Minggu, Desember 08, 2013

Soal Jilbab Polwan, Kepolisian Kanada Lebih Toleran dari Indonesia


 

EDMONTON, KANADA (voa-islam.com) - Meski berpenduduk mayoritas non Muslim dan kemungkinan besar para petinggi kepolisiannya juga demikian, namun toleransi yang ditunjukkan oleh polisi di salah satu kota di Kanada melebihi para petinggi kepolisian yang ada di Indonesia. Mereka mengakomodasi para wanita Muslimah yang jadi anggota polisi untuk mengenakan jilbab saat bertugas.

Seperti dilansir World Bulletin, Kepolisian Kota Edmonton (EPS), Kanada, telah menyetujui opsi penggunaan jilbab bagi para polisi wanita Muslimah mereka saat bertugas.

Jilbab untuk seragam polwan ini meliputi kepala dan leher, namun tidak menutup bagian wajah, menurut Sebuah pernyataan pers yang disiarkan oleh institusi tersebut hari Jum'at (6/12/2013).

“EPS menghormati pilihan seorang wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab,” pernyataan itu mengatakan.

"EPS berubah seiring perjalanan waktu karena  memiliki sejumlah polwan dari kalangan Muslim. Didorong oleh keinginan untuk menjunjung keadilan bagi semua warga negara di Edmonton, EPS akhirnya memodifikasi seragam yang digunakan petugas mereka supaya juga dapat mengakomodasi jilbab."

Presiden Dewan Muslimah Kanada bagian Edmonton, Soraya Zaki Hafez, menyampaikan apresiasinya atas kebijakan positif yang diambil EPS. Sebelumnya, kata dia, para Muslimah di kota itu mengalami kesulitan saat mempertimbangkan diri mereka menjadi polisi.

Namun, dengan adanya keputusan ini, hal tersebut jadi berubah.“Hal ini menunjukkan, perempuan Muslim telah menjadi bagian dari masyarakat Edmonton. Saya pikir, penerimaan ini sungguh luar biasa,” ujar Soraya.

Inspektur Polisi EPS, Kevin Galvin berpendapat, adalah penting untuk membuat siapa pun yang bekerja di EPS benar-benar merasa diterima. Terlepas dari ras, budaya, agama, atau orientasi seksual mereka.

“Karena kami sadar, orang-orang yang bekerja di sini (EPS) memiliki panggilan jiwa untuk melayani dan melindungi segenap warga Edmonton. Apalagi, mereka juga melewati proses rekrutmen yang ketat dan standar pelatihan polisi yang berat di sini,” tuturnya.

Apa yang dilakukan kepolisian di Kanada ini jauh berbeda dengan kepolisian Indonesia yang melarang pemakaian jilbab bagi polwan dengan alasan tidak adanya anggaran dari APBN yang mendanai jilbab polwan dan juga standarisasi.

Disampaing melarang anggotanya berjilbab, kepolisian RI melalui Wakapolri juga "mengancam" akan memindahkan para polwan yang tetap memaksakan keinginannya berjilbab, dari tempat asalnya bertugas ke Polda Aceh yang memang telah mendapatkan otonomi untuk menerapkan sendiri aturanya tentang penggunaan jilbab bagi polwan. (st/wb,rpb)
Komentarku ( Mahrus ali): 
Kesan saya, orang  dari polisi , militer, hakim atau rakyat jelata yang anti jilbab, jelas sekali dan tidak samar lagi adalah golongan Nashrani, Yahudi , munafik atau kafirin. Bagi  seorang muslim sejati, bukan muslim palsu pasti senang dengan jilbab. Pada hal jilbab itu masih belum  di namakan hijab yang menutupi seluruh tubuh wanita. Dan tutup muka ini;lah  yang dilakukan oleh security wanita di masjidil haram.
Lihat ayatnya:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al ahzab 59

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan