Rabu, Februari 25, 2015

Hukum makan ikan lele yang di beri makanan daging babi - kajianku ke 1




Mukaddimah; Ternak ikan lele, biasanya di beri makanan dari daging babi sebagaimana  kebiasaan  di luar negri. Kalau  di dalam negri kita ini, biasanya di kasih makanan usus ayam . Mereka yang  berdomisili di luar negri bertanya kepada saya tentang  hal itu, lalu saya bikinkan artikel ini.
Makanan najis atau haram  itu untuk  kita yang beriman, bukan untuk orang kafir atau hewan. Untuk kita dilarang  memakannya, Tapi  untuk hewan, tiada hukum halal atau haram baginya, santap saja.
   Yang penting bagi kita, daging itu bahaya untuk kesehatan kita atau  tidak. Sekalipun hewan itu makan makanan halal, tapi kalau keracunan dan bahaya  bagi kita, maka  tetap di haramkan  untuk kita.
Begitu juga bila hewan di beri minuman yang najis , maka boleh saja dimakan oleh hewan. Tiada perintah  baginya  dari Allah untuk menghindari barang najis dan mendekati atau meminum air yang suci saja. Saya agak lama menjawab pertanyaan teman fb tentang hukum ikan lele yang kenyang dengan daging babi, sebab saya harus mengkaji hadis tentang hewan jallalah yang katanya tidak boleh di makan dagingnya. Ternyata boleh juga dimakan, dan hadis – hadisnya lemah semuanya. Realita unta jallalah  sendiri  , saya belum menjumpainya, belum melihatnya sekalipun saya  di Mekkah  tujuh tahun. Saya hanya membaca dari kitab saja dan mendengar dari guru.  Inilah hasil kajianku semoga bermanfaat.
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ الْجَلَّالَةِ وَأَلْبَانِهَا
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرَوَى الثَّوْرِيُّ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْسَلًا
Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abdah dari Muhammad bin Ishaq dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid dari Ibnu Umar ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk memakan al jallalah (hewan yang memakan kotoran) dan meminum susunya." Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Berkata Abu 'Isa; Ini merupakan hadits hasan gharib dan Tsauri meriwayatkan dari Ibnu Abi Nujaih dari Mujahid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  dalam ke adaan  mursal ( lemah ). HADIST NO - 1747KITAB TIRMIDZI  .  HADIST NO – 3291 /KITAB ABUDAUD
إرواء الغليل في تخريج أحاديث منار السبيل (8/ 149)
صحيح.
Al bani menyatakan hadis  tsb sahih.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Di saat Imam Tirmidzi sendiri  menyatakan hadis tsb adalah hasan gharib, bukan sahih gharib
،وقال الإمام أحمد :"لا تكتبوا هذه الأحاديث الغرائب فإنها مناكير ، وعامتها عن الضعفاء ".

Imam Ahmad  berkata: Janganlah menulis  hadis – hadis  yang gharib ( nyeleneh ) Sesungguhnya ia adalah hadis  yang munkar . Dan kebanyakanya  adalah lemah.
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،

Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan hadis.( tafarrud )
1. Ulama hadis dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci terhadap terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh ) dan hadis yang di riwayatkan oleh seorang perawi , lalu di anggap sebagai hadis yang terjelek sebagaimana di katakan oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu terjelek adalah yang gharib dan ilmu yang terbaik adalah yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ). 1

التمييز في تلخيص تخريج أحاديث شرح الوجيز المشهور بـ التلخيص الحبير (6/ 3072)
اختلف فيه على ابن أبي نجيح؛ فقيل: عنه، عن مجاهد، مرسلا.
Riwayat itu masih hilap, ada yang mengatakan dari Abi Najih dari Mujahid dalam keadaan mursal. ( Lemah ). Talkhis al habir 3072/6.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jadi hadis tentang larangan makan jallalah ( hewan pemakan kotoran ) itu masih hilap tentang kasahihannya. Ada yang menyatakan  mursal – lemah  dan ada yang menyatakan hasan Gharib . Dan yang terahir inipun menurut Imam Tirmidzi saja. Bukhari dan Muslim tidak memasukkannya hadis tsb  dalam kitab sahihnya. Ia tidak diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Bahkan imam Bukhari menjawab pertanyaan Tirmidzi bahwa hadis itu adalah lemah karena mursal.
Dalam Sunan Ibn Majah  yang di tahkik oleh al arnauth 353/4 di katakan :
Cacat hadis itu juga karena an`anah Muhammad bin Ishak dan beliau menyatakan bahwa hadis itu paling tepat adalah mursal ( lemah )
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis sedemikian ini jelas tidak bisa di jadikan hujjah untuk melarang makan hewan jallalah atau hewan apa saja yang makanannya dari kotoran atau benda najis sepert ikan lele yang di kolam ternakannya diberi makanan daging babi.
-       وأخرجه أبو داود (3785)، والترمذي في "جامعه" (1928)، وفي "العلل الكبير" 2/ 773، والطبراني في "الكبير" (13506)، والحاكم 2/ 34، والبيهقي 9/ 332، وابن عبد البر في "التمهيد" 15/ 182، وابن الجوزي في "التحقيق" (1974) من طريق محمَّد بن إسحاق، بهذا الإسناد. وسأل الترمذي البخاريَ عنه في "العلل" فأعله بالمرسل.
-      وأخرجه عبد الرزاق (8718)، وابن أبي شيبة 8/ 336 من طريق سفيان الثوري، عن ابن أبي نجيح، عن مجاهد مرسلًا.
-      وأخرجه عبد الرزاق (8714) عن ابن عيينة، عن إبراهيم بن أبي حرة، عن مجاهد مرسلًا كذلك. وابن أبي حرة هذا ثقة.
…………………… Intinya Imam Tirmidzi bertanya kepada Imam Bukhari tentang hadis larangan makan daging  jalllalah dan minum air susunya , lalu Imam Bukhari menjawab: Hadis tsb cacat karena  mursal (lemah ).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi tidak bisa berpegangan hadis tsb untuk mengharamkan makan daging jallalah. 
Muhammad bin Ishak sebagai perawi yang di permasalahkan disini adalah  
الطبقة : 5  : من صغار التابعين
Tingkatan ke lima  dari tabiin Yunior ,
الوفاة : 150 هـ و يقال بعدها
Wafat pada tahun 150 H , ada yang mengatakan: “ setelahnya”.
مرتبته عند ابن حجر : صدوق يدلس ، و رمى بالتشيع و القدر
Peringkatnya menurut Ibn Hajar : Dia perawi yang suka berkata benar, suka menyelinapkan  perawi lemah, tertuduh syi`ah dan qadariyah.
مرتبته عند الذهبـي : الإمام كان صدوقا من بحور العلم ، و له غرائب فى سعة ما روى تستنكر ، و اختلف فى الاحتجاج به ، و حديثه حسن و قد صححه جماعة
Peringkatnya menurut Dzahabi : Beliau adalah Imam yang jujur termasuk lautan ilmu, punya riwayat – riwayat yang nyeleneh ( gharib ) yang  kamu ingkari sekalipun  banyak riwayatnya . Ulama masih hilap tentang bolehnya berhujjah dengannya, hadisnya hasan dan di sahihkan juga oleh jamaah. Lihat 5725 Mausuah ruwatil hadis.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tadlisnya  Muhammad bin Ishak ini masih merupakan cacat hadis “ larangan makan hewan yang pemakan  kotoran itu “.Apalagi hadis itu dikatakan gharib oleh Imam Tirmidzi . Ia  juga munkar.
التلخيص الحبير ط العلمية (4/ 384)
-      اخْتُلِفَ فِيهِ عَلَى ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ:
-      فَقِيلَ عَنْهُ عَنْ مُجَاهِدٍ مُرْسَلًا.
-      وَقِيلَ: عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ.
Ulama masih hilap tentang riwayat  Ibnu Abi Najih.  Ada yang menyatakan : Dari Mujahid  secara mursal  dan ada yang menyatakan    dari Mujahid dari Ibnu Abbas  ( bukan dari Ibnu Umar  tadi ).
كشف الأستار عن زوائد البزار (3/ 327)
2860 - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَوْصِلِيُّ، ثنا حَسَّانُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ، عَنْ لُحُومِ الْجَلالَةِ، وَأَلْبَانِهَا، وَظُهُورِهَا.
……….,   dari laits dari Mujahid dari Ibnu Abbas : Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hari pada  penaklukan kota Mekkah melarang daging  jallalah , air susunya dan punggungnya ( tidak boleh di naiki ).   Kasyf al astar  327/3

مجمع الزوائد ومنبع الفوائد (5/ 50)
رَوَاهُ الْبَزَّارُ، وَفِيهِ لَيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ، وَهُوَ ثِقَةٌ وَلَكِنَّهُ مُدَلِّسٌ، وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ ثِقَاتٌ.
HR Al bazzar , namun dalam sanadnya  terdapat Laits bin Abu Sulaim yang tsiqah  tapi mudallis ( suka menyelinapkan  perawi lemah ) dan perawi – perawi lainnya terpercaya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis  riwayat Ibnu Abbas kali ini lemah karena an anah perawi bernama laits. Redaksi hadisnya  juga gharib sekali , ada tambahan pada penaklukan kota Mekkah.
ابن زنيم ، محدث الكوفة وأحد علمائها الأعيان على لين في حديثه لنقص حفظه

[
ص: 180 ] قال أحمد بن حنبل : ليث بن أبي سليم مضطرب الحديث ، ولكن حدث عنه الناس . وقال : ما رأيت يحيى بن سعيد أسوأ رأيا في أحد ، منه في ليث ، وابن إسحاق ، وهمام . لا يستطيع أحد أن يراجعه فيهم .
وقال عبد الله بن أحمد : سألت عثمان بن أبي شيبة ، فقال : سألت جريرا ، عن ليث ، وعطاء بن السائب ، ويزيد بن أبي زياد ، فقال : كان ليث أكثر تخليطا ، ويزيد أحسنهم استقامة . قال عبد الله : فسألت أبي عن هذا ، فقال : أقول كما قال جرير .
وقال أبو زرعة ، وغيره : ليث لا يشتغل به ، هو مضطرب الحديث ، لا تقوم به حجة .
Laits adalah Ibn Zanim – ahli hadis  Kufah dan salah satu tokoh ulamanya  sekalipun hadisnya lemah karena  hapalanya  kurang kuat.
Ahmad bin Hambal berkata: Laits bin Abu Sulaim perawi yang kacau hadisnya tapi orang – orang juga meriwayatkan hadis  dari padanya. Beliau berkata: Aku tidak melihat Yahya bin Sa`id  sangat buruk penilaiannya kepada seseorang melebihi kepada  laits , Ibn Ishak  dan Hammam. Tiada seorang pun yang mampu untuk mencabut pernyataan beliau tentang tiga orang itu.
Abdullah bin Ahmad berkata: Aku bertanya  kepada Usman bin Abi Syaibah lalu berkata: Aku bertanya  kepada Jarir tentang Laits , Atha`  bin As saib dan Yazid bin Abi Ziyad , lalu beliau menjawab:Laits sering kabur hapalannya. Yazid paling lurus dan paling baik.
Abdullah berkata: Aku bertanya  kepada ayahku  tentang hal ini,beliau menjawab: Aku berkata sebagaimana  perkataan Jarir.
Abu Zar ah dan lainnya berkata:  Laits tidak perlu dipikirkan , dia adalah kacau riwayat hadisnya dan tidak bisa di buat hujjah.
تنقيح التحقيق لابن عبد الهادي (4/ 671)
-      وقال الطبرانيُّ: ثنا معاذ بن المثنَّى ثنا مسدَّد ثنا يحيى بن سعيد عن ابن جريج قال: حدَّثني أبو الزبير عن مجاهد عن ابن عمر قال: نهي عن الجلالة (5)
-      Dari Abu Zubair dari Mujahid  dari Ibn Umar ra berkata: Daging jallalah  dilarang . Lihat Mu`jam Thabrani  13464.
-      Komentarku ( Mahrus ali ):
Atsar  itu dari perkataan Ibn Umar bukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
-      Dan  terdapat perawi bernama Abu Zubair  yang mudallis.
مرتبته عند ابن حجر : صدوق إلا أنه يدلس
-      مرتبته عند الذهبـي : حافظ ثقة ، و كان مدلسا واسع العلم ، قال أبو حاتم : لا يحتج به
Peringkat Abu Zubair menurut Ibn Hajar : Dia adalah perawi yang jujur hanya saja dia mudallis.
Menurut Dzahabi: Dia hafidh, terpercaya, mudallis, ilmunya uas . Abu Hatim  berkata : Tidak boleh dibuat hujjah riwayatnya. Lihat Mausuah ruwatil hadis. 6291
Setahu saya, seumur saya belum melihat unta makan kotoran, apalagi tahi. Makanan  unta itu rerumputan atau daun – daun yang berada di pepohonan. Saya jumpai di salah satu situs : http://www.startimes.com/f.aspx?t=32969848
وتأكل الإبل النباتات الصحراوية العشبية الأرضية والشجرية العالية، وتفضل الشجرية وخاصة في موسم الجفاف حيث أن طول وارتفاع الرقبة يساعدها على أخذ الأغصان الطرية من قمم تلك الأشجار المرتفعة، كما أن الشفة العليا المشقوقة والمرنة تعينها على التقاط النباتات الشوكية،
Dan Unta  makan tanaman  padang pasir yang di bawah  dan pepohonan yang tinggi , dan lebih memilih daun pohon, terutama di musim kemarau di mana  leher panjang dan tinggi bisa membantunya  mengambil tangkai segar dari  puncak pohon yang tinggi , sebagaimana bibir atas  yang terbelah fleksibel bisa membantunya untuk mengambil tanaman berduri.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya juga belum menjumpai sapi, kerbau atau kambing yang makan kotoran, malah makanannya  adalah bersih – bersih, bahkan saya dengar rumput yang  dimakannya  juga jangan sering di injak – injak orang.
Lalu hewan jallalah yang makan kotoran, saya belum menjumpainya. Entah kalau ayam dan bebek dimasukkan ke sana. Pada hal ayam dan bebek jels di haramkan karena termasuk hewan yang bercakar.
Bila hadis jallalah itu di pandang dari segi redaksinya  sbb:
dari Ibnu Umar ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk memakan al jallalah (hewan yang memakan kotoran) dan meminum susunya."
dari Ibnu Abbas : Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  pada hari   penaklukan kota Mekkah melarang daging  jallalah , air susunya dan punggungnya ( tidak boleh di naiki ).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Antara redaksi hadis riwayat Ibnu Abbas dan Ibnu Umar sangat berbeda, dimana  pada  redaksi Ibnu Abbas ada tambahan redaksi  dan dan punggungnya  ( tidak boleh  di tunggangi ) .Bukan hanya di larang daging dan susunya, malah punggungnya juga  dilarang untuk dinaiki.
Tambahan ini dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau  dari perawi Ibnu Abbas atau perawi yang lemah itu . Sulit sekali di tentukan mana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sesungguhnya dan mana yang di palsukan itu.  Redaksi  sedemikian ini termasuk kacau belau, tidak singkron , tidak boleh  di buat hujjah.
Kita ikuti saja kaidah  dalam musthalah hadis:
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.


Bila di paksa untuk pegangan hidup, maka pilih yang mana? Lalu realita  hewan unta, kerbau atau  sapi yang makan kotoran ini  saya sendiri belum menjumpainya.
Mengapa naik punggung jallalah kok dilarang, katanya di hawatirkan keringatnya akan membasahi pakaian. Saya katakan : Unta sekalipun  tidak pernah makan kotoran, maka di perutnya itu juga penuh dengan tahi yang juga kotor. Tiada tahi dalam perut unta atau kerbau, sapi yang tidak kotor. Sekalipun ia makan makanan rerumputan. Lihat saja baunya bila hewan itu kentut.

   
Kesimpulan:
Cacat hadis riwayat Tirmidzi dalam masalah jallalah itu juga karena an`anah Muhammad bin Ishak dan beliau menyatakan bahwa hadis itu paling tepat adalah mursal ( lemah
Bahkan imam Bukhari menjawab pertanyaan Tirmidzi bahwa hadis itu adalah lemah karena mursal.
Hadis  riwayat Ibnu Abbas tentang jallalah kali ini lemah karena an anah perawi bernama laits. Redaksi hadisnya  juga gharib sekali , ada tambahan pada penaklukan kota Mekkah.
Untuk atsar Ibnu Umar  tidak bisa  dibuat pegangan karena   terdapat perawi bernama Abu Zubair  yang mudallis.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan