Selasa, November 18, 2014

Jawabanku ke 16 terhadap para komentator di fbku




Kata pengantar:
Banyak  umat yang sesat mencela kebenaran dan menjunjung kesalahan karena kebodohan atau ilmu yang didapatnya  dari ilmu golongan. Akhirnya apa yang diluar  golongannya di anggap  sesat dan ajaran golongannya pasti benar. Tipe orang sedemikian inilah yang berbahaya  bukan orang yang selamat.
فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. Ghafir 83.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ajaran para Rasul di tolak, di ledek, dan masarakat  merasa ajaran  mereka sudah final, tidak boleh di robah, dan yang merobahnya ke ajaran Rasul  yang asli harus  di hujani dengan berbagai macam hinaan . Ahirnya  azab  Allah menimpa kepada masarakat  yang sedemikian  itu.
Karena itu, dalil harus  kita dulukan, bukan pendapat manusia, ulama  atau orang awam. Disaat kita mendengar ajaran baru, kita harus melihat dalilnya. Bila  tepat dan sahih, kita harus berani meninggalkan ajaran lama yang tidak berdalil. Bila kita masih kokoh dengan ajaran yang tidak berdalil, maka seperti saya  dulu bila begitu saya akan masih menjadi tokoh ahli bid`ah.
Inilah jawabanku ke 16.

Ustadz Agus Susanto Mahasiswa universtas Islam Medinah menulis :
Kyiai Mahrus gak bisa dimasukkan kedalam sunni salafi (wahabi).

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Saya sendiri kurang mengerti tentang sunni salafy wahabi itu secara detil, saya  hanya mengerti kulitnya saja. Begitu juga tentang sunni salafy non wahabi. Saya  tidak suka dengan bergolong golong  dalam Islam sebagaimana bergolong – golong dalam kekufuran.  Ahli bid`ah – kaum Syi`ah suka bergolong – golong menjadi banyak sekte  di dalamnya yang saling berbenturan  satu sama lain, tidak bisa rukun dan damai kecuali menghadapi Islam yang kaffah. Begitu  juga ahli bid`ah di kalangan kita ini menjadi agama  sektarian  yang merugikan Islam dan menguntungkan kekufuran. Salafy  sendiri terdapat banyak sekte yang sangat populer, satu sama lain saling menghajr, mentahdzir. Inilah agama  ciptaan manusia  dibumi bukan ciptaan Allah di langit.
Saya ingin muslim  yang kaffah tanpa sektarian. Mereka yang fanatik  golongan bagi saya adalah musrikin bukan muwahhidin – orang – orang yang menegakkan tauhid. Saya ingat ayat :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ(30)مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.  Surat Rum.


Perjuangan untuk mengembangkan ajaran  golongan akan membikin perpecahan kaum muslimin, bukan mempersatukannya. Sektarian dalam Islam bukan Islam yang hanif  tapi Islam yang bengkong. Pejuangnya  dan tokoh – tokohnya akan memikul dosa besar, bukan mendapat pahala kecil. Saya ingat:
 
مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ     
Barang siapa melakukan suatu perbuatan baik dlm Islam akan mendapat pahalanya dan pahala  orang yang menjalankannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka . Barang siapa yang melakukan  perbuatan jelek  akan mendapat dosanya dan  dosa orang yang melakukannya  tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun . Muslim 1017
Allah berfirman :
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu . Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An Nakhel 25
 Realita  dalam kehidupan. Saya pernah di undang ke kantor pusat salah satu  golongan, saya di harapkan  untuk ikut dalam golongannya. Saya  dibilangi: Kalau masalah tanah lebar dan uang dua  milyard insya Allah mudah bagimu.
Malamnya saya mikir , merenung, mau  saya terima  tawaran ini. Resikonya saya harus  ikut golongan itu. Tapi  hidup saya  taannas – enak., akhirat saya akan menderita.  Saya  harus menyimpan banyak kebenaran, dan menampakkan kesalahan yang dibenarkan golongan itu. Harus menyimpan banyak ajaran yang bersebrangan dengan golongan itu. Bila  di tampakkan, maka  saya akan dipecat. Pikir  punya pikir lebih baik  saya tidak mengikuti ajakan itu dan saya serahkan kehidupan saya  kepada Allah. Saya ingat ayat :
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.  Hud 88.
 Di Surabaya sendiri, salah satu golongan pernah menawari saya  agar ikut golongannya, saya akan mendapat undangan  yang banyak, di kasih fasilitas  rumah, mobil, kehidupan tercukupi. Tapi  saya  selalu menghindari godaan seperti ini. Sayang sebagian  orang mencari – cari godaan seperti ini. Saya  sudah  cukup dengan rizeki  dari Allah  sekalipun saya  tidak ikut golongan manapun.
Al hamdulilah ya  akhi,  Allah  itu mau menjamin kepada hambanya yang mau lurus anti keserongan. Ketika  saya  di undang  ke Pekalongan  untuk  pengajian di sana. Buku – buku  saya  dan  cd pengajian  saya laku laris manis . Di sana  saya tinggal selama tiga hari di tiga tempat pengajian Muhammadiyah. Saya  dapat laba bersih Rp 20.000.000. ( Dua puluh juta  rupiah  )  di tambah  uang sumbangan untuk saya dua belas juta. Ini saya katakan  karena  ada ayat  fa amma  binikmati rabbika  fahhadis. Ceritakanlah  nikmat Allah padamu . ……….., jangan menceritakan musibah yang menimpamu.  Dan al hamdulillah bukan inna  lillah, buku saya dan cd pengajian  saya laku keras ketika ada undangan pengajian untuk saya. Masalah uang sangu dari panitia, tidak terpikirkan. Tidak di beri sangupun, saya rela dan al hamdulillah bisa menyampaikan kebenaran.
Kalau saya ini menyimpang  dari akidah  ahlis sunnah, maka  ahlis sunnah di Indonesia tidak akan mau mengundang saya dan buku saya  tidak akan laku dikalangan mereka.


Ustadz Agus Susanto menulis lagi :
Tapi ushulnya bukan ahlusunnah dan aqidahnya pun berbeda..

Komentarku ( Mahrus  ali ):
 Itulah  fitnah yang keji kepada seorang muslim dikalangan kaum muslimin. Kalau membikin fitnah kepada kafirin saja tidak diperkenankan apalagi kepada  seorang mukmin. Tunjukkan mana ushul  dan akidah  saya yang menyelisihi ? Tolong  tunjukkan, jangan disimpan. Tampakkan. Kita  hidup di dunia sebelum hidup di akhirat  adalah harus saling berwasiat dengan kebenaran agar kita beruntung dan tidak menderita di akhirat. Jangan  saling berwasiat dengan kejelekan sebagaimana dilakukan oleh kalangan ahli bid`ah. Ingatlah ayat :
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.  Surat al ashr
 
Ustadz Agus Susanto Semua yang di tag gak ridha di katakan satu madzhab dengan pak kyia apalagi satu aqidah..
Kedua orang itu (Idrus Ramli dan Mahrus Ali) suka banyak memelintir perkataan ulama demi hawa nafsunya.
Meski di akui Idrus Ramli lebih amanah ketimbang Mahrus ali

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Ini kekejian lagi, tuduhan tanpa bukti yang dilakukan oleh seorang ustadz yang lagi belajar di fakultas hadis, bukan  anak jalalan atau orang yang belajar di Mexico. Tunjukkan ayat – ayat al quran yang saya pelintir artinya. Bila anda tidak bisa menunjukkan maka tanda bahwa  anda hanyalah manusia yang suka menuduh jelek kepada orang mukmin. Saya  sangat berterima kasih bila anda menjumpainya dan itulah yang saya cari. Apakah anda tidak takut dengan ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
.Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
Ayat tersebut mirip dengan ayat  sbb :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. 
Ingatlah  kalimat seorang penyair sbb:
إِنْ كَانَ يُعْجِبُكَ السُّكُوْتُ فَإِنَّهُ ... قَدْ كَانَ يُعْجِبُ قَبْلَكَ اْلأَخْيَارَا
وَ لَئِنْ نَدِمْتَ عَلَى سُكُوْتٍ مَرَّةً ... فَلَقَدْ نَدِمْتَ عَلَى اْلكَلاَمِ مِرَارًا

Bila kamu tertarik untuk diam, maka sungguh orang – orang baik sebelummu juga begitu .
Bila kamu menyesal atas diam  sekali , sungguh kamu  beberapa kali menyesal karena pembicaraanmu . 



Pak Kiyai, adillah dlm sgl perkara terlebih petkara agama yg mulia ini. Ikutlah orang yg lebih alim dri anda. Tinggalkan kebiasaan lama anda saat msh dipesantren Langitan. Anda sdh dibuka hidayah oleh ALLAH krn anda menjunjung tinggi al Quran dan as Sunnah, tp ikutlah ulama sunni yg alim alim. Jangan jadi bertafarrrud dalam meriwayatkan hukum 2 Allah dan RasulNya. Gtu pak kiyau ya, pokoknya jgn nyelenehlah !
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Bila saya ikut ulama yang anda katakan itu, maka saya akan melakukan salat di karpet sampai mati dan menyelisihi salat Rasulullah SAW sampai mati. Saya  tidak pernah menjalankan salat di atas tanah dengan mengenakan  sandal yang mesti  di lakukan oleh Rasulullah SAW dalam setiap salat wajibnya. Bahkan saya  akan makan Ayam dan Telor sampai mati . Pada  hal para  sahabat tidak pernah makan Ayam dan Telor. Karena itulah, jangan  ikut pendapat ulama ketika ada hilap, tapi ikutilah dalil untuk menghurmati ayat :
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ والرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَاَحْسَنُ تَاْوِيْلاً.

"Jika kamu saling berbantah-bantahan dalam sesuatu perkara, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".  An-Nisa, 4:59.

Juga ada ayat lainnya sbb :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. Al ahzab 36


Bapak Rindu Al-Mustofa  alumni STMIK Amikom Yogyakarta  menulis :
 Kalo pendapat pak kyai yg tafarudd berarti kan lemah dan tidak perlu di ikuti yaa pak
dalil yg dijadikan pembatal hadits ttg kehalalan ayam ternyata dipahami berbeda oleh Ustadz Mahrus, Mikhlab oleh beliau dimaknakan denga cakar secara mutlak, pdhal Ulama2 yg mensyarah hadits tsb, bgt pula Ulama ahlul lughah tdklah menggunakan kata mikhlab kepada hewan2 spt ayam atau bebek, yg ma'ruf menurut mereka dzufur, beliau juga pd diskusi lalu blm dapat menjelaskan makna "min" apakah maknanya?

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Masalah pendapat saya yang tafarrud  sudah di jawab di jawabanku yang lalu, bahwa saya ini  tidak tafarrud  tapi  ikut kamus – kamus yang mengartikan mikhlab dengan cakar mutlak dan bahasa harian yang sampai sekarang berlaku yaitu mikhlabud dajaj. Untuk  dhufrud dajaj  sudah di jawab. Bahasa itu tidak berlaku di bahasa  harian dan di kamus kecuali sebagiannya saja. Lebih detilnya lihat di jawabanku yang lalu.

Anda menyatakan:
beliau juga pd diskusi lalu blm dapat menjelaskan makna "min" apakah maknanya?

Komentarku ( Mahrus  ali ):
Sebetulnya sudah di jawab, mungkin anda  tidak mengikutinya ketika saya menjawab kepada pertanyaan kiyai Abi azka.
Kalimat min disitu yang dimaksud adalah dari hadis:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
Rasulullah SAW melarang  setiap binatang buas bertaring dan setiap burung yang punya cakar HR Muslim  1934

Asal arti menurut urutan bahasa :  Rasulullah SAW melarang  setiap hewan bertaring dari binatang buas dan setiap yang punya cakar dari Burung.

Bila  anda membahas masalah min , di kalimat minat thoiri , maka anda harus  bahas kalimat min  dari kalimat minas siba`.  Apakah ada binatang buas yang tidak bertaring dan apakah  ada Burung yang tidak bercakar.



Ust. Agus Susanto mahasiswa Medinah Fak hadis menulis:
MEMBELA HADIST ZAHDAM AL-JARMIY
-------------------------------------------------
Termasuk kejahatan yang dilakukan oleh Kyiai Mahrus Ali adalah melemahkan hadist Abu Musa dari jalan Zahdam Al-jarmy secara serampangan dengan kaidah yang aut-autan lagi asal-asalan, meskipun hasdist tersebut telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sekalipun.
Dengan bermodal alasan tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy maka diapun berani melemahkan hadist tersebut.
Benarkah hadist itu lemah lantaran tafarrudnya Zahdam Al-Jarmiy??
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Bila  anda menyatakan jahat kepada saya karena masalah tersebut, maka anda juga menyatakan jahat kepada ulama ahli hadis dulu yang melemahkan hadis yang tafarrud ( hadis yang hanya seorang perawi yang meriwayatkannya ). Bila anda menyatakan , modal saya serampangan dengan kaidah yang aut-autan lagi asal-asalan, maka ulama hadis dulu yang melemahkan hadis yang tafarrud juga begitu. Masalahnya sebetulnya sudah dijelaskan dalam jawaban saya yang lalu.
Bacalah lagi ini:
Oh ya. Saya akan tunjukkan  ahli hadis  dulu yang melemahkan hadis tafarrud , syadz bukan secara  husus dengan menyebut hadis Zahdam sbb:  seperti  Imam Malik  lahir 93 H – wafat 179. Sulaiman al a`masy , lahir 61 H  wafat 147 H.  Ahmad bin Hambal  164 – 241 H Abu bakar al bardiji  lahir 230 H. Abu Dawud 202 – 275 H  . Al Hakim  lahir 321 H .

- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan  hadis.( tafarrud )
1.    Ulama hadis  dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat  gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci  terhadap  terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh )  dan  hadis yang  di riwayatkan   oleh seorang  perawi , lalu di anggap   sebagai  hadis yang  terjelek  sebagaimana  di katakan   oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu  terjelek  adalah  yang gharib  dan  ilmu yang  terbaik adalah  yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ). 1
 وقال سليمان الأعمش: »كانوا يكرهون غريبَ الحديث«2،
Sulaiman  al a`masy berkata : Mereka  tidak suka  dengan  hadis yang gharib 2.
 بل إن الإمام أحمد بن حنبل جعل مصطلح الغريب دليلا على الوهم، فقد نقل عنه محمد بن سهل بن عسكر أنه قال: « إذا سمعت أصحاب الحديث يقولون: «هذا الحديث غريب» أو« فائدة» فاعلم أنه خطأ، أو دخل حديث في حديث، أو خطأ من المحدث، أو ليس له إسناد، وإن كان قد رواه شعبة وسفيان»3.
Bahkan imam Ahmad bin Hambal  menjadikan istilah gharib sebagai tanda kekeliruan.  Sungguh  Muhammad bin Sahal bin Askar mengutip dari Imam Ahmad  bahwa beliau menyatakan: Bila  kamu  mendengar ahli hadis  berkata: Ini hadis gharib , atau faidah , ketahuilah ia adalah kekeliruan, atau hadis  masuk  dalam  hadis lain, atau kekeliruan dari  ahli hadis  atau orang yang menceritakannya  atau ia tidak punya sanad sekalipun diriwayatkan oleh Sufyan atau Syu`bah. 3
Abu bakar al bardiji  berkata:
المنكرهو الذي يحدث به الرجل عن الصحابة ، أو عن التابعين ، عن الصحابة ، لايعرف ذلك الحديث ـ متن الحديث ـ إلا من طريق الذي رواه ، فيكون منكرا
Hadis  munkar adalah hadis yang  di sampaikan oleh  seorang lelaki  dari  sahabat atau  dari tabi`in dari sahabat. Hadis  itu atau redaksinya   tidak dikenal kecuali   dari orang tsb , maka  hadis itu adalah munkar.
(3) شرح علل الترمذي (2/ 653ـ654) وانظر التعديل والتجريح للباجي (1/302)

Al Hakim berkata:
فأما الشاذ فإنه الحديث يتفرد به ثقة من الثقات وليس للحديث أصل متابع لذلك الثقة
Adapun hadis  Syadz ( ganjil ) adalah hadis yang diriwayatkan seorang perawi terpercaya  dari  beberapa perawi terpercaya. Dan hadis itu tidak memiliki asal yang mendukung kepada  perawi  terpercaya itu.
معرفة علوم الحديث ص 119
Ma`rifat  ulumil hadis.
Syaikh DR Ibrahim bin Abdullah allahim dosen yang mengajar  di Universitas Imam Muhammad bin Su`ud al islamiyah  - fak hadis menulis :
فهذه النصوص أقل ما يستفاد منها أن كبار النقاد يتوقفون في بعض ما يتفرد به الثقة ، وربما صرحوا برده ونكارته ، وعملهم بذلك يدل على ذلك أيضا ، فلا يحصى ما استنكره النقاد مما يتفرد به الثقات ،
Kalimat – kalimat ( nas ) itu bisa di ambil manfaatnya , paling tidak , sesungghnya tokoh –tokoh  kritikus hadis tawaqquf ( bimbang ) terhadap  hadis yang seorang  perawi  terpercaya meriwayatkan secara  sendirian. Terkadang  mereka  menjelaskan hadis itu tertolak dan munkar. Perbuatan mereka menunjukkan hal itu . Tidak bisa di hitung apa yang di ingkari oleh kritikus – kritikus hadis  terhadap  hadis yang  tafarrud itu .  Lihat  di majalah  al Hikmah  edisi  24
Bila anda ingin jelas boleh di rujuk kembali keterangan saya yang lalu. Saya tambahi lagi sbb:
روى سليمان بن بلال عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة عن النبي صلى الله عليه وسلم ( نعم الإدام الخل ) (18) و ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) (19)
سئل عنهما أبو حاتم فقال ( هذا حديث منكر بهذا الإسناد ) (20)
وقال ابن رجب ( ذكرنا أن كثيرا من الحفاظ استنكروه ـ يعني الحديث الأول ـ على سليمان بن بلال ، منهم أحمد وأبو حاتم وأحمد بن صالح وغيرهم ، وكذلك قال جماعة منهم في حديث ( بيت لا تمر فيه جياع أهله ) بهذا الإسناد ) (21)
(18)
مسلم (1621) ، الترمذي (1845) ، ابن ماجة (3316)
(19)
مسلم (2046) ، أبوداود (3831) ، الترمذي (1820) ، ابن ماجة ( 3327)
(20)
علل الحديث (2/293)
(21)
شرح علل الترمذي (2/ 651)
Sulaiman bin Bilal dari Hisyam  bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah dari Nabi SAW " Sebaik baik  bumbu  adalah cuka. ( 18 ) . Dan rumah yang tidak ada kurma akan membikin lapar penghuninya. ( 19 ) .
Abu Hatim ditanya tentang dua hadis itu, lalu di jawab: Hadis ini adalah munkar dengan sanad ini. ( 20 )
Ibn Rajab berkata: Kami sebutkan bahwa kebanyakan  hafidh  hadis ingkar kepadanya – ya`ni  hadis  pertama yang disandarkan kepada Sulaiman bin Bilal itu.  Di antara mereka adalah Imam Ahmad, Abu Hatim, Ahmad  bin Shalih dll. Begitu  juga segolongan mereka  menyatakan seperti itu pada hadis " Rumah yang tidak ada kurma akan membikin keluarganya  lapar " dengan sanad ini.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Itu juga hadis tafarrud yang dilemahkan oleh Imam Ahmad, Abu Hatim dan Ahmad bin Shalih.
Bersambung…………  untuk lainnya masih menunggu.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan