Selasa, Agustus 05, 2014

ISIS akan serang kaum Sabiah


INILAHCOM, Jakarta – Setelah membantai kaum Yazidi di Lalish dan Sinjar, Irak, Ahad (3/8) lalu, kemana gerombolan ISIS akan menyerang? Benarkah target mereka selanjutnya adalah kaum Shabiin, atau Sabian, yang berpusat di kawasan rawa-rawa kota Basrah?

Ada dua kemungkinan yang menjadi target ISIS setelah menghabisi kaum Yazidi. Pertama, sebagaimana yang mereka gembar-gemborkan, kelompok ini akan menyerang Bashika dan Shanan, yang bertetangga dengan Sinjar.

"Kami akan melanjutkan pertempuran ke Bashika dan Shahan, kota-kota penyembah setan. Lalu ke Qaraqosh dan Tul Kef, dalam beberapa jam ke depan," ujar salah seorang militan via Twitter.

Wikipediamenulis, Bashika (Bhasiqa) adalah kota tua bangsa Assiria di Irak utara. Nama Bashika sendiri konon berasal dari kata ‘Bet’ dan ‘Ashika’, yang artinya Rumah Cinta. Kota ini telah lama menjadi rumah kaum minoritas di Irak, yakni para Yazidi, Kristen Asirian, Shabak dan Syiah.

Kemungkinan lain, mereka akan menyerang kelompok Shabiin, dan untuk itu harus bergerak ke sudut tenggara negeri Irak, yakni Basrah. Di kota inilah pemukiman kaum Shabiin Irak terpusat, terutama di kawasan rawa-rawanya.

Siapakah kaum Shabiin itu? Alquran menyebut kaum tersebut, antara lain, dalam Al Baqarah ayat 62. “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Terma Shabiin hingga kini terus menjadi bahan perdebatan. Abdullah Ibnu Wahb mengatakan berdasarkan pendapat Abdur Rahman Ibnu,” Shabiin adalah pemeluk suatu agama yang tinggal di Maushul. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tetapi mereka tidak mempunyai amal, kitab, dan nabi kecuali hanya ucapan “tidak ada Tuhan selain Allah’.”

Al-Khalil mengatakan bahwa Shabi’in adalah suatu kaum yang agamanya menyerupai agama Nasrani, hanya kiblat mereka mengarah kepada datangnya angin selatan; mereka menduga kaumnya itu penerus agama Nabi Nuh AS.

Al-Qurthubi meriwayatkan dari Mujahid, Al-Hasan, dan Ibnu Abu Nujaih, bahwa mereka adalah suatu kaum yang agamanya merupakan campuran antara agama Yahudi dan agama Majusi; sembelihan mereka tidak boleh dimakan, dan kaum wanitanya tidak boleh dinikahi. Sebagian ulama bahkan mengatakan, Shabi’in adalah orang-orang yang belum sampai kepada mereka dakwah seorang nabi pun.

Sementara Tafsir Ibnu Katsir menegaskan, Al Baqarah 62 itu diturunkan berkenaan dengan pertanyaan salah seorang sahabat Nabi SAW, yakni Salman Al-Farisi, kepada Nabi SAW mengenai orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabi’in yang tetap berpegang teguh kepada Taurat dan Injil yang asli pada zaman sebelum diutusnya Nabi SAW. Mereka beriman akan datangnya Nabi akhir zaman (Nabi Muhammad SAW), yang mana hal ini tertera dalam kitab suci mereka namun mereka meninggal sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW (Ibnu Katsir I:103).

Istilah Kristen menyebut kalangan Shabiin sebagai Sabaeans, atau Sabian. Dalam ‘The Templar Revelation’ karangan Clive Prince and Lynn Picknett, yang disebut-sebut menginspirasi Dan Brown untuk menulis ‘Da Vinci Code’, disebutkan, kalangan ini adalah sisa-sisa pengikut Yohannes Sang Pembaptis ( Yahya bin Zakaria), yang dikejar-kejar Gereja setelah ‘penyusunan syariat baru’ Kekristenan pasca Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Hanya kalangan Sabian yang selamat dari upaya pembersihan tersebut, sementara kalangan Kristen Basilidean dan Arian, dihabisi. Kalangan Shabiin atau Sabian ini dipercaya mempercayai dan mengamalkan Kitab Zabur.

Tetapi bagi ISIS, dalil apapun tak ada artinya. Bagi mereka tampaknya hanya ada satu kebenaran: kalangan yang liyan dari mereka musti dihabisi. Yang berbeda itu harus tiada.

Wajar bila pemimpin besar Gereja Khaldea, Irak, Patriark Louis Raphael Sako, menyebut ISIS lebih kejam daripada kekerasan yang pernah dilakukancucu Jengis Khan, Hulagu Khan, saat menyerbu Baghdad pada 1258 Masehi.

Meski membawa-bawa nama Islam, ISIS sendiri memang jauh dari perilaku islami. Mantan karyawan National Security Agency (NSA), Edward Snowden, mengungkapkan bahwa lembaga tersebut justru diciptakan atas kerja sama Inggris, Amerika Serikat dan Israel. Seperti dikutip www.globalresearch.ca, lembaga intelijen di tiga negara itu menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis dunia dalam satu tempat melalui ‘operasi sarang lebah’. Tujuan utamanya justru melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.

Hal yang mungkin, mengingat hingga saat ini dunia tak bisa berbuat banyak.

Di Vatikan, Paus Fransiskus hanya bisa mengecam apa yang dikatakannya sebagai penganiayaan terhadap minoritas Kristen. Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, tak mampu bertindak lebih daripada mengatakan bahwa tindakan ISIS itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. [dsy/berbagai sumber]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya ISIS mengikuti manhaj salafy mirip  dengan salafy Saudi – gerakan Muhammad bin Abd Wahab. Contoh membongkar masjid  yang ada kuburannya. Ini masih  di landasi dalil yang sangat populer di kalangan salafy jihadi bukan  salafy pengangguri yang taat kepada Thaghut dan dianggap sebagai amirul mukminin. Ia  juga  terkenal  ahli bid`ah.
ISIS mengajak kaum minoritas untuk bayar pajak keamanan atau masuk Islam atau perang. Dan  ini juga ada dalilnya  dari  peperangan yang di jalankan oleh  para sahabat.  Dan kaum muslimin free atau tidak dipungut pajak.
Cuman sekarang, surat kabar, majalah dan TV sekuler sengaja mendiskriditkan ISIS. Anehnya Syi`ah, Liberal dibiarkan  berkembang. Pada hal , terhadap kaum sunni, Syi`ah lebih berbahaya dan menguntungkan kalangan kafirin, munafikin. 
Sungguhpun demikian, saya  tidak berbaiat kepada ISIS karena salat mereka  tidak seperti para sahabat yaitu langsung ke tanah.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1Waru Sidoarjo Jatim
Artikel Terkait

2 komentar:

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan