Kamis, April 28, 2011

اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ


lagu – lagu yang biasanya di baca sebelum salat menggunakan kalimat sbb:
اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَهُدًى وَرَحْمَةْ اَلَّلهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن "
 Ya Allah , belas kasihanilah aku karena al Quran . Jadikanlah al Quran sebagai imamku , petunjuk dan rahmat . Ya Allah , ingatkan aku dengan nya  bila aku lupa  dan ajarilah aku apa yang aku tidak mengerti dari padanya . Berilah aku bisa membaca waktu malam dan siang . Jadikanlah dia hujjah bagiku wahai Tuhan seru sekalian alam [1]
 Dasar  bacaan tersebut dari hadis sbb:

 كَانَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ عِنْدَ خَتْمِ اْلقُرْآنِ اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَهُدًى وَرَحْمَةْ اَلَّلهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن "
Ketika hataman al Quran , Rasulullah SAW selalu membaca doa  tsb di atas .
HR  Abu Mansur al Mudhoffar bin Husain Al arjani  tentang keutamaan al Quran ,  dan Abu Bakar bin Ad dhohhak  dalam  kitab asy syama`il . Keduanya dari jalur Abu Dzar Al Harowi dari riwayat Dawud bin Qais – Hadis mu`dhol  ( lemah sekali )
   Jadi orang yang membaca doa tsb menandakan  tidak pernah belajar hadis , atau termasuk golongan ahli bid`ah atau memang belum tahu bahwa hal itu tidak ada landasan  hadisnya . Hadisnya  juga sangat lemah .  Kalimat  :   Ya Allah belas kasihanilah aku dengan Al quran , sama dengan kalimat belas kasihanilah aku  dengan nabi atau belas kasihanilah aku dengan syekh Abd Qadir al Jailani. Jadi ajaran  bid`ah tsb menjadikan al quran sebagai  perantara  agar mendapat rahmat Allah .  Ini menyalahi perintah Allah agar kita berdoa kepadanya  dengan langsung . Allah berfirman :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu berdoa kepada  seseorangpun di dalamnya di samping berdoa kepada Allah.[2]
Saya sampai kini belum menjumpai tuntunannya  dan lebih baik tidak melakukannya  karena buat apa menjalankan  bid`ah
 Ada juga  doa yang bid`ah lagi  dan bertawassul dengan al Quran dalam doa tahlil sbb :
  :
اَلَّلهُمَّ  كَمَّا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ اْلكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ أَصْلِحْ بِهَ ِمنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ بِهِ مِنّاَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ الَّلهُمَّ اشْرَحْ بِالْقُرْءَانِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْبِهِ أُمُوْرَنَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلاَقَنَا وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْبِهِ قُبُوْرَنَا
Allaahumma kamaa khash-shashtanaa bikitaabikal kariimi wa hadaitanaa ilaa shiraathikal mustaqiim, ashlih bihii minnaa jamii’a maa fasada wa thah-hir bihii minnaa maa zhahara wa maa bathan. Allaahummasy-rah bil-qur-aani shuduuranaa wa yassir bihii umuuranaa wa-a’zhim bihii ujuuranaa wa hassin bihii akhlaaqanaa wa wassi’ bihii arzaaqanaa wa nawwir bihii qubuuranaa.
Ya Allah sebagainana engkau khususkan pada  kami dengan kitab-Mu yang mulia, perbaikilah segala yang rusak pada  kami dengannya, dan sucikanlah dengannya apa yang nyata dan tersembunyi bagi kami. Ya Allah, lapangkanlah dada kami dengan AI-Quran, gampangkanlah urusan kami dengannya, agungkanlah pahala kami dengannya, bagusilah akhlak kami dengannya, lapangkanlah rezeki kami dengannya, terangilah kubur kami dengannya.
Saya katakan : . Tawassul dengan nabi atau wali yang sudah terkubur tidak diperkenankan  , apalagi tawassul dengan al Quran. Memang al Quran itu kalamullah  tapi apakah ada perintah agar kita bertawassul dengannya ketika berdoa , dan sejauh pengetahuan saya , saya tidak menjumpai Rasulullah SAW atau sahabat yang berdoa  seperti itu . Karena itu , kita lebih baik tidak melakukannya  dari pada kita menjalankan  bid`ah yang ada kemungkinan mengarah kepada syirik
                                             




[1] Takhrij ahaditsil ihya` , bab 873. juz 2/ Hal 373 . lemah sekali

[2] Jin 18
Artikel Terkait

6 komentar:

  1. Penulis rahimakallah, menurut sy doa demikian Mubah saja. Yang haram adl jk menisbatkan secara Jazm doa tsb pada Rasulullah. Kenapa Mubah?krn doa memang bisa Ma'tsur, bisa juga Mashnu' meskipun yang ma'tsur lebih afdhol. Doa mashnu mubah saja asalkan tidak bertentangan dengan syariat dan sesuai dengan prinsip2 ajaran Islam. pada doa di atas, menurut saja huruf ba' pada kata "Bil Qura'an adl Ba' sababiyyahm maksudnya menjadikan sebab membaca qur'an/mengamalkannya/,mempelajarinya/ semisalnya sbg sebab memper oleh rahmat dst...wallahu a'lam

    BalasHapus
  2. Boleh juga ba` sababiyah atau ba` isti`anah dan ini yang berbahaya , makanya dari pada berdoa dengan itu , mengapa tidak berdoa yang dari nabi saja.

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum.
    mengapa anda mengaku dengan sebutan mantan kiai NU, apa buktinya ?

    BalasHapus
  4. Bila kamu tidak ngomong gitu akan tampak bahwa kamu itu orang berpikiran sehat dan cerdas. Tapi setelah kamu ngomong gitu , orang menilai anda itu lambat membikin keputusan . Orang- orang di kampung saya RT dan lurah tidak tanya gitu lalu kamu yang saya tidak tahu dari mana kamu bertanya seperti itu . aneh sekali .

    BalasHapus
  5. lanjut trus perjuangannya kita selalu dukung hajar aja ahlul bidah itu sampai keakar2nya dengan hujjah yang kuat w

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan