkan tidak lain hanyalah kedustaan dan rekaan. Hal itu dilakukan adalah untuk melarikan saudara- saudara pemula dan para pemuda dari dakwah yang benar ini. Nah disinilah lembut dalam berda’wah memang dianjurkan.

    BalasHapus
  9. salam hangat ana selaku admin blog dakwah
    tambahan dari ana ini
    http://www.kumpulankonsultasi.com/2015/06/mengapa-kyai-aswaja-nu-begitu-takut-terhadap-dakwah-salafi-wahabi.html

    BalasHapus
  10. Bila suatu perkara atau amalan yang sepertinya baik,tapi ads yang mengkritisi,menggugat,menyelisihi pasti amalan itu bermasalah,atau ada keraguan didalamnya,ada kemungkinan salah dari pada ragu ragu mending tinggalkanlah,toh masih banyak amalan sunnah yang belum bisa kits kerjakan,jangan sombong dan arogan.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan