Selasa, April 12, 2011

Polemik ke tiga puluh enam tentang salat tanpa alas ( salat di tanah langsung ,bukan di keramik )


Di tulis oleh H Mahrus ali


Ummati menulis :
9 Januari 2011 pukul 9:41 am | #51
Aiman@
Anggaplah shalat bersandal tanpa sajadah dan apa yg antum sampaikan tentang hadits-hadits itu benar, tapi apakah dalam pemahaman hadits-hadits itu untuk diterapkan dalam praktek sehari-hari shalat lima waktu? Kalau shalat tidak pakai sajadah sambil pakai sandal itu untuk dipraktekkan secara harian, lalu bagaimaan antum memandang ummat Islam yg shalat pakai sajadah dan tidak pakai sandal?
Lalu kenapa sejak zaman dahulu baru ada seorang Mahrus Ali yg mempelopori shalat tidak pakai sajadah sambil pakai sandal, apakah ulama-ulama Islam sejak zaman dahulu sampai sekarang shalatnya salah karena pakai sajadah dan tidak pakai sandal?
Berdasar klaim antum tersebut di atas ada dua kemungkinan,
1 – Para Ulama salah dalam memahami hadits itu
2 – atau mungkinkah antum yg salah dalam memahami maksud hadits di atas?
Silahkan jawab Ust Aiman, ingat jawabnya sertakan dalil hadits shohih ya, karena antum bilang hanya mau gunakan hadits shohih.
       Komentarku ( Mahrus ali ) :
        Anda menyatakan :
lalu bagaimaan antum memandang ummat Islam yg shalat pakai sajadah dan tidak pakai sandal?
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Sudah tentu , saya menyatakan sebagaimana apa yang di katakan oleh Imam Malik , bahwa salat semacam itu bid`ah , tiada dalilnya , sia – sia  dan tertolak.Lihat saja dalilnya  di Polemik 35/34.
Anda menyatakan :
Lalu kenapa sejak zaman dahulu baru ada seorang Mahrus Ali yg mempelopori shalat tidak pakai sajadah sambil pakai sandal,
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kamu tahu , bahwa umat setelah di tinggal  oleh nabinya banyak yang menyimpang dari ajaran agamanya . Lihat saja kaum Nabi Musa ketika di tinggal nabi Musa selama empat puluh hari  saja sudah melakukan ke syirikan  sebagaimana ayat :
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيهِمْ سَبِيلًا اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.[1]
قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِنْ زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ(87)فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ(88)أَفَلَا يَرَوْنَ أَلَّا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا وَلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا(89)وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِنْ قَبْلُ يَاقَوْمِ إِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهِ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي(90)
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa".Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta`atilah perintahku".[2]
Dalam ayat lain ,Allah menceritakan sbb :
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَاسَامِرِيُّ(95)قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي(96)قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا(97)إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا(98)
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?"Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu".[3]
Masarakat menjadi sesat karena anak lembu yang bisa berbicara  Ada hadis sbb :
فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ أَلَا تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ عَيْشُهُمْ
Lantas manusia terjelek  yang masih hidup,mereka cekatan seperti  burung terbang , angan – angan mereka laksana binatang buas , tidak menganggap baik perkara yang  ma`ruf, tidak ingkar kepada kemungkaran ,lalu setan  menjelma seraya berkata :”Mengapa kamu tidak mau mengabulkan ? “. Mereka  berkata  : “ Apakah yang engkau perintahkan untuk kami  ? “.  Setan memerintah mereka agar menyembah berhala .  Saat itu   rizeki mereka lancar , kehidupannya juga mewah[4]
Sekarang ini  sudah saatnya orang tidak mengerti tuntunan ,agamanya  bukan tuntunan tapi kebid`ahan , lalu bila  di beri tahu tentang kebid`ahan di terima  . Bila  di beri tahu tentang tuntunan di tolak . Allah berfirman :
لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.[5]
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing ( terpencil  dan  jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali dalam keadaan terasing. Beruntunglah  orang orang yang terpencil . Hadis sahih ,[6]
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً وَافْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إلَّا وَاحِدَةً
           Kaum yahudi terpecah belah menjadi 71 golongan . Seluruhnya di Neraka kecuali satu kelompok. Dan kaum Nasrani terpecah menjadi 72 sekte. Seluruhnya di Neraka kecuali satu. Dan umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Seluruhnya di Neraka kecuali satu. Para sahabat berkata : “Wahai   Rasulullah ! Siapakah  golongan yang selamat?    Rasul   bersabda : “  مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي  Orang yang  berpegangan kepada  prilakuku dan sahabat –sahabatku sekarang “. [7]

Anda menyatakan :
apakah ulama-ulama Islam sejak zaman dahulu sampai sekarang shalatnya salah karena pakai sajadah dan tidak pakai sandal?
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila saya katakan benar , saya cari dalilnya  tidak ketemu . Maka saya kembali saja kepada dalil , apakah  kamu menolak dalil ? Allah berfirman :
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".[8]
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ *
Berhatilah  terhadap perkara baru. Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [9]
 Anda menyatakan :
Berdasar klaim antum tersebut di atas ada dua kemungkinan,
1 – Para Ulama salah dalam memahami hadits itu
2 – atau mungkinkah antum yg salah dalam memahami maksud hadits di atas?
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Bila saya salah , bisa jadi , tapi mana dalilnya Rasulullah SAW dan para sahabat yang menjalankan salat wajib di atas sajadah  . Bila tidak ada , para ulama keliru . Apakah tidak mungkin mereka keliru . Jangankan mereka , Imam Malik atau Syafii saja juga keliru .
Imam Syafii  menyatakan :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka  itulah perkataan ku 
 لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab  mereka mungkin juga salah . 



[1] Ala`raf 148
[2] Thoha 87- 90
[3] Thoha 95- 97
[4] HR Muslim 2940
[5] Zukhruf 78
[6] Muslim/Iman /145. Ibnu Majah  /Fitan /3986. Ahmad /Baqi Musnad  Muktsirin/8812. Sahih lihat Sahihul jami` 1580
[7] Lihat Tafsir Al Baidhowi 470/2. Qurthubi 159/4. Addurul Mantsur / 289/2. Abus suud 206/3. Al baghowi 333/1. Fathul qadir  370/1. Kasyfud dhunun 1039/1. Annasafi 355/1. Ruhul maani  68/8.  HR Abu Dawud 3980. Tirmidzi / Iman /25064. Ibnu Majah  /3981. Ahmad Baqi Musnad  Muktsirin /8046.Dalam riwayat lain di sebut , golongan yang selamat adalah al jamaah. Penyusun kitab Misbahuz zujajah berkata : Sanad hadis sahih, perawi – perawinya terpercaya. Abu Ya`la  Al maushili  meriwayatkannya.Lihat Misbahuz zujajah  3041. Ia juga di riwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya  6138. Imam  Tirmidzi menyatakan  hadis tsb hasan sahih
[8] Namel 64
[9] HRAbu Dawud  / Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95
Artikel Terkait

4 komentar:

  1. Ummati menyatakan :
    Berdasar klaim antum tersebut di atas ada dua kemungkinan,
    1 – Para Ulama salah dalam memahami hadits itu
    2 – atau mungkinkah antum yg salah dalam memahami maksud hadits di atas?
    Komentarku ( Mahrus ali ) :
    Bila saya salah , bisa jadi , tapi mana dalilnya Rasulullah SAW dan para sahabat yang menjalankan salat wajib di atas sajadah

    Jawabanku untuk Sang Mantankyai :
    coba ustad baca hadits ini :

    "Dari Fatimah binti Qais mengatakan; "saya mendengar muazzin memanggil untuk sholat. Saya pun pergi ke masjid dan sholat bersama Rasulullah saw. Selesai sholat, Rasulullah saw naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda saw tertawa dan berkata: "Jangan ada yg bergerak! Hendaklah semua duduk diatas sajadahnya!" kemudian berkata: "Tahukah km mengapa aku memerintahkan km jangan ada yg pulang?" kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yg lebih tahu."
    Rasulullah saw berkata lagi: "Demi Allah aku menyuruh kamu kesini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi kabar gembira. Aku ingin menceritakan kpd km bhwa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal. Kisah yg dia ceritakan itu sesuai dgn apa yg telah aku ceritakan kpd km sebelumnya..."

    jelas bukan?? hadits tentang sahabat nabi yaitu Tamim bertemu Dajjal di sebuah pulau misterius. Saya potong saja hadits tersebut karena panjang sekali, dan temanya ttg dajjal.
    Terihat dan terbaca jelas diawal hadits dimana Rasulullah memerintahkan para sahabat utk tetap duduk DI ATAS SAJADAH mereka sehabis solat..solat apa? tentu solat wajib karena disebutkan juga muazzin mengumandangkan azan..

    Silakan ustad menyimak..mudah-mudahan selesai polemik ini..kami tidak ingin ini diperdebatkan dan menjadi fitnah karena hal sepele ini tidak pernah diperdebatkan dari zaman nabi Adam sampi nabi kita Rasulullah SAW..Semua Nabi dan Rasul hanya risau dan fokus saja kepada bagaimana umatnya ini dihatinya ada kalimah yang Agung yaitu Laa Ilaa Ha Illallah..itu saja, karena itu adalah dasar / pondasi yng sangat penting bagi keselamatan di dunia dan akhirat..tanpa kalimat tauhid tersebut maka apapun akan sia-sia amalnya meskipun orang tersebut solat diatas tanah dgn alas..

    BalasHapus
  2. Saya kira terjemahan yang keliru, karena saya cari tidak ketemu. Dan Imam Malik sendiri membuang sajadah yang digelar di masjid Medinah, lalu berkata: Apakah anda tidak tahu bahwa sajadah di Madinah adalah bid`ah? Imam Malik tokoh penduduk Medinah, mestinya lebih paham. Tolong posting arabnya agar kita bisa memahami dengan benar

    BalasHapus
    Balasan
    1. hujjah yang disampaikan selalu yg kontra, mengapa anda tidak jujur menyampaikan hujjahyg pro,sehingga berimbang. baik yg shahih,dhoif,palsu, atau ulama yg pendapatnya berseberangan dg anda tinggal umat yg memilih. Ancaman orang yg menyembunyikan ilmu adalah neraka

      Hapus
    2. Untuk Zainul abidin..................
      Tunjukkan ulama yang memperbolehkan sujud di sajadah dalam salat wajib dari kalangan ulama salaf. jangan bicara tanpa dasar, refrensi

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan