Rabu, Juni 11, 2014

Rencana Makar Syiah Menjelang Pesta Demokrasi 2014

  • Bayangan Iran masa lalu [Reza Pahlavi masih jaya] dan keberhasilan Syiah menumbangkan pemerintahan Syah Iran menjadi Inspirasi daulah Syiah dan simpatisannya di seluruh dunia
  • Seorang Mantan Syiah Ustadz Roisul Hukama, seorang ustad yang banyak makan garam di tengah lautan kesesatan Syiah, menceritakan cita gemilang Syiah yang akan mencaplok Negara Kesatuan RI ini menjadi bagian dari revolusi Syiah Iran. Roisul Hukama salah satu korban pembodohan Syiah meyakinkan kepada media, bahwa keberadaan Syiah di Indonesia tak beda tujuannya dengan revolusi Syiah Iran yang mereka canangkan sebagai Revolusi Islam Iran atau “khilafah Paternalis model Imam Imam ciptaaan Iran.
  • Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama, persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,” Dalam Pandangan Syiah, karena Imamiyah wajib hukumnya, maka memperjuangkan dengan menumpahkan darah juga adalah wajib.
  • Begitulah Iran kelak dengan kekuatan dan senjata nuklir yang sedang di pancang di negara itu dan kekuatan lainnya, dan telah mampu memaksa Amerika menyerahkan Irak ke tangan Syiah, memungkinkan Iran akan lebih ganas memangsa Negara Negara lain tunduk pada pemerintahannya.
Produk Syiah Iran melahirkan sentiment anti NKRI yang mayoritas penduduknya penganut sunni, juga latar belakang kebangsaan yang tertekan, sehingga menimbulkan sengketa batin atau tekanan mental kelompok tertentu di kalangan intelektual, kemudian melahirkan sikap apatis kebangsaan dalam bentuk NKRI, dan memilih Iran sebagai kiblat Revolusi, karena dinilai kontribusi Iran terhadap masa depan demokrasi benar benar bersifat Imamiyah, sehingga bisa diandalkan untuk merobah keberadaan bangsa yang terintimidasi kekuasaan. Bayangan Iran masa lalu [Reza Pahlavi masih jaya] dan keberhasilan Syiah menumbangkan pemerintahan Syah Iran menjadi Inspirasi daulah Syiah dan simpatisannya di seluruh dunia
Dengan kedok NKRI, Syiah melakukan sikap sikap antisipasi dan antipati terhadap segala kemungkinan yang akan menimpa Syiah, untuk itu Syiah mempersiapkan intelektual yang memadai guna menjebak generasi muda Indonesia yang masih membiasakan diri dengan budaya Lata. Budaya “Lata” bangsa ini menjadi pilihan Republik Syiah Iran dalam proyek “Syiah Raya atau Syiah Semesta” .
Roisul Hakama banyak membeberkan sikap Iran dan Syiah kepada Bangsa Indonesia, mengapa harus Asia Tenggara yang menjadi lahan garapan Syiah, terutama Indonesia. Seperti tuturnya, karena “mayoritas Islam di Indonesia adalah Islam yang mudah terinfeksi pemahan transnasional”, berbagai aliran baru yang masuk dan dikembangkan di negara ini, membuktikan kalau Negara Indonesia adalah Negara lata, yang mudah menkonsumsi paham baru.
Tingkat intelektual warga NKRI masih sebatas mudah mengadopsi nilai apapun yang bisa membuatnya senang dan untung, sekalipun kalangan doctoral, masih berada pada taraf rata rata yang mudah dibujuk dengan kekuatan uang, itulah yang menyenangkan Syiah. Pakar pakar dari pendidikan umum lebih diminati Syiah, dari pada pakar pakar yang “jebolan Wahabi”. Itulah sebabnya Syiah sangat anti dengan wahabi, dan berusaha menjungkir balikkan wahabi dari berbagai sisi dan visi.
IMAMAH ADALAH NUBUAT SYIAH YANG WAJIB DIPERJUANGKAN DARI SELURUH DUNIA
Ketika dia menjadi wajib, maka dia harus diperjuangakan. Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama, persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,”. Pernyataan Roisul Hukama [sebagai mantan Syiah] sangat relevan , bahwa tipu daya Syiah ini telah dipersiapkan sematang mungkin. Bertujuan menebas segala hambatan yang ada di depan arah syiah. Dalam Pandangan Syiah, karena Imamiyah wajib hukumnya, maka memperjuangkan dengan menumpahkan darah juga adalah wajib.
Menyakiti tubuh mereka dengan benda benda tajam dan tumpul dalam mengenal pembantaian Husen, sebenarnya merupakan riyadah (latihan) membekali diri untuk menghadapi pertumpahan darah yang kapan saja terjadi. Hikmah dari perayaan Karbala yang penuh dengan penyiksaan dan menyakiti diri sendiri itu adalah upaya “anti sakit atau tahan sakit” juga upaya agar tidak takut mati dan tidak takut akan banjir darah, sebab pada hakikatnya semua manusia akan mati dengan segala caranya.
Jadi hukum memperjuangkan Imamiyah adalah sebuah kewajiban kepada seluruh penduduk Syiah, dari Negara manapun, termasuk Indonesia.
Karena ini sebuah desain yang cukup besar, rencana itu pun tengah dimatangkan dengan melibatkan berbagai tahapan. Salah satunya menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan pemerintahan. “Harus dikuatkan dulu dengan cara orang-orang Syiah ditanam di mana-mana. Mereka semua ada di Ormas, Pemerintahan, dan juga partai politik,” Tandas Ustadz Roisul Hukamah membeberkan sikap sikap Syiah dalam menjalankan tahapan revolusi Iran di Indonesia. Mereka mematangkan diri dengan menebarkan pukatnya di seluruh sektor, kelak akan menjadi kekuatan multilateral dari berbagai partai yang menerima kehadiran Syiah. Partai Partai itu adalah partai yang nalar Intelktual keagamaannya sangat lemah, atau partai partai terbuka dan bisa menerima kehadiran semua golongan, seperti “nasdem, PKB, Pan, Golkar, PDI , PKS dan lainnya . Pada saatnya nanti mereka bersatu mempengaruhi fans fans partai yang sama dalam melakukan tindakan revolusi.
Satu kekuatan syiah dalam satu partai sudah dianggap cukup untuk mempengaruhi orang orang partai, untuk bersuara sama, melahirkan sikap sama dalam mewujudkan cita cita revolusi Iran. Terlebih kalau syiah telah mempersiapkan stok wanita mut’ah, adalah sebuah kejutan baru dari orang partai yang berwajah hidung belang. Tentu akan sangat mudah dilunakkan oleh mereka.
Apalagi syiah telah membaca banyak kasus dalam tubuh parlemen Indonesia, terutama kasus kasus wanita sangat mencuat, tentunya telah dipersipkan dengan matang oleh Syiah untuk merobah pola pikir di partai yang sekuat apapun Menejeminnya. Kecuali partai partai “yang berlindung dari godaan Syiah yang terkutuk
Menurutnya, konspirasi yang tengah disiapkan di Indonesia bagian dari sebuah konspirasi berskala global. “Ini sebenarnya bukan lokal, tapi internasional. Meski kecil mereka punya power. Coba lihat Zionis, meski kecil tapi punya power tidak? Mereka punya otak, duit dan senjata. Amerika pun bisa diperdaya,” . Sebuah pernyataan Roisul Hukama yang cukup mendebarkan dada muslim yang beriman. Kalau kekuatan senjata dan uang digunakan sebagai landasan ekspansi paham, tak ada bedanya dengan gereja masa lalu ketika memasarkan Hasil Konsili Necia “program mempertuhankan Yesus”. Kekuatan yang berhasil merobah kultur dunia tauhid ke paganis model Necia, hingga sekarang berhasil mengikat pengikutnya dari seluruh dunia ke Vatikan. Didukung dengan kekuatan senjata barat, maka kekuatan keberpihakan ini lebih dominan membela kepentingan Negara Negara yang penduduknya teridiri dari para penyembah trinitas.
Begitulah Iran kelak dengan kekuatan dan senjata nuklir yang sedang di pancang di negara itu dan kekuatan lainnya, dan telah mampu memaksa Amerika menyerahkan Irak ke tangan Syiah, memungkinkan Iran akan lebih ganas memangsa Negara Negara lain tunduk pada pemerintahannya.
Memang senjata utamanya, menjadi pilihan utama Negara Negara maju untuk mempertahankan negaranya dan memperluas pengaruhnya di seluruh dunia. Sebagaimana Negara Paman Sam dan Negara Tirani barat yang pernah mendapat julukan “tangan besi” kerajaan Inggris, kekuatan barat dan sekutunya menjadi andalan mereka menggunakan haknya memaksa Negara lain di PBB.
Kalau Negara sekecil Iran saja bisa melunakkan Negara barat seperti Amerika, bagaiman dengan Negara NKRI ini, tentu diplomatic Iran akan lebih berhasil.
Konspirasi Syiah, kelak di negara kesatuan ini akan menjadi bencana besar kebangsaan, merobah kultur Negara yang menganut Pancasila, akan menjadi Negara yang menganut Syiah Iran. Lambang lambang Merah putihpun akan sirna dari bumi pertiwi ini, sedangkan yang akan berkibar adalah bendera Syarikat Syiah Indonesia
Tak ada lagi lagu Indonesia raya, tetapi yang ada lagu lagu Syiah yang menuangkan kebencian kepada sahabat sahabat dan Istri istri Rasulullah.
 Menuju Sistim Pemerintahan Vatikan Ala Syiah
Sebelumnya, petinggi NU, Kiai As’ad Ali juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, dewasa ini Syiah Indonesia sedang berupaya membuat lembaga yang disebut Marja’ al-Taqlid, sebuah institusi kepemimpinan agama yang sangat terpusat, diisi oleh ulama-ulama Syiah terkemuka dan memiliki otoritas penuh untuk pembentukan pemerintah dan konstitusi Syiah. Di beberapa negara yang masuk dalam kaukus Persia, lembaga itu telah berdiri kokoh dan memainkan peran yang efektif dengan kepemimpinan yang sangat kuat. Di Irak misalnya, lembaga Marja Al Taqlid dipimpin oleh Ayatollah Agung Ali al-Sistani.
 Sebut  saja Konsili Iran ini telah membentuk panitia panitian dari berbagai Negara yang menerima Syiah dengan doktrin doktrinya sebagai misionaris dalam rangka pengembangan Syiah di berbagai Negara. Bertujuan melebur warga Negara setempat dalam agama Syiah, dan bisa menerima syiah sebagai sebuah konstitusi yang bisa mengendalikan Negara Negara pilihan untuk menjadi Negara bawahan. Republic Uni Iran ini akan menggabungkan berbagai Negara yang berada dalam cengkramanya, dengan menggunakan sistem khilafah nubuat ayatullah ayatullah sebagai imam imamah besar Uni Iran kelak.
 Marja taqlid yang merupakan Institusi kepemimpinan agama yang berpusat di Iran disii oleh ulama ulama Syiah terkemuka dan memiliki otroritas penuh untuk pembentukan Negara boneka. Di beberapa Negara yang masuk daftar Kaukus Persia raya, lembaga itu berdiri kokoh, menunjukkan gigi taringnya, menampakkan wajahnya  dalam memainkan peran yang efektik, dampak yang luas di wilayah Persia dan sekitarnya.
Setelah Marja’ Taqlid ini berdiri di Irak, kelak di Suriah, dan Negara Negara yang ditaklukan Iran. Meniru revolusi masa pemerintahan khilafah berkuasa dan menguasai Persia.
Komando Iran kelak tak akan bedanya dengan vatikan yang bisa dia up date oleh seluruh Syiah mania di seluruh dunia.
Keuskupan Ala Iran Imamiyah
Adalah sebuah tradisi uskup, mulanya dikenal dalam agama trinitas. Kelak bisa diadopsi Iran, sebagaimana dulu masa awal revolusi Iran, Tokoh Rohaniawan dan Revolusi Iran, Khomaini orang petama yang meletakkan dasar Negara keuskupan , sebuah bentuk pemerintahan rohani ala vatikan. Namun tentuya lebih di modifikasi dengan bentuk ketokohan Imamiyah. Marja taqlid tak ubahnya dengan menyandarkan pemerintahan pada sebuah konstitusi yang terpimpin dan didalangi oleh para imam, atau manhaj atau metode yang ditentukan ulama ulama terkemuka Syiah
Kalau Sentral Keuskupan vatikan ini dianut oleh banyak gereja yang afiliatif, maka demikian juga kekuasan Iran itu akan disandarkan pada kepemimpinan yang afiliatif keimaman, kecuali para pemimpin Negara Negara itu harus murni berpaham Syiah, tidak boleh diambil dari warga Negara yang tidak berpaham Syiah murni, yang dipilih melalu uji kelayakan macam menentukan siapa yang pantas duduk di MK [mahkamah kontitusi]
Sebagaiman trinitas Vaitikan dengan keuskupannya, maka Iran dengan kekuatan senjatanya tentunya akan merumuskan Negara Uni Iran ini dalam cakupan yang lebih dari sekedar vatikan. Sebab dinasti vatikan masih murni dipilih dari orang orang yang paling setia dan ahli dengan doktrin trionitas. Tetapi bagi Iran akan dipilih orang yang paling loyal dengan ajaran Syiah dan setia terhadap mullah. Sanggup berada dalam kekuasaan dan doktrin Syiah Iran. Disamping akan membentuk struktur Negara yang dapat diterima semua lembaga Syiah di seluruh dunia.
Setelah Uni Eropa Dan United State America, Adalah Negara Serikat Syiah
Bisa dipastikan Negara Serikat Syiah yang mendunia ini akan bersaing dengan Negara serikat serikat lainnya, dengan mengandalkan nuklir sebagai penyelesaian masalah. Karena ketika Negara Negara di berbagai dunia ini berhadap dengan Amerika, maka penyelesainnya adalah ancaman senjata Amerika kepada Negara bersangkutan sebagai jalan penyelesaian, mau tunduk atau memilih jalan perang. Demikian Iran akhirnya akan memiliki sikap yang sama, menggunakan nuklir untuk memaksa Negara Negara di luar Iran tunduk ke Iran atau memilih jalan perang.
Masih Ingat ketika Khomaini menulis surat kepada presiden selama masih dalam bentuk Negara uni soviet, tanggal 13 Dey 1367 Hs/ tanggal 3 Januari 1989, Khomeini, pemimpin Revolusi Islam Iran, mengirimkan surat kepada Mikail Gorbachev, presiden terakhir Uni Soviet. Dalam surat itu, Imam Khomeini mengajak Gorbachev untuk menyingkirkan paham Marxisme dan memeluk Islam. Dengan argumentasi yang jernih dan jitu, Imam Khomeini menunjukkan kesalahan sistem sosialis. Masih belum punya senjata nuklir, seorang khomaini sudah berani melayangkan surat kepada Presiden waktu sebagai bentuk misi syiah pertama yang bersifat kekuatan Negara, lalu bagaiman kelak sikap para mullah di Iran setelah Negara yang dinginkan mereka itu terbentuk, mungkin yang pertama kali dilakukan memaksa Arab Saudi menyerahkan kekuasaan kepada Iran. Naudzubillah [ kiamat Kubra?]
Details
Category: Data dan Fakta
Published on Thursday, 13 March 2014 12:24
Written by Zulkarnain El Madury / http://koepas.org
 (nahimunkar.com)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan