Sabtu, Desember 07, 2013

Salat tanpa sedekap - kajianku ke 35

·       ـ عَنْ عَلِيَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «ثَلاَثَةٌ مِنْ أَخْلاَقِ الأنْبِيَاءِ: تَعْجِيلُ الاْفْطَارِ، وَتَأْخِيرُ السَّحُورِ، وَوَضْعُ الأكُف عَلٰى الأكُف تَحْتَ السُّرَّةِ فِي الصَّلاَةِ».
·       Dari Ali ra berkata: Tiga perkara termasuk ahlak para Nabi: Cepat berbuka, meng ahirkan sahur dan meletakkan tapak tangan di atas tapak tangan waktu salat. Hr Ibnu Syahin dan Abu Muhammad dalam bab salat. [1] 
·       Saya katakan: Yang terahir ini bukan hadis dan tidak dimuat di kutubut tis`ah. Hanya Ibnu Syahin,  Ibnu katsir,  Ibnu mandah dan Abul qasim yang meriwayatkannya tanpa sanad sehingga sulit di kaji,  apakah benar Ali menyatakan seperti itu atau tidak. Apalagi hadis lain tentang bersedekap di bawah pusat dari Ali ternyata lemah.
·       Jadi saya bisa katakan bersedekap di bawah pusat tidak perlu di lakukan dan harus ditinggalkan karena tiada hadis sahih dalam masalah tsb dan Rasulullah SAW  juga tidak menjalankan, begitu juga para sahabatnya.
·       Muhammad  Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri berkata:
·       Abu Hanifah,  Sofyan Ats tsauri, Ishak bin Rohaweh,  Abu Ishak al maruzi dari teman – teman kami menyatakan: Dua tangan bersedekap di bawah pusat waktu salat. [2]
·       Saya katakan: Seluruhnya itu hanya berlandaskan hadis yang lemah tadi dan tidak perlu diperhatikan lagi.
·       Muhammad  Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri berkata: Aku tidak menjumpai sanad hadis tsb, bahkan ulama madzhab hanafi juga menyebutnya  dalam kitab – kitab mereka dan berpegangan kepadanya, tapi sanadnya tidak di sebutkan bahkan tidak diketahui. Bila posisi hadis tsb sedemikian,  maka tak layak untuk di buat pedoman. [3]
·       Aku berkata: Malah dalam kitab Tuhfatul ahwadzi di sebutkan bahwa atsar itu dari Anas bin Malik bukan dari Ali bin Abu Tholib. [4]
·       فَهَذِهَ اْلأَحَادِيْثُ هِيَ الَّتِي اْستَِدَلَّ بِهَا عَلىَ وَضْعِ الْيَدَيْنِ تَحْتَ السُّرَّةِ فِي الصَّلَاةِ وَقَدْ عَرَفْتَ أَنَّهُ لَا يَصْلُحُ وَاحِدٌ مِنْهَا لِلْاِسْتِدْلَالِ  
·       Tiada satupun hadis yang menjelaskan bersedekap dibawah pusat bisa di buat pegangan, kata al Mubarkafuri [5]
·       Muhammad  Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri berkata:
·       وَعَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه رِوَايَتَانِ كَالْمَذْهَبَيْنِ,  وَعَنْ أَحْمَدَ رِوَايَتَانِ كَالْمَذْهَبَيْنِ,  وَرِوَايَةٌ ثَالِثَةٌ أَنَّهُ مُخَيَّرٌ بَيْنَهُمَا وَلَا تَرْجِيْحَ,  
·       Dari Ali bin Abu Tholib terdapat dua riwayat seperti dua madzhab  ya`ni terkadang bersedekap dalam salat dan terkadang tanpa bersedekap. Begitu juga  imam Ahmad ada dua riwayat. Bahkan riwayat yang ketiga boleh pilih antara keduanya  ya`ni boleh bersedekap dan boleh tidak  tidak ada yang rajih atau tiada pendapat yang berbobot antara keduanya. [6]
·       Saya katakan: Saya memilih tanpa sedekap karena seluruh jalur hadis bersedekap cacat dan saya punya banyak hadis tentang salat Nabi  SAW tanpa menyebut sedekap. Jadi anggap saja hadis tentang sedekap itu tidak ada,  lalu cukup berdiri saja tanpa sedekap sebagaimana perbuatan penduduk Medinah di zaman Imam Malik.
·       Imam Bukhori berkata:
·       وَوَضَعَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَفَّهُ عَلَى رُسْغِهِ الْأَيْسَرِ إِلَّا أَنْ يَحُكَّ جِلْدًا أَوْ يُصْلِحَ ثَوْبًا
·       Ali bin Abu Tholib meletakkan tapak tangannya di atas pegelangan kiri kecuali bila menggaruk kulit atau membetulkan pakaian. [7]
·       Saya katakan: Imam Bukhori menyampaikan kisah tsb tanpa sanad sehingga sulit di lacak kekeliruan atau kebenarannya. Secara pengalaman di pengkajian dari kitab – kitab hadis, perbuatan Ali bin Abu Tholib itu di cantumkan dengan jalur periwayatan yang lemah. Bahkan ulama telah sepakat kelemahan hadis tsb,  kata Muhammad  Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri. 
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.


[1] Jamiul masanid wal marosil 451/16
[2] Tuhfatul ahwadzi 79/2
[3] Tuhfatul ahwadzi  75/2
[4] Tuhfatul ahwadzi  75/2
[5] Tuhfatul ahwadzi 79/2

[6] Tuhfatul ahwadzi 79/2

[7] Sahih Bukhori

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan