Jumat, September 09, 2011

Aliran Sesat LDII Semakin Berani

Aliran Sesat LDII Semakin Berani
Ma’ruf Amin dan Jusuf Kalla Perlu Waspada
BILA aliran sesat LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) kini kian berani, itu karena memang ada dalihnya.
Pertama, kehadiran KH Ma’ruf Amin Ketua Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) –saat itu– pada acara Rapat Kerja Nasional LDII yang berlangsung di Balai Kartini Jakarta, Selasa 6 Maret 2007. Kehadiran Ma’ruf Amin ketika itu atas nama pribadi. Padahal, MUI telah mengeluarkan ketetapan bagi seluruh pengurusnya berupa larangan menghadiri acara-acara yang diselenggarakan LDII seperti Rakernas dan semacamnya, termasuk kehadiran secara pribadi. Alasannya, karena MUI tetap menyatakan LDII  sebagai aliran sesat, meski mereka secara gencar telah mengkampanyekan (kebohongan) bahwa LDII sudah berubah.
Larangan menghadiri acara LDII itu sejalan dengan hasil Munas Ulama 2005. MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti Ahmadiyah, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan sebagainya agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi itu sebagai berikut:
Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah.
MUI mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya, karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII),dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah.” (Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90, Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah).

Anehnya, setelah itu ada unsure pimpinan MUI yang justru (walau mengaku atas nama pribadi) menghadiri rakernas LDII, Maret 2007. Padahal beberapa hari sebelumnya sudah diputuskan oleh para pemimpin MUI: larangan hadir di acara LDII, sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Munas MUI  tersebut.
Rapat Kerja Nasional LDII yang berakhir 8 Maret 2007 kala itu, ditutup oleh Agung Laksono, salah satu Ketua DPP Golkar yang juga menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Kedua, kehadiran Jusuf Kalla Ketua Umum Golkar dan Wakil Presiden RI di sarang LDII Kediri, Jawa Timur, pada tanggal 23 Januari 2009 lalu. Kehadiran Jusuf Kalla saat itu untuk meresmikan masjid dan menara pondok Pesantren LDII Burengan, Kediri. Menara ponpes yang disebut dengan julukan menara agung itu, tingginya mencapai 100  meter dengan kubah berlapis emas murni seberat 90 kilogram.
Ketika itu, Jusuf Kalla tidak hanya memberikan pembekalan kepada para santri ponpes Burengan dan meresmikan menara agung, tetapi juga meminta dukungan LDII dalam pemilu legislatif dan pilpres  mendatang. Jusuf Kalla mengatakan, “Di LDII ini serasa rumah sendiri, untuk itu saya sebagai Ketua Umum Golkar dan Wapres meminta dukungan bapak-bapak pimpinan pondok pesantren Burengan dan pengurus DPP LDII dalam pemilu dan pilpres  mendatang…”
Pernyataan Kalla itu direspon oleh Kyai Haji Kasmudi (Dewan Penasehat DPP LDII), dengan memanjatkan doa agar Wapres dapat perlindungan Allah dan maju dalam pemilu legislatif dan pilpres.
Kehadiran petinggi MUI (walau dilarang oleh MUI), petinggi Golkar sekaligus petinggi negara tadi, tentu saja membuat LDII mangkak. Kehadiran mereka telah meningkatkan moral aktivis LDII untuk melawan pihak-pihak yang selama ini gencar membuka kedok LDII yang sebenarnya sebagai sebuah aliran sesat.
Di tahun 2005 saja, sebelum Ma’ruf Amin, Agung Laksono, dan Jusuf Kalla memberikan suntikan moral kepada LDII, mereka sudah berani membawa Bambang Irawan Hafiluddin (BIH) ke proses hukum, hingga BIH dikenai hukuman pidana penjara 4 bulan, berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Bekasi No. 445/Pid.B/2006/BN.Bks tanggal 01 Juni 2006. BIH pun mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung. Pada 24 Agustus 2006, Pengadilan Tinggi Bandung malah menetapkan hukuman pidana penjara yang lebih tinggi yaitu 6 bulan.
BIH dan pengacaranya melanjutkannya dengan Permohonan Kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Pada tanggal 19 Februari 2009 lalu, Pengadilan Negeri Bekasi memberitahukan lewat surat resmi bahwa Permohonan Kasasi BIH ditolak, berdasarkan pada putusan Mahkamah Agung tanggal 28 April 2008.
Bambang Irawan Hafiluddin memang bukan orang sembarangan. Sosok ini sangat ditakuti pentolan aliran sesat LDII. Karena, ia selama 23 tahun pernah menjadi bagian inti dari Islam Jamaah yang setelah dilarang tahun 1971 oleh Jaksa Agung kemudian muncul dengan nama LDII itu. Bahkan, karena loyalitas dan pengabdian yang begitu tinggi, BIH kemudian bisa menjadi orang nomor dua di kelompok itu, mendampingi Sang Amir (Nur Hasan Ubaidah Lubis) dalam urusan apa pun dan ke mana pun dia pergi.
Di tahun 2007, Ustadz Hajarullah (Sekretaris Forum Komunikasi Masjid dan Musholla Tanjung Pinang, yang juga pegawai di Badan Amil Zakat Daerah Propinsi Riau) mengalami peristiwa yang sama dengan Ustadz Bambang Irawan Hafiluddin.
Suatu pagi di bulan Oktober 2007, Ustadz Hajarullah berceramah tentang aliran sesat di RRI Riau. Ketika itu, masyarakat sedang diramaikan oleh kehadiran aliran sesat al Qiyadah Islamiyah. Ustadz Hajarullah pun pada kesempatan itu menyinggung aliran sesat yang lainnya seperti Ahmadiyah dan LDII. Ternyata, ceramahnya itu membuat aktivis LDII marah dan mengadukan Hajarullah ke pengadilan negeri Tanjung Pinang.
Tanpa dimintai keterangan pendahuluan, oleh kepolisian ia langsung ditetapkan sebagai tersangka. Ini membuat Hajarullah menjadi heran. Oleh karena itu, Hajarullah pun melayangkan surat ke Mabes Polri. Tapi hingga kini tidak ada tanggapan. Maka sejak November 2008, Ustadz Hajarullah menjalani proses hukum. Sampai tanggal 18 Februari 2009 lalu, sudah sekitar 12 kali ia menjalani sidang, yang hingga kini belum ada keputusan.
Sudah lebih dari 16 tahun Ustadz Hajarullah berdakwah Islam ke berbagai daerah, termasuk menyampaikan berbagai tipu daya aliran sesat seperti LDII. Sumber-sumbernya juga jelas. Untuk menyampaikan kesesatan LDII, Ustadz Hajarullah menggunakan rujukan buku-buku resmi antara lain sebagaimana diterbitkan LPPI. “…buku terbitan LPPI itu nggak dilarang oleh Kejaksaan Agung, kenapa saya dituntut?” begitu tanya Hajarullah.

Golkar dan LDII

Jauh sebelum Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Golkar, LDII sudah menjadi sebuah gerakan aliran sesat yang akrab dengan Golkar. Informasi tentang hal ini dapat dilihat pada buku karya Hartono Ahmad Jaiz berjudul Aliran dan Paham Sesat di Indonesia khususnya halaman 63-64.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ini adalah nama baru dari sebuah aliran sesat terbesar di Indonesia, yang selama ini sudah sering berganti nama karena sering dilarang oleh pemerintah Indonesia.
Lembaga ini didirikan oleh Mendiang Madigol alias Nurhasan Ubaidah Lubis (luar biasa), pada awalnya bernama Darul Hadits (DH), pada tahun 1951. Karena ajarannya meresahkan masyarakat Jawa Timur, maka Darul Hadits dilarang oleh PAKEM (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) Jawa Timur.
Setelah dilarang, Darul Hadits itu berganti nama menjadi Islam Jama’ah. Ketika aliran sesat ini menggunakan nama Islam Jama’ah, banyak artis-artis terkenal di Ibu Kota  (Jakarta) yang masuk ke dalam ajaran sesat ini, di antaranya Benyamin S, Ida Royani, Keenan Nasution dan lain-lain. Para artis dan penyanyi itu masuk aliran sesat ini karena tertarik dengan ajaran tebus dosanya.
Karena ajaran sesatnya meresahkan masyarakat, terutama Jakarta, maka aliran sesat Islam Jama’ah ini pun secara resmi dilarang di seluruh Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI. No.Kep-08/D.A./10.1971, tgl 29 Oktober 1971.
Setelah aliran tersebut dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan  Islam (LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972, tanggal ini dalam Anggaran Dasar LDII sebagai tanggal berdirinya LDII. Maka perlu dipertanyakan bila mereka bilang bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan LEMKARI atau nama sebelumnya Islam Jama’ah dan sebelumnya lagi Darul Hadits.).  Pengikut tersebut pada pemilu 1971 mendukung GOLKAR.

Teks Pelarangan
Pelarangan Islam Jama’ah dengan nama apapun dari Jaksa Agung tahun 1971, teksnya sebagai berikut:

Surat Keputusan Jaksa Agung RI No: Kep-089/D.A./10/1971 tentang: Pelarangan terhadap Aliran- Aliran Darul Hadits, Djama’ah jang bersifat/ beradjaran serupa.
Menetapkan:
Pertama: Melarang aliran Darul Hadits, Djama’ah Qur’an Hadits, Islam Djama’ah, Jajasan Pendidikan Islam Djama’ah (JPID), Jajasan Pondok Peantren Nasional (JAPPENAS), dan aliran-aliran lainnya yang mempunyai sifat dan mempunjai adjaran jang serupa itu di seluruh wilajah Indonesia.
Kedua: Melarang semua adjaran aliran-aliran tersebut pada bab pertama dalam keputusan ini jang bertentangan dengan/ menodai adjaran-adjaran Agama.
Ketiga: Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan:
Djakarta pada tanggal: 29 Oktober 1971,
Djaksa Agung R.I.
 tjap.
Ttd (Soegih Arto).

Karena sudah dilarang di seluruh Indonesia, maka imam Islam Jama’ah Nurhasan Ubaidah Lubis mencari taktik baru, yaitu mendekati dan meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo (Wakil Kepala Bakin dan staf OPSUS (Operasi Khusus Presiden Soeharto) waktu itu. Letjen Ali Murtopo adalah seorang Jenderal yang dikenal sebagai orang yang berseberangan dengan misi Islam.
Setelah mendapat perlindungan dari Letjen Ali Murtopo, Islam Jama’ah menyatakan diri masuk dalam Golkar (Golongan Karya) organisasi politik milik pemerintah yang sangat berkuasa sebelum tumbangnya Orde Baru (rezim Soeharto, yang tumbang 1998).
Di bawah naungan pohon beringin (lambang Golkar) ini Islam Jama’ah semakin berkembang dengan nama Lemkari (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Lemkari ini karena meresahkan masyarakat pula, maka dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso,  dengan SK Nomor 618 tahun 1988, tanggal 24 Desember 1988, dan pembekuan itu mulai berlaku 25 Desember 1988. Namun kemudian pada Musyawarah Besar Lemkari IV di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, November 1990, Lemkari diganti nama menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama Lembaga Karatedo Republik Indonesia.
Kini, meski Ali Moertopo dan Rudini (tokoh Golkar) sudah meninggal dunia, dan Nur Hasan Ubaidah Lubis sudah mati mengenaskan, namun kemesraan hubungan antara aliran sesat LDII dengan Golkar ini dilanjutkan oleh generasi penerusnya, seperti Agung Laksono dan Jusuf Kalla.
Kedekatan Golkar dengan aliran sesat LDII nampaknya bisa dijadikan salah satu materi black campaign bagi lawan politik Golkar. Tentunya Golkar harus siap menghadapinya. Kemesraan Golkar dengan aliran sesat LDII nampaknya membuat Ummat Islam yang istiqomah semakin yakin, bahwa Golkar sama sekali tidak layak didukung. Begitu juga dengan pencalonan Jusuf Kalla sebagai capres dari Golkar, nampaknya akan kesandung-sandung oleh kemesraan Jusuf Kalla dengan aliran sesat LDII. Keadaan itu mesti perlu kewaspadaan.
Rasanya mustahil bagi tokoh Islam yang istiqomah mau mendampingi Jusuf Kalla sebagai cawapres pada pilpres mendatang. Karena, Jusuf Kalla sudah jelas-jelas minta dukungan kepada aliran sesat LDII untuk pemilu legislatif dan pilpres 2009 mendatang. Kecuali kalau sikapnya berubah dan dibuktikan dengan tindakan nyata yang menunjukkan tidak ada lagi kedekatannya dengan aliran sesat, syukur-syukur memberantasnya, demi menjaga keselamatan aqidah Ummat.
Dari fakta-fakta di atas, ternyata, bukan kemusyrikan saja yang terbentang luas di Indonesia ini, tetapi juga kesesatan telah berjangkit dari wong cilik hingga petinggi pemerintahan dan bahkan ulama. (haji/tede)
Sumber : Sumber: http://nahimunkar.com/aliran-sesat-ldii-semakin-berani-ma%E2%80%99ruf-amin-dan-jusuf-kalla-perlu-waspada/.
18 Agt 2011
Selain dikenal dengan pertaniannya yang subur, daerah ini juga subur dengan aliran Islam Jamaah, yang kini dikenal dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Sebuah kelompok ekslusif yang mengkafirkan ...
01 Jun 2011
Pembaca Eramuslim, pada lanjutan wawancara kedua ini, banyak diceritakan pengalaman Adam Amrullah saat keluar dari LDII. Adam mengaku mendapat banyak sekali cobaan, teror, dan ujian yang mengalir deras. ...




Artikel Terkait

19 komentar:

  1. Syi’ir Tanpo Waton
    al-magfurlah KH Abdurrahman Wachid (Gus Dur)
    استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا
    ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا
    يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
    عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم
    Ngawiti ingsun nglaras syi’iran….
    (aku memulai menembangkan syi’ir)
    Kelawan muji maring Pengeran ….
    (dengan memuji kepada Tuhan)
    Kang paring rohmat lan kenikmatan ….
    (yang memberi rohmat dan kenikmatan)
    Rino wengine tanpo pitungan 2X ….
    (siang dan malamnya tanpa terhitung)
    Duh bolo konco priyo wanito….
    (wahai para teman pria dan wanita)
    Ojo mung ngaji syareat bloko….
    (jangan hanya belajar syari’at saja)
    Gur pinter ndongeng nulis lan moco …
    (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
    Tembe mburine bakal sengsoro 2X ….
    (esok hari bakal sengsara)
    Akeh kang apal Qur’an Haditse ….
    (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
    Seneng ngafirke marang liyane ….
    (senang mengkafirkan kepada orang lain)
    Kafire dewe dak digatekke ….
    (kafirnya sendiri tak dihiraukan)
    Yen isih kotor ati akale 2X ….
    (jika masih kotor hati dan akalnya)
    Gampang kabujuk nafsu angkoro ….
    (gampang terbujuk nafsu angkara)
    Ing pepaese gebyare ndunyo….
    (dalam hiasan gemerlapnya dunia)
    Iri lan meri sugihe tonggo …
    (iri dan dengki kekayaan tetangga)
    Mulo atine peteng lan nisto 2X…
    (maka hatinya gelap dan nista)
    Ayo sedulur jo nglaleake ….
    (ayo saudara jangan melupakan)
    Wajibe ngaji sak pranatane …
    (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)
    Nggo ngandelake iman tauhide …
    (untuk mempertebal iman tauhidnya)
    Baguse sangu mulyo matine 2X ….
    (bagusnya bekal mulia matinya)
    Kang aran sholeh bagus atine….
    (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
    Kerono mapan seri ngelmune…
    (karena mapan lengkap ilmunya)
    Laku thoriqot lan ma’rifate ….
    (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
    Ugo haqiqot manjing rasane 2 X …
    (juga hakikat meresap rasanya)
    Al Qur’an qodim wahyu minulyo …
    (Al Qur’an qodim wahyu mulia)
    Tanpo tinulis biso diwoco …
    (tanpa ditulis bisa dibaca)
    Iku wejangan guru waskito …
    (itulah petuah guru mumpuni)
    Den tancepake ing jero dodo 2X …
    (ditancapkan di dalam dada)
    Kumantil ati lan pikiran …
    (menempel di hati dan pikiran)
    Mrasuk ing badan kabeh jeroan ….
    (merasuk dalam badan dan seluruh hati)
    Mu’jizat Rosul dadi pedoman….
    (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
    Minongko dalan manjinge iman 2 X …
    (sebagai sarana jalan masuknya iman)
    Kelawan Alloh Kang Moho Suci …
    (Kepada Alloh Yang Maha Suci)
    Kudu rangkulan rino lan wengi…..
    (harus mendekatkan diri siang dan malam)
    Ditirakati diriyadohi …
    (diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)
    Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X …
    (dzikir dan suluk jangan sampai lupa)
    Uripe ayem rumongso aman …
    (hidupnya tentram merasa aman)
    Dununge roso tondo yen iman…
    (mantabnya rasa tandanya beriman)
    Sabar narimo najan pas-pasan…
    (sabar menerima meski hidupnyapas-pasan)
    Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X …
    (semua itu adalah takdir dari Tuhan)
    Kelawan konco dulur lan tonggo …
    (terhadap teman, saudara dan tetangga)
    Kang podho rukun ojo dursilo…
    (yang rukunlah jangan bertengkar)
    Iku sunahe Rosul kang mulyo…
    (itu sunnahnya Rosul yang mulia)
    Nabi Muhammad panutan kito 2x ….
    (Nabi Muhammad tauladan kita)
    Ayo nglakoni sakabehane …
    (ayo jalankan semuanya)
    Alloh kang bakal ngangkat drajate …
    (Allah yang akan mengangkat derajatnya)
    Senajan asor toto dhohire ..
    (Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
    Ananging mulyo maqom drajate 2X …
    (namun mulia maqam derajatnyadi sisi Allah)
    Lamun palastro ing pungkasane …
    (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
    Ora kesasar roh lan sukmane…
    (tidak tersesat roh dan sukmanya)
    Den gadang Alloh swargo manggone
    (dirindukan Allah surga tempatnya)
    Utuh mayite ugo ulese 2X …
    (utuh jasadnya juga kain kafannya)
    يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
    عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيلالجود والكرم

    BalasHapus
  2. Bacalah artikel ini yang menunjukkan sisi kesesatan artikelmu itu
    MANTAN KYAI NU: Syi`ir menyesatkan
    18 Jun 2011

    BalasHapus
  3. sudah sangat jelas sifat Munafiq Abdulah bin Ubaynya muncul pada Nurhasan Muhamad, selalu mencari nama baru ketika pemerintahan baru di Indonesia, seharusnya MUI sebagai pengayom tidak berlepas diri dari Allah, benar mengakui keberadaannya tetapi harus diluruskan aqidahnya, hingga menjadi bahan pemikiran bagi LDII, bukan malah makin memperkokoh kedudukannya, hingga makin melecehkan MUI sendiri akibatnya gejolak makin menjadi inikan namanya mungkin sifat adu domba muncul melanggar AlBaqoroh.ayat 14,bisa jadi akibatnya MUI terlibat karena Allah berlepas diri darinya

    BalasHapus
  4. LDII cuma fokus belajar Quran dan Hadist, ga ngurusin urusan dunia,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fanatisme golongan yang membahayakan LDII

      Hapus
    2. LDII menjalankan perintah Alquran dan Al Hadist secara kaffah,...... memang ada yang fanatik, tapi memang menjalankan agama harus fanatik, kalau ga fanatik bisa bisa agama jadi ga murni lagi, banyak kecampur bid'ah

      Hapus
    3. Fanatik mereka fanatik buruk, ilmu dari lain guru mereka di tolak sekalipun bawa dalil. Golongan lain dikafirkan tanpa dalil

      Hapus
    4. tidak juga di LDII menerima ilmu dari lain guru, asal gurunya jelas kefakihannya, bukan asal guru yang belajar dari internet

      Hapus
  5. “Barangsiapa yang taat kepadaku, maka sungguh ia taat kepada Allah dan barangsiapa yang memaksiati aku maka sungguh ia telah memaksiati Allah. Barangsiapa yang mentaati amirku maka sungguh ia telah mentaati aku dan barangsiapa yang memaksiati amirku maka sungguh ia telah memaksiati Aku.” (HR.Al-Bukhari dari Abi Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/77. Dalam Riwayat Ibnu Majah)

    “Dan barangsiapa yang mentaati imam maka sungguh ia telah mentaatiku dan barang siapa yang memaksiati imam maka sung guh ia telah memaksiatiku.” (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah dalam bab Tha’atul Imam : II/201)

    “Barangsiapa yang melihat amirnya melaksanakan sesuatu yang ia membencinya maka hendaklah ia bersabar, karena sesungguhnya tidaklah seseorang itu memisahkan diri dari Al-Jama’ah wala pun sekedar sejengkal, lalu ia mati kecuali ia mati laksana kematian Jahiliyyah.” (HR.Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam : IX/78, Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi: II/241)

    “Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)

    “Akan memimpin kepadamu setelahku orang-orang yang mematikan sunnah melaksanakan bid’ah dan mengakhirkan shalat dari waktunya. Maka saya bertanya: “Ya Rasulullah, jika aku mendapati mereka bagaimana aku harus berbuat?” Beliau bersabda: “Kamu bertanya kepadaku wahai Ibnu Ummi abdin tentang bagaimana kamu harus berbuat, maka tidak ada ketaatan pada seseorang yang memaksiati Allah.” (HR.Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan Ibnu Majah dalam bab Laa Tha’ata fi Ma’shiyatillah: II/202)

    “Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat dalam hal yang ia sukai maupun yang dibenci kecuali apabila diperintah dengan maksiat. Maka jika diperintah dengan maksiat janganlah didengar dan ditaati.” (HR.Al-Bukhari dari Ibnu Umar, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/78, Muslim, Shahih Muslim: II/131, At-Tirmidzi: IV/182 No.1707. Lafadz Al-Bukhari)

    BalasHapus
  6. “Ya Abdurrahman bin Samuroh, janganlah kamu meminta kepemimpinan, maka jika kamu diberinya atas suatu permintaan, kamu akan dibebaninya, tetapi jika kamu diberinya bukan atas permintaanmu kamu akan dibantu. Dan jika kamu telah bersumpah atas sesuatu kemudian kamu melihat pada yang lebih baik maka laksanakanlah yang baik itu dan tebuslah sumpahmu.” (HR.Al-Bukhari dari Samuroh bin Jundub, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam:IX/79, Muslim, Shahih Muslim:II/133, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud:III/130 Lafadz AlBukhari)--(Alm.Bambang H sangat menginginkan posisi tertinggi, karena salah niat, maka di lengserkan oleh Alloh)

    “Saya dan dua orang dari kaumku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka salah seorang dari keduanya berkata: “Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai amir.” Dan yang lainnya pun berkata demikian. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya kami tidak memberikan keamiran ini kepada seseorang yang memintanya dan yang menginginkannya (ambisi).” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80)

    “Ya Rasulullah alangkah baiknya engkau memberikan kepemimpinan kepadaku.” Beliau memukul pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu itu lemah dan kepemimpinan itu adalah amanat, di hari Qiyamat kelak akan menjadi kesedihan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambil hak kepemimpinannya dan melaksanakan kewajibannya.” (HR.Muslim, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/124).

    “Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan Allah ridho kepada kamu adalah: 1). Hendaklah kamu memperibadati-Nya dan janganlah mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, 2). Hendaklah kamu berpegang teguh dengan tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh, 3). Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemimpinan kepadanya dalam urusanmu. Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 1). Dikata kan mengatakan (mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 2). Menghambur-hamburkan harta benda, 3). Banyak bertanya (yang tidak ber faidah).” (HR.Ahmad dari Abi Hurairah, Musnad Abi Hurairah dan Muslim, II/61).

    BalasHapus
  7. 1. Baiat pertama kali muncul saat akan kejadian perang pertama kali, saat ini lah perintah baiat menjadi wajib, Menurut sejarah, baiat dilakukan 2 kali, pertama: baiat perwakilan, dan kedua: baiat oleh seluruh umat muslim secara kaffah, (kalo ga ada baiat bagaimana?,... ada hadistnya kok)
    2. Sejak baiat pertama dilakukan, perintah baiat tidak pernah dimansukh, baiat pertama kali dilakukan oleh Nabi lalu segera setelah wafat sebelum menguburkan nabi langsung diadakan musyawarah baiat (saat itu khalifah) penerus (ini menunjukkan bahwa baiat itu sangat teramat penting), saat itu umat islam tidak pernah terjadi kekosongan imam yang dibaiat (khalifah) sampai runtuhnya khalifah ustman,
    3. Nabi mewajibkan umat islam terikat dalam satu wadah Al Jamaah (yang berbaiat)…..
    4. Pertanyaannya: apabila tidak terjadi kesepakatan dari seluruh orang Islam dalam hal “siapa” yang harus dibaiat, maka perintahnya kita harus menyendiri walaupun harus makan akar: apakah para ulama sudah melakukan ini: “makan akar”…..
    5. Nabi sudah menyebutkan bahwa ada jaman dimana banyak khalifah/ imam/ amir yang dibaiat: nabi sudah katakan : ” tetapilah baiatmu yang pertama, dan pukullah baiat imam yang lainnya”…..

    BalasHapus
  8. 1. Baiat pertama kali muncul saat akan kejadian perang pertama kali, saat ini lah perintah baiat menjadi wajib, Menurut sejarah, baiat dilakukan 2 kali, pertama: baiat perwakilan, dan kedua: baiat oleh seluruh umat muslim secara kaffah, (kalo ga ada baiat bagaimana?,... ada hadistnya kok)
    2. Sejak baiat pertama dilakukan, perintah baiat tidak pernah dimansukh, baiat pertama kali dilakukan oleh Nabi lalu segera setelah wafat sebelum menguburkan nabi langsung diadakan musyawarah baiat (saat itu khalifah) penerus (ini menunjukkan bahwa baiat itu sangat teramat penting), saat itu umat islam tidak pernah terjadi kekosongan imam yang dibaiat (khalifah) sampai runtuhnya khalifah ustman,
    3. Nabi mewajibkan umat islam terikat dalam satu wadah Al Jamaah (yang berbaiat)…..
    4. Pertanyaannya: apabila tidak terjadi kesepakatan dari seluruh orang Islam dalam hal “siapa” yang harus dibaiat, maka perintahnya kita harus menyendiri walaupun harus makan akar: apakah para ulama sudah melakukan ini: “makan akar”…..
    5. Nabi sudah menyebutkan bahwa ada jaman dimana banyak khalifah/ imam/ amir yang dibaiat: nabi sudah katakan : ” tetapilah baiatmu yang pertama, dan pukullah baiat imam yang lainnya”…..

    BalasHapus
  9. Apakah Islam tidak perlu ada Pemimpin?:
    “Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).

    Apa pemimpin dalam Islam tidak perlu di BAEAT:
    “Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)

    Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.(HR.Muslim 3/1477 No.1849)

    Apa MATI JAHILIYAH BERARTI MASUK SURGA:
    Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang dibaiat dan ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)

    Apa MATI "DALAM KESESATAN" itu BERARTI MASUK SURGA:

    Apakah Presiden di Negara Sekuler yang terpilih melalui PEMILU yang jelas jelas mencalonkan diri itu bisa di BAEAT:
    “Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)

    “Saya dan dua orang dari kaumku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka salah seorang dari keduanya berkata: “Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai amir.” Dan yang lainnya pun berkata demikian. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya kami tidak memberikan keamiran ini kepada seseorang yang memintanya dan yang menginginkannya (ambisi).” (HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80)

    Apa PEMIMPIN yang di Baiat hanya yang memiliki DAULAH KEKUASAAN?:
    “Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)

    TERNYATA BUDAK BISA DIBAIAT.... APAKAH SEORANG BUDAK ITU MEMILIKI DAULAH KEKUASAAN?

    BalasHapus

  10. Ada BANYAK JAMAAH dengan BAIAT, HARUS PILIH YANG MANA?:
    “Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).

    “Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya, sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi dan akan ada setelahku beberapa khalifah bahkan akan bertambah banyak, sahabat bertanya: ”Apa yang tuan perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab: ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama (artinya baiat yang pertama dilakukan pada saat itu), maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/204. Lafadz Muslim)

    BalasHapus
  11. Baiat itu sangat teramat penting...
    1. Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.(HR.Muslim 3/1477 No.1849)

    2. Dari sahabat nabi Abu hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku”. (HR.Muslim 3/1466 No.1835)

    3. “Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

    4.“Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)

    5.“Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah” (lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”)

    6. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah” (lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218)

    7. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah” (lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223)

    8.“Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

    BalasHapus
  12. SEBERAPA PENTING BAIAT:
    1. Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.(HR.Muslim 3/1477 No.1849)

    2. Dari sahabat nabi Abu hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku”. (HR.Muslim 3/1466 No.1835)

    3. “Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

    4.“Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)

    5.“Barangsiapa mati tanpa imam, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah” (lihat Majma’ az-Zawa’id, jilid 5, halaman 218; lihat juga Abu Dawud, Musnad, halaman 259 dari jalur ‘Abdullah bin Umar dan ditambahkan: “Dan barangsiapa menolak untuk taat, maka pada hari kiamat ia tidak punya hujjah, pembelaan”)

    6. “Barangsiapa mati tanpa berbai’at maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyah” (lihat Shahih Muslim, jilid 6, halaman 22; lihat juga Baihaqi, Sunan, jilid 8, halaman 156; kemudian Ibnu Katsir dalam Tafsir, jilid 1, halaman 517; Al-Haitsami dalam Al-Majma’, jilid 5, hal. 218)

    7. “Barangsiapa meninggal dan tiada ketaatan (kepada imam), maka ia telah meninggal dalam keadaan jahiliyah” (lihat Imam Ahmad dalam Musnad, jilid 3, hal. 446; Haitsami dalam al-Majma’, jilid 5, hal. 223)

    8.“Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

    BalasHapus
  13. Tidak PERNAH ada hadist YANG MENYATAKAN BAIAT ITU TIDAK PENTING:
    BAHKAN HADIST dibawah ini menyatakan bahwa, CARILAH WADAH ISLAM DENGAN BAIAT,.... Kalau tidak ketemu baru UZLAH LAH........JADI CARI DULU WADAH ISLAM DENGAN BAIAT JANGAN LANGSUNG UZLAH....KARENA BAIAT SANGAT TERAMAT PENTING YANG DIMANA SAAT NABI MUHAMMAD MENINGGAL PUN PROSESI PENGUBURANNYA DITUNDA SAMPAI MUNCUL IMAM PENGGANTI UNTUK DIBAIAT (SAAT ITU KHALIFAH)......

    “Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu (Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku (Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR. Bukhori, Kitabul Fitan).

    KARENA KALAU TIDAK ADA BAIAT DILEHER MAKA:

    Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang dibaiat dan ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)

    “Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya”[Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

    Yang dimaksud “seperti mati Jahiliyah” adalah kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak mempunyai imam yang dibaiat dan ditaati. (Hamisy Shahih Muslim II/136)

    “Barangsiapa melepas tangan dari taat akan bertemu dengan Allah pada hari kiyamat dengan tidak punya alasan. Dan barangsiapa mati sedang tidak ada ikatan bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh : II/136)

    JADI KITA WAJIB BERBAIAT....SELAMA PEMIMPIN YANG DIBAIAT ITU:....
    “Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang rumpung hidungnya, wajib kamu mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kamu dengan Kitabullah.” (HR.Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam bab Tha’atul Imam: II/201, Muslim, Shahih Muslim: II/130, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi: IV/181 No.1706. Lafadz Ibnu Majah)


    “Akan memimpin kepadamu setelahku orang-orang yang mematikan sunnah melaksanakan bid’ah dan mengakhirkan shalat dari waktunya. Maka saya bertanya: “Ya Rasulullah, jika aku mendapati mereka bagaimana aku harus berbuat?” Beliau bersabda: “Kamu bertanya kepadaku wahai Ibnu Ummi abdin tentang bagaimana kamu harus berbuat, maka tidak ada ketaatan pada seseorang yang memaksiati Allah.” (HR.Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan Ibnu Majah dalam bab Laa Tha’ata fi Ma’shiyatillah: II/202)

    JADI KESIMPULANNYA: AGAMA YANG BENAR ITU ISLAM, ISLAM YANG BENAR ITU YANG BERBAIAT, BAIAT YANG BENAR ITU YANG PEMIMPIN NYA MEMERINTAH BERDASARKAN KITABULLOH SERTA WAJIB TAAT PEMIMPIN SELAMA TIDAK MEMAKSIATI ALLOH

    HADIST YANG MENYEBUTKAN BAIAT HANYA UNTUK YANG MEMILIKI DAULAH HANYA BERDASARKAN "PENDAPAT/AKAL/KECERDASAN" ULAMA/ SYECH .....APA HUKUMANNYA BAGI YANG MENJALANKAN AGAMA BERDASARKAN PENDAPAT?

    “… datanglah kepadaku dengan kitab sebelum ini atau atsar/labet/isnad dari ilmu jika kamu sekelian orang-orang yang benar” (Surah Al-Ahqaaf :4)

    (al-Turmuzi berkata): Sufyan bin Waki’ menceritakan kepada kami, (Sufyan berkata): Suwaid bin `Amr al-­Kalbi menceritakan kepada kami, (Suwaid berkata): Abu `Awa>nah menceritakan kepada kami dari `Abd al A`la> dari Sa`id bin Jubair dari Ibn `Abbas dari Nabi Saw, beliau bersabda; takutlah kalian (hati-hati dalam memegangi) hadis-hadis dariku kecuali yang benar-benar telah aku ajarkan kepada kalian, barangsiapa berbohong atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari api neraka, siapa yang mengatakan sesuatu tentang al-Qur’an dengan ra’yu nya (PENDAPATNYA) maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari api neraka

    JALANKAN AGAMA BERDASARKAN PENDAPAT/AKAL==> NERAKA

    BalasHapus
  14. Ana udah gonta ganti manhaj, hanya LDII yang pas ilmunya berdasarkan Kitabulloh dan As Sunnah yang murni, ...LDII pemurni agama

    BalasHapus
  15. Ana udah gonta ganti manhaj, hanya LDII yang pas ilmunya berdasarkan Kitabulloh dan As Sunnah yang murni, ...LDII pemurni agama

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan