Sabtu, Maret 19, 2016

Polemik ke dua dengan Ahmad Haidar Humam





Ahmad Haidar Humam melanjutkan tulisannya:
...!? AL ULAMA U WAROSYATUL AMBIYA'. Org yg paling memahami Alqur'an dan Hadist adlah para Ulama. Merekalah org yg mendalam pemahamannya terhadap kedua sumber hukum Islam tersebut (Alqur’an dan Hadits).
Komentarku ( Mahrus ali ): 
  Jabir berkata:
أَكْرِمُوا الْعُلَماَءَ فَإِنَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ فَمَنْ أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَه
Hormatilah ulama.  Sesungguhnya mereka  adalah  pewaris para Nabi.  Barangsiapa   menghormati mereka   ber arti memuliakan Allah dan  Rasul Nya. (HR Al Khothib dari Jabir  dengan sanad lemah , kata  Imam  Suyuthi . Jamius shoghir /55/1 )

   Rasulullah  saw,   bersabda:
العُلَماَءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ
          ulama adalah pewaris para Nabi saw,    Lemah (HR Abu Dawud  / Al ilmu / 3641 ).
 Addarimi meriwayatkan dengan tambahan     sesungguhnya para Nabi  tidak mewarisi dinar dan dirham. Tapi mewarisi ilmu. Barang siapa yang mempunyai ilmu  berarti mendapat bagian sempurna.”.Imam Tirmidzi  berkata: " Aku tidak mengetahui hadis ini kecuali dari hadis Ashim bin Rajak bin Haiwah,  dan sanad yang ada pada saya tidak muttashil. Raja` bin Haiwah meriwayatkan hadis ini dari Dawud bin jamil yang lemah. Demikian komentar Ibnu Hajar dalam kitab Taqrib.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al albani berkata: lemah  (silsilatul ahadis ad dho`ifah  454/8 )

Kita hanya  berpegangan kepada ayat:
إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. Fathir 28
Itulah ulama Rabbani, bukan penyembah thaghut, ulama ahlis sunnah bukan ahli bid`ah, ulama yang tulus untuk agama  bukan sektarian, ulama  yang menyebarkan  tauhid sejati bukan kesyirikan.

المسند الجامع - (ج 14 / ص 713)
خرجه أحمد 5/196(22059) قال : حدَّثنا الحكم بن موسى ، حدثنا ابن عياش . و"الدارِمِي" 342 قال : أَخْبَرنا نصر بن علي ، حدثنا عبد الله بن داود . و"أبو داود"3641 قال : حدثنا مسدد بن مسرهد ، حدثنا عبد الله بن داود . و"ابن ماجة"223 قال : حدثنا نصر بن علي الجهضمي ، حدثنا عبد الله بن داود.
كلاهما (إسماعيل بن عياش ، وعبد الله بن داود) عن عاصم بن رجاء بن حيوة ، عن داود بن جميل ، عن كثير بن قيس ، فذكره.
-        أخرجه أحمد 5/196(22058) . والترمذي (2682) قال : حدثنا محمود بن خداش البغدادي.
-        المسند الجامع - (ج 14 / ص 714)
-        كلاهما (أحمد بن حنبل ، ومحمود) عن محمد بن يزيد الواسطي ، حدثناعاصم بن رجاء بن حيوة ، عَنْ قَيْسِ بْنِ كَثِيرٍ ، قَالَ : قَدِمَ رَجُلٌ مِنَ الْمَدِينَةِ عَلَى أَبِي الدَّرْدَاءِ وَهُوَ بِدِمِشْقَ ، فَقَالَ : مَا أَقْدَمَكَ يَا أَخِي ؟ فَقَالَ : حَدِيثٌ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : أَمَا جِئْتَ لِحَاجَةٍ ؟ قَالَ : لاَ ، قَالَ : أَمَا قَدِمْتَ لِتِجَارَةٍ ؟ قَالَ : لاَ ، قَالَ : مَا جِئْتَ إِلاَّ فِي طَلَبِ هَذَا الْحَدِيثِ ، قَالَ : فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ:

Komentarku ( Mahrus ali ): 
Intinya hadis  : “ Ulama pewaris para Nabi ) adalah dari satu orang bernama  Ashim bin Raja.


  ــ  عاصم بن رجاء بن حيوة الكندى ، الفلسطينى ، و يقال الأردنى

المولد  :
الطبقة : 8  : من الوسطى من أتباع التابعين
الوفاة :
روى له : د ت ق
مرتبته عند ابن حجر : صدوق يهم
مرتبته عند الذهبـي : قال ابن معين : صويلح
Intinya di masa Ashim bin Raja` bin Haiwah, hadis “ Ulama pewaris  para nabi “ masih janggal, tidak populer, masih hanya satu orang yang tahu yaitu Ashim bin Raja`. Beliau hidup di masa atbaut tabiin ( pengikut tabiin ). Bukan dimasa sahabat atau tabiin.

Masa  pengikut tabiin  adalah semasa dengan Imam Malik, Hisyam bin Urwah, Hammad bin Salamah, Syu`bah, Ibn Ishaq  dll.
Masa atbaut tabiin adalah  170 H   sampai  220 H, kata Imam Suyuthi.
Di masa tersebut, tiada penduduk Medinah dan Mekkah yang mengerti hadis tsb. Malah orang al Kindi  yang mengerti  . Ada yang mengatakan beliau adalah  orang Yordan.
Hadis yang  tidak diketahui oleh penduduk Medinah, dan hanya orang Syam yang paham hadis itu , disebut hadis lemah dan itulah tandanya.
Dalam majalah Buhus Islamiyah  terdapat keterangan
ولهذا نقول إنه ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة البحوث الإسلامية 

Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum (seperti hadis masalah Bilal tadi).

-        جمع الجوامع أو الجامع الكبير للسيوطي - (ج 1 / ص 4660)
-        ) أكرموا العلماء فإنهم ورثة الأنبياء فمن أكرمهم فقد أكرم الله ورسوله (الخطيب ، والديلمى عن جابر)
-        أخرجه الخطيب (4/437) ، والديلمى (1/1/32) كما فى السلسلة الضعيفة للألبانى (6/199 ، رقم 2678) . قال المناوى (2/93) قال الزيلعى كابن الجوزى : حديث لا يصح ، فيه الحجاج بن حجرة ، قال ابن حبان : لا يجوز الاحتجاج به ، وقال الدارقطنى يضع الحديث . قال العجلونى (1/196) : رواه الخطيب والديلمى بسند ضعيف .

Intinya hadis tsb di nyatakan lemah oleh al bani, Zaila``I, Ibn Jauzi , Ibn Hibban dan Daroquthni.


وخالفه الدراقطني فذكره في العلل وأعله بالاضطراب وضعف راويه فقال وعاصم بن رجاء ومن فوقه إلى أبي الدرداء ضعفاء ولا يثبت انتهى
وأعله ابن القطان أيضا في كتاب الوهم والإيهام فقال داود بن جميل وكثير ابن قيس لا يعلمان في غير هذا الحديث ولا نعلم روى عن كثير غير داود والوليد ابن مرة ولا نعلم روى عن داود غير عاصم بن رجاء إلى أن قال فالمتحصل من علته هو الجهل بحال راويين من رواته والاضطراب فيه ممن لم تثبت عدالته يعني عاصما انتهى
Intinya  hadis  tsb adalah lemah karena tafarrud juga menurut Ibn Qatthan.
Komentarku ( Mahrus ali ):   Ia juga lemah dan tidak boleh di sebarkan  kecuali di ikuti dengan kalimat lemah.
Saya kutip juga sebagian  kalimat hadisnya  sbb:
سنن ابن ماجه - (ج 1 / ص 259)
إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Mereka  tidak memberi warisan dinar atau dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya akan mendapat bagian yang sempurna. HR Ibn Majah.
Komentarku ( Mahrus ali ): 
Maksud pewaris disini  jelas bukan pewaris harta para nabi as. Sebab mereka  bukan  ahli warisnya. Sdh tentu maksudnya adalah mewarisi ilmu para nabi as itu.
Ulama  ada yang ulama su` dan ada ulama yang baik  di jalan lurus.
Bila benar ulama itu pewaris para nabi, mk kita ini dilarang bersebrangan  dengan ulama. Bila begitu , bagaimana bila pendapat mereka salah.  Kita ini akan ikut kesalahan.
Bla benar begitu , maka  kita akan bertentangan dengan ayat:
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ والرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَاَحْسَنُ تَاْوِيْلاً.

"Jika kamu saling berbantah-bantahan dalam sesuatu perkara, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".  An-Nisa, 4:59.
Dlm ayat tsb kita tidak diperintahkan untuk merujuk kepada ulama si A dan si B tapi kepada  dalil  dari Al quran atau hadis. Dan hadispun  tidak boleh hadis lemah atau palsu . Tapi hadis sahih.
Bila benar ulama pewaris para nabi AS , maka untuk apa Rasulullah shallahu alaihi wasallam di jadikan teladan yang baik, bukan ulama teladan  yang baik . Bahkan kadang ulama justru menjadi teladan yang buruk , bila di ikuti kita akan menjadi orang buruk juga. Ingat ayat :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
 Jadinya , kita akan menginjak  ayat itu  dan menjunjung hadis lemah “ Ulama pewaris para nabi “
Bila benar ulama  mewarisi ilmu para nabi, maka  kita ini  harus menghurmati mereka. Lalu bagaimana kita  respek , menghurmati kpd ulama penyembah thaghut, ulama ahli bid`ah dan syirik. Kita tidak diperkenankan menghurmati orang yang di laknat oleh Allah. Kita tidak  boleh cinta kepada musuh – musuhNya.
Ali ra  berkata :
مَا كُنْتُ لِأَدَعَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ أَحَدٍ *
Aku  tidak akan meninggalkan sunah Nabi  S.A.W.    karena  perkataan orang “. [1]
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
        Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .


Imam Syafii yang menyatakan :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka  lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka  itulah perkataan ku 
 لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab  mereka mungkin juga salah . 
Anda menyatakan:
...!? AL ULAMA U WAROSYATUL AMBIYA'. Org yg paling memahami Alqur'an dan Hadist adlah para Ulama. Merekalah org yg mendalam pemahamannya terhadap kedua sumber hukum Islam tersebut (Alqur’an dan Hadits).
Komentarku ( Mahrus ali ):  
Realitanya banyak  dari kalangan mereka yang menjual agama dengan dunia.Lalu pengertian agama di selewengkan. Mereka korbankan agama  untuk meraih harta dunia bukan mengorbankan harta untuk kebaikan agama. Contohnya banyak sekali, tidak perlu di angkat di sini. Perbuatan mereka kali ini seperti para pendeta Kristen.



[1] HR Bukhori  1563
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan