Sabtu, November 14, 2015

Jawabanku untuk Muhammad Syafii ke 5






Muhammad Syafii sudahlaaah mari kita sesama muslim bersatu dan merapatkan barisan,stop mencaci maki sesama muslim.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Bersatu  dengan muslim ahli bid`ah dan  syirik  tidak akan terwujud . Kita tegakkan  sunnah , mereka  tegakkan kebid`ahan untuk tumbangkan sunnah. Kita  luruskan tauhid , mereka mengagungkan kuburan ngefan kesirikan . Biarlah  kita berpisah agar tidak terjangkit  virus ngefan kebidahan dan kesyirikan. Kita ingat ayat ini:

قَالَ رَبِّ إِنِّي لَا أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِي وَأَخِي ۖ فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ
 Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu". Maidah 25


Anda menyatakan:
tidak usah mempermasalahkan masalah khilafiyah

Komentarku ( Mahrus ali ):
Masalah khilafiyah bila  tidak di bicarakan, maka manusia tidak tahu mana yang  benar dan mana yang  salah di antara  masalah hilafiyah itu, dan tidak paham mana  yang   sunnah dan mana yang  bid`ah , mana yang  sirik dan mana yang  tauhid. Para Nabi diutus untuk menjelaskan mana yang  benar  dari masalah hilafiyah . Ingat ayat ini :

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۖ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
  Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.  213 Baqarah

 Dalam ayat  itu di jelaskan para nabi di utus menerangkan kepada manusia mana yang  benar dan mana  yang  salah  di antara masalah khilafiyah. Bukan diam saja atau menyatakan sama benarnya. Kebenaran hanya  satu bukan dua atau tiga. Allah berfirman:
فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?[1]

Bila mereka diam, maka umat ini bingung dalam beragama, tiada paham yang  jelas yang  memiliki landasan yang  kokoh.

Dalam  ayat itu juga di terangkan sbb:
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Orang yang  tahu mana yang  benar di antara masalah khilafiyah sesuai  dengan dalil adalah orang yang  beriman.
Bagi orang kafir akan tdak paham mana yang  benar dari masalah khilafiyah itu, lalu bengong, lalu bilang  - emboh saya tidak paham dan tidak mengerti mana yang  benar.
Masalah khilafiyah terkadang masalah syirik atau tauhid, hilaf dalam masalah islam atau kafir. Masalah sedemikian  ini harus di tuntaskan dan  harus tahu mana yang  benar dan mana yang  salah yang  cocok dengan dalil , bukan cocok dengan ajaran  golongan sekalipun nentang dalil. Ingatlah  firmanNya:

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah, “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.”[2]


Anda menyatakan:
toh masing2 punya dalil

Komentarku ( Mahrus ali ):
Orang LDII, ahli bid`ah, salafy, Muhammadiyah , ahli syirik  dan tarekat  juga akan bilang  seperti itu. Bahkan  orang Hindupun ngaku benar, biksu ngaku benar dan pendeta  Kristiani  juga ngaku benar. Tidak ada dari mereka yang  ngaku salah. Kebenaran  adalah satu  bukan semuanya khilaf.
Walaupun masing –masing punya  dalil, mesti ada dalil yang  kuat  dan lemah. Kadang dalil di pelintir dan  tidak di artikan yang  benar. Kadang akal – akalan.
Kunci kita ini  adalah mengikuti teladan Rasulullah shallahu alaihi wasallam.
Suatu misal orang berkata  tahlilan setelah kematian  punya dalil. Maka kita   cukup mengatakan  buktikan bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya mengadakan tahlilan  setelah kematian  . Bila tidak ada , mka  kita  tidak  usah gubris argumentasinya. Kita cukup ikut Rasulullah shallahu alaihi wasallam saja yang   tidak mengadakan tahlilan  setelah kematian.

Ikutilah ayat ini:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

“Katakanlah, jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)

Anda menyatakan:

wahai kaum muslimin,musuh2 kita banyak diluar sana,jngn sampai kita berpecah belah hanya karen a masalah ini
sekali lagi saya serukan
BERSATULAH UMAT ISLAM
ALLAHU AKBAR

Komentarku ( Mahrus ali ):
Kita ahlissunnah  dengan ahli bid`ah  di fron tidak pernah bersatu. Di dunia maya, tidak bersatu . Di dunia nyata pun tidak bersatu.
Lihat saja ahli bid`ah banyak  yang  dukung thaghut, anti penerapan sariat Islam dalam suatu negara. Bahkan memerangi mereka.
Waktu rezim Soekarno  saja ahli bid`ah ikut Nasakom , ikut group rezim bersama Soekarno  dan anti gerakan yang   menginginkan sariat Islam tegak dibumi pertiwi.













[1] Yunus 32
[2] QS. An Naml: 64
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan