Kamis, Maret 20, 2014

LIPPO : Lama-Lama Indonesia Pasti Punya Oe`




JAKARTA (voa-islam.com) - Sri Bintang Pamungkas, mengatakan, bahwa di tahun ’80 an, muncul isu LIPPO yang menjadi kepanjangan dari : Lama-Lama Indonesia Pasti Punya Oe’. (Lama-Lama Indonesia Pasti Milik Saya).
Memang, barisan Cina ‘LIPPO’ sekarang sudah menggurita, dan menguasai seluruh sektor kehidupan di Indonesia. Jaringan kekuasaannya sudah mampu membuat sistem ekonomi dan politik Indonesi di bawah telapak kaki mereka.
James Riady, sebagai pemilik ‘LIPPO’, yang memiliki hubungan dekat dengan Hallary Clinton, dan murid dari Pendeta Evengelist Pat Robertson, banyak kalangan yang menilai James Riady berada di balik ‘Jokowi’, yang menjadi tulang punggung ‘backbone’ dari gubernur  DKI, yang sekarang ramai diguncingkan akan menjadi calon presiden 2014.
James Riady  yang mendapatkan tugas dari Amerika menjatuhkan rezim Soeharto, lewat krisis ekonomi-monoter, dan kemudian berhasil membangun kerajaan ‘LIPPO’ menjadi sebuah singgasana bagi golongan Cina, dan  menguasai kedaulatan politik negeri ini.
“Sangat mungkin George Soros dengan kelompok Yahudi yang membuat krisis monoter berhubungan dengan kejatuhan Soeharto, dan kemudian mereka menguasai ekonomi dan politik Indonesia”, ujar Sri Bintang Pamungkas.
Sekarang sudah sangat jelas, dan nampak dengan kasat mata, gerakan golongan Cina, ingin berkuasa dan menguasai Indonesia, bukan hanya dibidang ekonomi, tetapi juga dibidang politik.
Sementara itu, mantan Ketua YLBHI, Munarman SH, menjelaskan, “Tahun 2004, menjelang pemilu, saya diundang rapat oleh CSIS (Center for Strategic and International Studies).  Di mana CSIS itu adalah jaringan kelompok Katolik di Indonesia. Kelompok  ‘think-thank’ CSIS ini didalangi kelompok Cina, Pengusaha, dan Amerika.
Dalam rapat CSIS yang mengundang seluruh LSM (Lembaga  Swadaya Masyarakat) dan beberapa Ormas, kemudian Munarman mengungkapkan bahwa pada saat itu, rapat diarahkan oleh para ‘dedengkotnya’ tokoh-tokoh Cina Katolik, menentukan siapa calon presiden berikutnya. Merujuklah pada satu nama, yaitu SBY. SBY dikenal seorang perwira militer yang  sangat  pro-Amerika.
“Mereka maunya Indonesia dipimpin oleh boneka saja, yang boneka itu bisa mengikuti kemauan mereka. Siapa ang mau jadi presiden Indonesia, dan menjadi ‘boneka’, maka akan didukung dan dinaikkan. Apalagi, ‘boneka’ itu sudah sejak awal diketahui sangat anti Islam, itulah tokoh yang didukung oleh mereka.
Jadi sangat jelas strategi mereka dalam ambisinya menggenggam kekuasaan yang sekarang ini diperebutkannya. Tetapi, kalangan Cina dalam memperebutkan kekuasaan politik di Indonesia, bukan saja menggunakan ‘boneka’ yang akan dimunculkan  mirip, seperti acara ‘idol-idol’ di telivisi, tetapi golongan Cina, mereka sekarang langsung ikut bertarung dalam kancah politik.
Hary Tanoe yang menganut agama Kristen Yehova itu, langsung melakukan kampanye bersama dengan Wiranto, dan menggunakan kenderaan Partai Hanura. Ini hanya mengulangi kembali kolaborasi ‘jendral – konglomerat Cina’ seperti di zaman Soeharto. Di mana Soeharto yang memegang kekuasaan, kemudian menjadi pengusaha Cina sebagai ‘pilar’ kekuasaan di bidang  ekonomi.
Termasuk sekarang ‘bos’ Lion Air, yang langsung bisa melakukan ‘akuisisi’ (mencaplok) Partai PKB,  dan Rusdi Kirana, seketika menjadi Wakil Ketua Umum, dibawahnya Cak ‘
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan