Minggu, Februari 16, 2014

Ustadz Arifin Ingatkan Praktik Dukun Seperti Ustadz Guntur Bumi




Terkait dengan pengaduan seorang warga, Hj. Yanelly (74) ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena merasa  telah ditipu dan mengalami perlakuan yang tidak wajar dari Ustadz Guntur Bumi (UGB) pada Sabtu (15/2), sebenarnya KH Muhammad Arifin Ilham (Ustadz Arifin) sudah pernah megingatkan pada umat agar berhati-hati terhadap kegiatan pedukunan seperti ini dalam status facebooknya beberapa waktu lalu.

Dalam status facebook itu, Ustadz Arifin mengatakan agar berhati-hati dengan peraktek perdukunan  yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

"Dukun akan mengunakan semua cara u memperdaya paseinnya, terutama yg sgt awam pengetahuan Syariat Islam, bahkan kalau perlu mengunakan gelar kehormatan ulama, seperti Kiyai, Ustadz, habib dsb. U itu sahabatku kenalilah dukun berbaju mulia ini," tulis Ustad Arifin.

Menurut ulama kondang yang sering tampil di salah satu stasiun tv ini, ciri-ciri dukun yang dimaksud ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengunakan nama aslinya tetapi nama yang dikesankan ada "kedikjayaan",
2. Hobi sekali memamerkan kesaktiannya,
3. Ilmu Syariat agamanya tidak mumpuni,
4. Memanfaatkan para tokoh untuk melegalisir praktiknya yang sebenarnya tokoh tersebut belum tahu persis praktek tersembunyinya karena sang dukun menampilkan kesan seakan seusai "Syariat",
5. Praktiknya "ikhtilaath" menjamah bukan mahramnya,
6. Berani bayar media untuk promosinya,
7. Dengan bahasa mahar, infak, namun jelas tarifnya "wah" disertai ancaman kalau tidak segera diobati akan mati, kalau tidak segera ditransfer doanya tdk sampai, penyakit tidak sembuh dsb,
8. Disertai aksi tipudaya menakuti seperti bekam darahnya ada cacingnya, rumah ada hantunya, anda kena santet dsb,
9. Memberi azimat atau amalan yang tidak berdasar.

"Sungguh wajib kusampaikan karena korban sudah berjatuhan, semoga sahabatku selamat dari tipudaya menyesatkan ini," kata Ustadz Arifin.

Menurut Ustad Imron Halim dari Palembang, Meskipun status  Ustadz Arifin di facebook ini tidak secara langsung menyebutkan nama, tetapi jika mencermati kronologis yang disampaikan Hj. Yanelly tentang pengalamannya ke UGB ke MUI, ciri-ciri yang disampaikan Arifin sebagian besar cocok.

Sementara itu, Wakil Sekjen MUI Amirsyah yang didampingi staf MUI Bidang Pendidikan Arief, menjanjikan kepada pasien dan para lawyer pendamping yang juga dikawal oleh Forum Umat Islam Peduli Korban UGB, Nur Hidayat dkk.

Amirsyah menjelaskan, bahwa MUI memang tidak bersifat aktif, namun pasif, sehingga menunggu dulu keluhan dari masyarakat sebelum melakukan tindakan. Oleh karena itu ia berjanji akan memasukkan pengaduan korban praktik UGB ke dalam materi Rapim, Selasa, 18 Februari mendatang di Kantor MUI. (VAL) 

Artikel Terkait

4 komentar:

  1. assalamu alaikum, td pagi sy liat iklan disalah satu media televisi, tentang pengobatan alternatif. motonya sy bilang sangat "Dhasyat.." yaitu "Kami menyembuhkan, bukan mengobati..." (ada yg salah ngk dengan kalimat tsb.?) trus ahli pengobatannya menggunakan titel "gus", lalu ada pernyataannya jg "mengobati menggunakan batu langit, cuma ada 2 yaitu satu yang ada di dukun cilik ponari, dan satunya ada padanya. bagaimana menurut bapak ? terima kasih.

    BalasHapus
  2. Orang malas yg gk ada kerjaan tp ingin kaya ya seperti itulah kelakuanya

    BalasHapus
  3. Assalamu alaikum, maaf sebelumnya kepada yg mempunyai blog ini sedikit saran kalau bisa nama blognya jangan mengandung sara "Mantan Kyai Nu" itu sama saja mendiskriminasikan para pengikut NU saya berharap anda jangan menggunakan kata "Mantan Kyai Nu" itu sama saja anda memprovokasi, gunakanlah bahasa yang baik dengan tidak menyinggung golongan tertentu agar tidak terjadi perpecahan.semoga Allah memafkan segala kekhilafan kita. ​​Amiin...

    BalasHapus
  4. Untuk Herdy Solahart
    Kampung saya itu basis NU yang baik, penghuni di dalamnya diam saja atas nama blog lalu kamu dari jauh pakai usil segala................maaf

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan