Jumat, Juli 29, 2011

Mantan kiyai NU Gadungan ?

Di tulis oleh Mahrus ali 
Anonim mengatakan...dalam bab  http://mantankyainu.blogspot.com/2011/07/saya-tidak-suka-kh-zainuddin-mz.html

anda (mahrus ali)juga harus hati hati. rasanya tak ada yang ngaku kyai, kecuali anda. anda mengaku mantan kyai. skrg apa ? preman??? kyai itu pengakuan orang lain.
memang hadits yg anda sampaikan mgkn sohih, tp byk kekeliruan dalam memahami.
mari berbagi dg saya di 085655354624

Komentarku ( Mahrus ali ):

Saya tidak pernah mengakui jadi kiyai , ust, muballigh, tapi masarakat kampung sendiri yang memanggil saya begitu, bukan masarakat kampung Jakarta loh. Di Majalah NU Aula bukan majalah wahabi , salafy , nasional  pernah di jelaskan bahwa masarakat ada yang memanggil saya kiyai, Gus, Ustad, pak haji , abah dll . Bila saya bukan berasal dari kiyai NU sungguhan atau saya ngaku kiyai NU , atau saya  dari preman, orang awam, kiyai Muhammadiyah , lalu buku saya menggunakan judul Mantan kiyai NU , maka masarakat atau orang kampung saya akan marah.

Kalau mantan kiyai NU itu urusan orang kampung saya . Sebab bila saya bukan mantan kiyai mereka , maka mereka akan marah pada saya , bahkan mengusir saya atau menyatakan kepada saya dusta dll . Ternyata hal itu , tidak ada . Mereka  tahu juga bahwa buku – buku saya memakai judul itu , dan mereka diam saja .

Komentarku ( Mahrus ali )

 Jadi tuduhan anda itu ngawur, srampangan layaknya orang setengah gila, tidak berkata  jujur  , fitnah keji bukan berita yang layak di lakukan orang mukmin bukan ahli bid`ah yang ngaku mukmin tapi syirik ,  tidak punya fakta, ada faktanya yang di benarkan oleh ahli bid`ah dan di salahkan ahli hadis yaitu fakta fiftif atau hayalan belaka di dunia yang nyata ini , bukan dunia illusi. Ingat firman Allah bukan  sabda pendeta sbb :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. 
Ingatlah  kalimat seorang penyair sbb:
إِنْ كَانَ يُعْجِبُكَ السُّكُوْتُ فَإِنَّهُ ... قَدْ كَانَ يُعْجِبُ قَبْلَكَ اْلأَخْيَارَا
وَ لَئِنْ نَدِمْتَ عَلَى سُكُوْتٍ مَرَّةً ... فَلَقَدْ نَدِمْتَ عَلَى اْلكَلاَمِ مِرَارًا

Bila kamu tertarik untuk diam, maka sungguh orang – orang baik sebelummu juga begitu .
Bila kamu menyesal atas diam  sekali , sungguh kamu  beberapa kali menyesal karena pembicaraanmu . 


Anda menyatakan lagi :
anda mengaku mantan kyai. skrg apa ? preman??? kyai itu pengakuan orang lain.

Komentarku ( Mahrus ali )
  Dulu  kiyai ahli bid`ah yang sesat ngaku benar ,sekarang bukan preman , penjambret atau orang durjana  tapi sekedar figur yang berkeinginan untuk memberikan pencerahan bukan penggelapan  dengan ilmu hitam ahli bid`ah kepada masarakat yang amaliyahnya penuh dengan pengakuan benar tapi keliru .
Bila saya masih tetap menjadi kiyai ahli bid`ah , lalu saya mati , saya di anggap baik oleh kalangan masarakat ahli bid`ah , tapi saya di katakan buruk oleh kalangan ahli hadis  dan saya mendapat titel tokoh ahli bid`ah bukan ahlis sunnah meninggal dunia , semoga Allah menjauhkan kita dari padanya , kata ahli hadis begitu.

Anda menyatakan lagi :

memang hadits yg anda sampaikan mgkn sohih, tp byk kekeliruan dalam memahami.
mari berbagi dg saya di 085655354624

Komentarku ( Mahrus ali )
 Mana pemahaman yang kamu anggap keliru , jangan jangan kesalahan ada pada anda sendiri yaitu kebodohan lalu menyalahkan orang tanpa ilmu  atau menolak kebenaran belaka sebagaimana ayat :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.[1]  


,.Bila anda tahu ada pemahaman  yang keliru di buku saya , Cd pengajian saya atau di artikel saya di internet , saya sangat senang  dan berterimakasih kepada anda , bukan saya marah atau sakit hati , saya malah senang bila anda mau menunjukkan dan tulislah langsung di kolom komentar , jangan anda diam lalu berkata  seperti orang setengah waras dan setengah gila  gitu . Nanti komentarmu  saya tayangkan di blog dan saya akan merevisi  bukan membiarkan artikel saya yang keliru itu . Karena saya bukan kiyai ahli bid`ah yang suka gensi , saya takut kepada ancaman Allah dalam ayat al quran bukan ayat – ayatan dalam UU Thaghut : :
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu . Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.[2]

Tayangan komentarmu di blog  lebih fair, proffesional , obyektif bukan subyektif, karena akan di baca orang banyak bukan saya dan kamu saja melalui telpon , dan masarakat bisa mendapat manfaat bukan penyesatan . . Atau anda  tulis di buku , jangan di pendam di hati lalu merasa sakit , gunjing , nanti masarakat akan tahu bagaimana kwalitas pemahaman anda itu dan bagaimana penyimpangan anda dalam memahami ayat  Quran .. Jangan dengan telpon , nanti masarakat tidak tahu .
Dan saya  juga pernah sharing di telpon ternyata orang yang saya ajak sharing ini adalah orang awam yaang debatnya adalah debat kusir . Saya  jangan sampai terjun ke jurang dua kali ,dan saya tidak mengerti anda ini orang alim atau jalanan . Saya sering  di tipu ahli bid`ah dengan telpon lalu di suruh menunjukkan namanya saja dusta.

 Ternyata buku- buku saya, artikel saya  dan CD saya  alhamdulillah di terima banyak lapisan masarakat dan mereka mendapat banyak manfaatnya . Ternyata  dari kalangan ahli bid`ah yang moderat mau menerimanya , dari kalangan kiyainya sendiri juga sudah banyak yang sadar . Lalu mereka ber hati – hati .



[1] As sajdah 22
[2] An Nakhel 25
Artikel Terkait

8 komentar:

  1. sekedar mengingatkan sesuai tulisan anda sendiri, jangan menggunakan kata kata yang tidak santun dalam menjawab tuduhan
    terima kasihsekedar mengingatkan sesuai tulisan anda sendiri, jangan menggunakan kata kata yang tidak santun dalam menjawab tuduhan
    terima kasih

    BalasHapus
  2. MEREKA MENUDUH SAYA DENGAN KEJI , DAN INILAH BALASAN YANG SETIMPAL , LIHAT AYATNYA MEMBALAS KEJELEKAN DENGAN KADAR KEJELEKANNYA ITU , DAN FITNAH ITU LEBIH KEJI DARI PEMBUNUHAN .

    BalasHapus
  3. Mengapa kata-kata anda begitu kasar dalam menanggapi komentar pembaca, seperti penggunaan kata2 "Jadi tuduhan anda itu ngawur, srampangan layaknya orang setengah gila," dan "Mana pemahaman yang kamu anggap keliru , jangan jangan kesalahan ada pada anda sendiri yaitu kebodohan"

    anda menggunakan kata setengah gila dan kebodohan pada orang yang mengomentari tulisan anda,. apakah di dalam ajaran Islam dibenarkan berdiskusi/menanggapi orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan hati ?? apakah pernah Nabi Muhammad SAW, berkata demikian kepada ummatnya, atau siapa saja yang bertanya kepadanya?? dan apakah kata-kata itu pantas keluar dari mulut seseorang yang sepertinya sudah sangat mengerti tentang hadis ?? tidak bisakah anda menanggapinya dengan kelembutan, seperti yang diajarkan islam, seperti yang saya tahu ??

    BalasHapus
  4. Kalau mereka memfitnah dan bahasanya bahasa embongan , stasiunan , lalu saya jawab dengan kata yang lembut , sudah tentu ini bukan jawaban yang bijak . Kejelekan di balas dengan kejelekan itu ada ayatnya . Rasul juga pernah berkata kepada sahabat Mu`adz , apakah anda pemfitnah ?
    Juga pernah berkata kepada tamu yang akan datang : Ini sejelek - jelek orang atau teman . Juga pernah berkata kepada salah seorang sahabat : Apakah kamu gila ( Abika junun ) . KIta di perintah bersikap keras kepada orang munafik , lihat ayat tobat 73lalu kita di kerasi mereka ,dan kita tanggapi dengan kata lemah lembut . Ikutilah al quran dan jangan ikut setan.

    BalasHapus
  5. Nur minan nahdiyyin: pak mahrus minta kita tidak emosi ,mudah mudahan ke depan dia bisa belajar untuk menjalankan anjurannya sendiri

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngajilah dikalangan ahlis sunnah, bukan ahli bid`ah. Bacalah terjemahan al Quran, jangann buku ahli bid`ah, nanti kamu semakin bingung, bukan semakin mantap, nanti kamu tersesat tidak terasa, bukan diarahkan ke jalan yang lurus

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan