Kamis, September 01, 2011

Tinggal penyesalan ! Ditinggal Mudik, Rumah Ludes Dimakan Api

Kamis, 01 September 2011 18:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebuah rumah yang terletak di Jalan Gotong Royong RT 15/7, No. 14, 15 Koja Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Kamis, ludes dilalap si jago merah ketika ditinggal mudik pemiliknya.
Beruntung peristiwa kebakaran yang berasal dari rumah ibu Ida (56) asal Jawa Tengah tersebut, berhasil dipadamkan oleh 5 unit mobil dinas pemadam kebakaran.
Menurut Nurdin Silalahi, Kepala Seksi Operasional Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Jakarta Utara, saat dikonfirmasi, api berasal dari dapur rumah yang ditinggal mudik.
Api dengan cepat merambat ke rumah sebelahnya, akibat kencangnya angin yang bertiup. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Sementara itu, menurut keterangan Wawan (45) warga sekitar, api berkobar dengan cepat menjalar ke rumah sekitarnya.
"Saat ditinggal mudik, lampu rumah ada yang menyala. Kemungkinan api berasal dari konseleting listrik," jelasnya. Kobaran api yang sempat membuang panik warga sekitar, yang mencoba memadamkan api dengan menggunakan ember. "Kami berusaha memadamkan api dengan air," terang Wawan.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara

Komentarku ( Mahrus ali )

Begitulah kehidupan dunia  bukan kehidupan di akhirat , setelah mengumpulkan harta dengan susah payah , tidak di infakkan di jalan Allah bahkan kadang di belanjakan di jalan setan . Bila di infakkan di jalan Allah  bisa di petik pahalanya di akhirat  namun bila  di jalan setan akan mendapat adzab di alam baqa`.
Terkadang untuk mendapatkan harta dengan mengorbankan ajaran agama – yang panting baginya uang , bukan halal atau haram . Ini urusan dunia bukan akhirat.
Kebakaran seperti itu , saya ingat ayat :
إِنَّا بَلَوْنَاهُمْ كَمَا بَلَوْنَا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ(17)وَلَا يَسْتَثْنُونَ(18)فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ(19)فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ(20)فَتَنَادَوْا مُصْبِحِينَ(21) أَنِ اغْدُوا عَلَى حَرْثِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَارِمِينَ(22)فَانْطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخَافَتُونَ(23)أَنْ لَا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِسْكِينٌ(24)وَغَدَوْا عَلَى حَرْدٍ قَادِرِينَ(25)فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوا إِنَّا لَضَالُّونَ(26)بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ(27)قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ(28)قَالُوا سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ(29)فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَلَاوَمُونَ(30)قَالُوا يَاوَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا طَاغِينَ(31) عَسَى رَبُّنَا أَنْ يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِنْهَا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا رَاغِبُونَ(32)كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ(33)
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil) nya di pagi hari, dan mereka tidak mengucapkan: "In syaa Allah",lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil memanggil di pagi hari: "Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya".Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan. "Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu".Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)" Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?" Mereka mengucapkan: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim".Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas".Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. Al qalam 17 -33
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan