Minggu, Juli 10, 2011

Pesantren Condromowo Ngawi Pesantren Spesialis Rehabilitasi Mental

 http://mediaaula.blogspot.com/2010/09/pesantren-condromowo-ngawi.html

Rabu, 22 September 2010

Secara umum, pondok pesantren lebih dikenal sebagai institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu keislaman. Namun, pesantren yang satu ini mungkin salah satu pesantren yang tidak umum, khariqul ’adah. Pesantren ini hampir sama dengan Rumah Sakit Jiwa yang khusus melayani para pasien yang mengalami stres, gangguan jiwa, dll. Lalu, apa bedanya dengan RSJ?

Nama pesantren ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Al-Jannatu Daarul Ma’wa. Secara resmi berdiri pada tahun 1984. Pesantren ini cukup terkenal di daerah Ngawi, Magetan, Jawa Tengah, dan sekitarnya.

Pesantren Condro – demikian masyarakat lebih mengenalnya - terletak di lereng Gunung Lawu, Desa Giri-mulyo Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, berdekatan dengan “Air Terjun Srambang”. Air Terjun Srambang merupakan salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Ngawi yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah. Suasana pegunungannya yang sejuk dan dingin membuat tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi pengunjung. Nama Condro atau Condromowo sendiri adalah diambil dari nama seseorang yang dikenal dengan Mbah Condromowo, seorang yang pernah menjadi Sinopati Majapahit.

Pesantren Condro yang didirikan sekaligus diasuh oleh KH. Agus Abdul Hamid Syaiful Barnawi ini, kini jumlah santrinya sekitar 130 lebih. Para santri Pesantren Condro berasal dari latar belakang yang beragam. Namun, hampir 90 persen adalah mereka yang mengalami gangguan kejiwaan.

“Di sini, ada yang nyantri karena alasan rehabilitasi dari kecanduan narkoba, ada pula gangguan jiwa dan penderita cacat mental. Terapi penyembuhan yang kami jalani adalah dengan cara ruqyah” tutur pengasuh yang akrap disapa Mbah Hamid itu.

Ketika memasuki lokasi pesantren ini , Aula sempat merasa kuatir karena (harus) disambut dengan tatapan-tatapan tajam dan kosong dari para santri yang labil itu. Namun, kekhawatiran itu sirna tatkala para santri tetap tenang karena terus didampingi oleh sejumlah pembina.

Lebih jauh, Mbah Hamid menjelaskan, ruqyah adalah salah satu metode pengobatan atau penyembuhan yang pernah dilakukan oleh Nabi Saw. Ruqyah adalah sistem penyembuhan dengan cara membaca doa-doa, memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT. untuk mencegah atau menghilangkan penyakit. Doa atau bacaan itu kadang disertai dengan tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yangg diruqyah.

Dalam menjalankan ruqyah, seorang peruqyah tentu harus memperhatikan ketentuan-ketentuan syariat. Sehingga tidak melanggar syariat yang menyebabkan syirik. Dengan demikian, menurut Kiai kelahiran 1955 ini, dibutuhkan seseorang yang ahli. Mereka yang akan (ikut membantu) meruqyah pasien terlebih dahulu dilatih selama beberapa tahun di Pesantren Condro.

Sebagai pesantren yang banyak melayani santri atau para pasien yang mengalami gangguan jiwa, Pesantren Condro dengan izin Allah telah berhasil menyembuhkan puluhan bahkan ratusan orang. Waktu proses penyembuhan beragam. Ada yang hanya membutuhkan 1 bulan, tapi ada pula yang sampai 1 tahun. Bahkan ada yang sudah lebih 1 tahun masih harus tetap menjalani rehabilitasi.

Rutinitas Tahunan Santri

Pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Pasalnya, sejak awal pesantren tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat.

Untuk itu, saat ini Pesantren Condro mengelola beberapa program pendidikan, antara lain Taman Pendidikan al-Qur’an, Madrasah Diniyah, Takhasshus Kitab Kuning, dan Pencak Silat Pagar Bumi. Program pendidikan ini tentu disediakan bagi santri yang normal dan mayoritas bagi putra-putri masyarakat sekitar pesantren. Pasalnya, mayoritas santri Pesantren Condro adalah santri yang mengalami gangguan mental/kejiwaan.

Dalam perbincangan dengan Aula, Mbah Hamid lebih banyak mewanti-wanti agar putra kiai tidak terlibat dalam politik praktis. Di samping untuk tetap menjaga kewibawaan kiai, ketidak-terlibatan kiai dalam politik juga akan memuluskan gagasan khitthah NU secara total. “Jika kiai ikut politik praktis, akan terjadi krisis kepercayaan masyarakat kepada kiai. Ini bahaya.” Tegasnya dengan nada kesal seraya meminta Aula untuk menulisnya.

Mbah Hamid menilai, selama ini NU Kabupaten Ngawi pasif. Sebab pengurusnya lebih sering “main mata” dengan elit politik. “Ada struktur tapi tidak jalan, tidak ada kiprahnya di masyarakat.” Tandasnya. Untuk itu, Mbah Hamid menghimbau Kiai yang ada di struktur NU, terutama di Syuriah agar sering turba ke masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di desa.

Mbah Hamid merupakan keturunan dari Raden Brawijaya V, yang juga dijuluki Sunan Lawu atau juga mendapat julukan Kerta Bumi. Raden Brawijaya V pernah berkuasa di Kerajaan Majapahit dan merupakan raja terakhir sebelum kerajaan itu ditaklukkan oleh Kerajaan Demak. Makam Sunan Lawu berada di Gunung Lawu, dekat Pesantren Condro.

Di Gunung Lawu tersebut terdapat banyak peninggalan atau petilasan Raden Brawijaya, baik berupa candi atau bangunan lainnya. Salah-satu petilasan Brawijaya yang selama ini banyak dikeramatkan warga sekitar Gunung Lawu adalah yang terletak di Hargo Dalem -puncak tertinggi kedua di Lawu yang mencapai 3.100 meter di atas permukaan laut.
Dengan demikian, setiap tahun pada tanggal 10 bulan Sura, para santri menjalankan rutinitas ritual di Gunung Lawu, tempat makam Sunan Lawu. Ustadz Moh. Basyiri, wakil pengasuh, menuturkan, di tempat yang diyakini tempat suci itu, para santri mengadakan istighotsah bersama untuk bermuhasabah dan berdoa demi kesejahteraan bersama. ”Dengan berdoa di tempat itu, kami yakin akan lebih mustajab. Selain itu, kami berharap mendapat berkah dan hikmah dari para tokoh yang di makamkan di sana.” Katanya berargumen seraya mengakhiri. (AULA Agustus 2010)
Diposkan oleh Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati di 11:29

Komentarku ( Mahrus ali )
Dalam artikel itu di katakan :
Dengan demikian, setiap tahun pada tanggal 10 bulan Sura, para santri menjalankan rutinitas ritual di Gunung Lawu, tempat makam Sunan Lawu. Ustadz Moh. Basyiri, wakil pengasuh, menuturkan, di tempat yang diyakini tempat suci itu, para santri mengadakan istighotsah bersama untuk bermuhasabah dan berdoa demi kesejahteraan bersama. ”Dengan berdoa di tempat itu, kami yakin akan lebih mustajab. Selain itu, kami berharap mendapat berkah dan hikmah dari para tokoh yang di makamkan di sana.” Katanya berargumen seraya mengakhiri. (AULA Agustus 2010

Komentarku ( Mahrus ali ):

Rupanya bila saya diam saja dan tidak mengomentari kekeliruan di Media massa atau  di masarakat , rasanya akan membikin peluang bagi setan atau Iblis untuk tertawa dan seenaknya bisa menjerumuskan umat manusia  di sini atau di tempat lain . Pada hal Setan adalah musuh manusia tapi manusia membikinya kekasih . Ingatlah firmanNya :
Yusuf (12) : 5
قَالَ يَا بُنَيَّ لاَ تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُواْ لَكَ كَيْداً إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
12.5. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." musuh yang nyata

Ya-Sin (36) : 60
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
36.60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",

Az-Zukhruf (43) : 62
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
43.62. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dalam artikel itu di katakan lagi :  
di tempat yang diyakini tempat suci itu, para santri mengadakan istighotsah bersama untuk bermuhasabah dan berdoa demi kesejahteraan bersama.
Komentarku ( Mahrus ali )
Saya tidak mengerti apa maksud  tempat suci itu , apakah  di tempat lainnya  najis , atau mengapa makam di namakan tempat suci ,apakah di sana tiada najisnya atau ada  tapi masih tetap di katakan suci . Atau tempat suci itu seperti tanah haram Mekkah  begitu .
Sebab , sebutan tempat suci itu  juga ada di kalangan pengikut agama Hindu . keterangannya sbb :

Tempat suci Hindu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kuil Brihadeshwara dilihat dari sebelah kanan depan, dengan gaya Dravida
Tempat suci Hindu adalah suatu tempat maupun bangunan yang dikeramatkan oleh umat Hindu atau tepat persembahyangan bagi umat Hindu untuk memuja Brahman beserta aspek-aspeknya. Di Tanah Hindu, banyak kuil yang didedikasikan untuk Dewa-Dewi Hindu, beserta inkarnasinya ke dunia (awatara), seperti misalnya Rama dan Kresna. Di India setiap kuil menitikberatkan pemujaannya terhadap Dewa-Dewi tertentu, termasuk memuja Bhatara Rama dan Bhatara Kresna sebagai utusan Tuhan untuk melindungi umat manusia.
Tempat suci Hindu umumnya terletak di tempat-tempat yang dikelilingi oleh alam yang asri, seperti misalnya laut, pantai, gunung, gua, hutan, dan sebagainya. Namun tidak jarang ada tempat suci Hindu yang berada di kawasan perkotaan atau di dekat pemukiman penduduk.
Setahu saya  tiada dalilnya kuburan di katakan tempat suci dalam al Quran bukan Injil atau pelajaran lingkungan  . Kamu berdoa  di rumah  lebih aman dan terhindar dari berbagai kemaksiatan yang sekarang ini marak di sekeliling kuburan , mirip di tengah mall di Surabaya. Kecuali bila kamu hidup tanpa dalil , lalu kamu katakan kuburan sebagai tempat suci . Bila begitu , kamu akan keluar  dari ahlus sunnah . Allah berfirman :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan  Rasul  (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.[1]
Dalam artikel itu di katakan lagi :
 ”Dengan berdoa di tempat itu, kami yakin akan lebih mustajab. Komentarku ( Mahrus ali )
Jangan ngawur bila ngomong . Lebih baik diam dan lurus dari pada berbicara lalu menyimpang . Mana dalilnya berdoa di kuburan termasuk tempat mustajab itu menurut ajaran Allah bukan ajaran kelenik atau iblis. Allah berfirman :
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".
Dalam artikel juga di katakan :

Selain itu, kami berharap mendapat berkah dan hikmah dari para tokoh yang di makamkan di sana.” Katanya berargumen seraya mengakhiri. (AULA Agustus 2010

Komentarku ( Mahrus ali )
Berkah apakah yang kamu harapkan dari mayat di kuburan ? Lalu hikmah apa dari mayat itu ? Mana dalilnya menurut al quran  dan hadis bukan menurut pendapat atau buku Wéda – kitab suci Hindu

                                                   Gunung Lawu 

                                              Makam sunan lawu 




[1] Annisa`  69



Artikel Terkait

1 komentar:

  1. keliru besar cari berkah kepada orang yang sudah darmo, orang yang sedang melamun saja ditanya orang nggak denger, fikirannya sedang hampa, apalgi yang udah mati, orang masih hidup kok dibuat mati fikirannya, itulah orang cari berkah sama orang mati, sama saja fikiran hidup menjadi mati, kok pada ngga mikir yah !

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan