Jumat, Agustus 07, 2015

Jawabanku untuk Nur Muhammad Iskandar Fase ke 7



Jawabanku untuk Nur Muhammad Iskandar  Fase ke 7

Nur Muhammad Iskandar 




Dia menulis :
أخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ أَبِي بُرْدَةَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ

Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Shafwan bin Sulaim dari Sa'id bin Salamah bahwa Al Mughirah bin Abu Burdah dari Bani Abdu Dar telah mengabarkan kepadanya bahwasanya dia telah mendengar Abu Hurairah berkata; "Seseorang bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami mengarungi lautan dengan kapal dan kami hanya membawa air (tawar) sedikit. Bila kami berwudlu dengan air tersebut, kami kehausan, apakah kami boleh berwudlu dengan air laut? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, ' Laut itu suci airnya, halal bangkainya. HR. An Nasa-i no. 59. Abu Dawud 76. Ibnu Majah 386
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قال : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ - صلى الله عليه و سلم - فِي البَحْرِ : ((هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ الحِلُّ مَيْتَـتُهُ)) أخرجه الأربعة و ابن أبي شيبة, واللفظ له, وصححه ابن خزيمة و الترمذي, و رواه مالك و الشافعي و أحمد.


Dari Abu Hurairoh radiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda tentang laut, “Thohur (suci dan mensucikan) airnya dan halal bangkai (di dalam)-nya”.

Dikeluarkan oleh imam yang empat dan Ibnu Abi Syaibah, lafadz tersebut darinya, dan hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan At Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Malik, Imam As Syafi’i, dan Imam Ahmad.

Derajat Hadits:
Hadits ini shahih.

At Tirmidzi berkata, “hadits ini hasan shahih, Saya bertanya kepada Imam Bukhari tentang hadits ini, beliau menjawab, “shahih””.

Az Zarqoni berkata di Syarh Al Muwatho’, “Hadits ini merupakan prinsip diantara prinsip-prinsip islam, umat islam telah menerimanya, dan telah dishahihkan oleh sekelompok ulama, diantaranya, Imam Bukhori, Al Hakim, Ibnu Hibban, Ibnul Mandzur, At Thohawi, Al Baghowi, Al Khotthobi, Ibnu Khuzaimah, Ad Daruquthni, Ibnu Hazm, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Daqiqil ‘Ied, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar, dan selainnya yang melebihi 36 imam

Ini jawabanku yg lalu:
Ada orang bilang , hewan laut secara keseluruhan halal karena ada hadis  sbb:
خْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَلَمَةَ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ أَبِي بُرْدَةَ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ  سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Shafwan bin Sulaim dari Sa'id bin Salamah bahwa Al Mughirah bin Abu Burdah dari Bani Abdu Dar telah mengabarkan kepadanya bahwasanya dia telah mendengar Abu Hurairah berkata; "Seseorang bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami mengarungi lautan dengan kapal dan kami hanya membawa air (tawar) sedikit. Bila kami berwudlu dengan air tersebut, kami kehausan, apakah kami boleh berwudlu dengan air laut? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, ' Laut itu suci airnya, halal bangkainya. HADIST NO – 59/KITAB NASA'I. Abu Dawud 76. Ibnu Majah  386.

Imam Ahmad, Darimi , Abu Dawud, Ibn Majah, Tirmidzi , Nasai , Ibnu Huzaimah meriwayatkan hadis  tsb dari Imam Malik.
Dalam kutubut tis`ah, di kalangan sahabat sampai  mati , tiada yang tahu hadis itu mines Abu Hurairah bukan orang lain, bahkan di kalangan tabiin pun demikian tiada yang tahu kecuali Al Mughirah bin Abi burdah. Bahkan di masa Imam Malik hanya beliau yang tahu tentang hal itu, bukan orang lain. Ribuan sahabat dan tabiiin sampai mati tidak mengenalnya mines satu orang, bukan dua atau tiga.  Waktu Imam Malik adalah waktu atbaut tabiin. Beliau termasuk tingkat 7  dari senior atbaut tabiin.  Beiau wafat pada tahun 179 H.  Di saat itu masih belum ada orang yang tahu hadis " Bangkai ikan halal " kecuali be beliau. Dan  sanad hadis  yang dari jalur satu orang yaitu Imam Malik dikatakan oleh para ulama paling valid  dari pada jalur sanad yang lain.  Sanad lainnya boleh dikatakan rapuh, tidak boleh dibuat pegangan, tapi  harus dilepaskan. Bila masih dipegangi akan membuat kesesatan orang lain, bukan mengarahkan kepada kebenaran.
Namun kalau dalam seluruh kitab hadis yang saya miliki, hanya dari Al Mughirah bin Abu Burdah.
Maksudnya  hampir seluruh sahabat tiada  yang mengerti hadis  tsb kecuali  Abu Hurairah dari refrensi kitab hadis dan sanad hadis tsb baik  yang valid maupun tidak.. Dan tiada tabiin yang tahu hadis tsb kecuali Al Mughirah bin Abu Burdah. Dia perawi  tingkat tiga.
تلخيص الحبير (1/ 9)

قال الشافعي في إسناد هذا الحديث من لا أعرفه قال البيهقي يحتمل أن يريد سعيد بن سلمة أو المغيرة أو كليهما قلت لم ينفرد به سعيد عن المغيرة فقد رواه عنه يحيى بن سعيد الأنصاري إلا أنه اختلف عليه فيه
Syafii berkata: Sanad hadis ini terdapat perawi yang aku tidak tahu dengannya.
Al baihaqi berkata: Mungkin maksudnya  adalah perawi bernama Sa`id bin Salamah  atau al Mughirah atau keduanya.
Aku ( al Baihaqi ) berkata: Said  tidak sendiri meriwayatkan hadis tsb dari Al Mughirah . Sungguh  Yahya bin Sai`d  al anshari juga meriwaatkan hadis tsb dari Al Mughirah, hanya saja masih hilap.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Dukungan dari Yahya bin Said  ini juga sangat lemah dan sanadnya kacau belau. Jadi kurang kuat . 
Dalam mausuah ruwatil hadis 6829 terdapat keterangan sbb:


6829

و قال على ابن المدينى : المغيرة بن أبى بردة رجل من بنى عبد الدار ، سمع من
أبى هريرة ، و لم يسمع به إلا فى هذا الحديث .
Ali bin Al madini berkata: Al Mughira bin Abu Burdah  seorang lelaki  dari banu  Abd al Dar mendengar dari Abu Hurairah dan tidak mendengarnya kecuali satu hadis ini. 

صحح حديثه عن أبى هريرة فى البحر : ابن خزيمة و ابن حبان و ابن المنذر و 
الخطابى و الطحاوى و ابن مندة و الحاكم و ابن حزم و البيهقى و عبد الحق و آخرون 
Hadis  dari Abu Hurairah  dalam al bahr itupun di sahihkan  oleh Ibn Huzaimah , Ibn Hibban, Ibn Mundzir al Khatthabi , Thahawi , Ibnu Mandah, al Hakim , Ibn Hazm , al Baihaqi , Abd Haq dll.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Sepengetahuan saya , Imam Bukhari tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya, Muslim, Nasa`I , Abu Dawud, Imam  Malik sendiri yang meriwayatkan hadis tsb, Ibnu Majah , Ahmad bin Hambal , Abu Hanifah, Imam Syafii  sendiri tidak berani menyataka hadis " Bangkai ikan halal "  sebagai hadis  yang sahih. 
Kalau  gitu ular laut, buaya ,Anjing laut, gajah laut, singa laut , beruang laut, ikan duyung,  Kura-kura ,   halal semua. Tiada satupun dari hewan laut yang di haramkan.
Sebagaimana  hewan darat tidak semuanya di halalkan, maka hewan laut juga tidak semua di halalkan
Ada orang yang mengharamkan kepiting darat karena hidup di dua alam – di air juga di darat. Alasan sedemikian ini adalah baru  atau bid`ah sekali, tiada dalil atau tuntunannya.
Kesimpulan:
1.Syaikh  abu  Hamid dan Imamul haramain menyatakan kepiting haram
2.Selain ikan  termasuk khabits ( jijik dan haram  juga)
3. Menurut Ghozali daging kepiting najis.
4. orang yang memasak kepiting mesti  dengan tahinya
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan