Minggu, Oktober 20, 2013

Sebagian karyaku

Shalawat Gus Dur ?

image

Shalawat Gus Dur ? Syi’ir tanpa waton Penulis : H.Mahrus Ali Ukuran buku : 14,5 cm x  21 cm Tebal : 316 halaman Sampul depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-6028-455-114 Harga Rp 55.900,-



Sinopsis :

Ya Rasulullah..Salamun Alaik.., Ya Refi’a Syani wad Daraji 'Atfata yaji ratal Alami...
Ya Uhailaljudi wal karami ..Syi’ir ini banyak diputar di masjid-masjid NU, sebelum dikumandangkan adzan, bahkan sampai ada yang 5 kali dalam sehari.
Lirik Syi’ir ini, dilantunkan dengan diawali dengan istighfar:"Astaghfirullah rabbal
baraya Astaghfirullah Minal khataya Rabbi zidniy ‘ilman nafi'a wa wafiwny ‘amalan Shaliha. Syri’iran ini benar-benar bikin hati terenyuh !
Terutama syai’r basa jawanya sangat menyentuh hati dan enak didengarkan: ”Ngawiti ingsun nglarasa syi'iran…….. kelawan muji maring Pengeran…..
Kong paring rahmat lan kenikmatan... Rino wengine tanpo pitungan ... 2x
Duh bolo konco…. priyo wanito ojo mung ngaji syare'at bloko….
Gur pinter ndongeng nulls Ian moco Tembe mburine bakal sangsoro ... 2x
Merinding rasanya saat mendengar syi'irannya, beginilah Ngaji sejak Zaman Para Wali dahulu.
Syi’ir “Tanpo Waton" ini adalah karya KH. Mohammad Nizam, Pengelola Ponpes “Ahlus Shofa Wal Wafa”' Simoketawang, Wonoayu, Krian- “Sekarang banyak yang hafal al-Qur’an dan Hadits tapi malah suka mengkafir-kafirkan orang lain, padahal dirinya sendiri belum tentu benarnya” .—mendalam sekali maknanya, susah diamalkan meski bukan mustahil— Memang benar ilmu hakekat, bukan ilmu sesat. al-Qur'an Qadim—semua buat kita renungkan—al-Qur’an Qadim tanpa ditulis tapi bisa dibaca.
Syi’ir itu bergema di mana-mana.Nyaris di seantero tanah Jawa. Mengalun merdu dari pengeras suara di Mushalla, Langgar, Surau dan Masjid. Dan selalu menjadi lagu pujian sebelum masuknya Shalat lima waktu. Akan tetapi lama-lama kepopulerannya menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan. Mengapa ? Untuk mengetahui semua ini maka simaklah dengan seksama, pasti anda akan mendapatkan gambarannya dalam buku ini.

Tobatnya Putra Sang Kyai

image

Tobatnya Putra Sang Kyai Penulis : Gus Riduwan Ukuran Buku : 14,5 cm x  21 cm Tebal : 360 halaman Sampul Depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-602-8455-04-6 Harga Rp. 52.000,-
Sinopsis :

M ulailah terjadi pada diri saya rasa was-was terhadap ritual apa saja yang saya ketahui dan yang saya ikuti, dan ada rasa ingin tahu sampai dimana kebenarannya. Semula timbul rasa kekritisan pada diri saya adalah pada kebiasaan yang terjadi, dimana setia
memulai pengajian atau memulai pertemuan kok mesti dimulai dengan membaca: "ILAA HADHROTIN NABIYYIL MUSHTHOFA AL-FATIHAH  " dan setelah itu kepada para wali dan para arwah leluhur yang sudah meninggal dunia. Demikianlah bacaan yang terus berlangsung dan terkesan sakti, namun membuat diri saya menjadi tercen­gang setiap bapak saya atau guru-guru saya melakukannya, sejak masa itu saya menjadi penasaran kok asyik sekali dimana setiap orang alim yang memimpin acara-acara pertemuan kok mesti memulai dengan kalimat‑kalimat itu. Rasa mencekam, keheranan itu tidak bisa redah dan mengantar­kan saya untuk selalu mencari sampai dimana kebenarannya.
Begitujuga ketika hendak IQOMAH, setiap waktu shalat kita senantiasa men­dengar ada tambahan bacaan: "ALHAMDULILLAHI ROBBIL ALAMIN ALLOOHU AKBAR ALLOOHU AKBAR Saudaraku! sekali lagi coba anda periksa pada bab-bab adzan dikitab manapun, anda pasti tidak akan pernah mendapatkan kalimat-kalimat ini, sama sekali tidak terdapat dalam Kutubus Syittah, hal itu teiah menunjukkan bahwa ini hanyalah rekayasa orang-orang alim ahli bid'ah, agar dipandang tinggi keilmuannya lantas berani menambah-nambah? Padahal Nabi saja tidak berani membuatnya kecuali karena wahyu yang diturunkan kepadanya.
Sungguh heran, kok dari segala lapisan ummat ini tidak ada kecurigaan
kepadanya bahkan terkadang malahan menghujat orang-orang yang berusaha
' meluruskannya, nah hal seperti ini kalau kita perhatikan hanyalah karena kefana­tikan yang sampai tidak ingin tahu. Pokoknya apa kata pak Kyai !.
Saya persilahkan anda untuk tidak berhenti mencoba, semua itu niatkan untu hanya mencapai ridha Allah Boleh saudaraku, sebarkan isi buku ini kepada siapapun yang haus akan kebenaran, tapi Ingat ! Hidayah Hanya dari Allah. Jangan coba-coba anda paksakan orang lain untuk membacanya !
Penuturan kisah perjalanan ruhani sang,"GUS"Putra kyai ahli menyongsong hidayah, disampaikan secara gamblang dan mudah dipahami. lnsya Allah, buku ini akan Menggugah keimanan siapapun.

Kesalahan Moden Dalam Merawat Jenazah

image

Kesalahan Moden Dalam Merawat Jenazah Penulis : H.Mahrus Ali Ukuran Buku : 14,5 cm x  21 cm Tebal : 330 halaman Sampul Depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-602-8455-02-2 Harga Rp. 50.000,-
Sinopsis :

H adir di hadapan anda (di tengah-tengah kita) sebuah tulisan karya putra bangsa, seorang Kyai, Ulama yang kapasitasnya tidak diragukan lagi, KH. Mahrus Ali, Kyai asal dari Jawa Timur hadir dengan pembahasan terhadap perawatan jenazah yang lengkap dan komprehensif, yang telah dijelaskan secara proporsional dan sangat spesifik yang merupakan penyempurnaan buku-buku sebelumnya. Buku dihadapan anda ini adalah salah satu karya yang berupaya untuk memenuhi hal tersebut yang menurut hemat saya patut untuk dibaca.
Tulisan KH. Mahrus Ali dalam buku "Kesalahan Modin Dalam Merawat Jenazah" merupakan ungkapan yang sangat spesifik, berkaitan tentang tatacara para perawat jenazah (Modin) dalam merawat jenazah dengan baik dan benar berdasar­kan atas ajaran Rasulullah membahas masalah aturan-aturan syariah islamiyah khususnya berkaitan dengan perawatan jenazah yang disandarkan kepada dalil­dalil yang shahih, balk dari al-Quran maupun as-Sunnah. Oleh sebab itu, karya tulis ini juga mempunyai keistimewaan dalam hal mencakup materi-materi berkaitan dengan jenazah dengan disertai proses penyimpulan hukum.
Dalam buku ini pembahasan tidak hanya terfokus pada satu madzhab tertentu, tetapi lebih menekankan kepada methode perbandhgan antara pendapat­pendapat antar madzhab. Dan pada permasalahan-permasalahannya juga dipapar­kan oleh penulis usaha untuk merujuk langsung kitab-kitab utama yang juga memperhatikan keshahihan hadits yang dijadikan dalil, dan setiap hadits yang dija­dikan dalil akan ditakhrij dan ditahqiq. Penulis juga menyebutkan pendapat yang rajih atau kuat, terutama manakala di antara pendapat tersebut ada yang bersandar kepada dalil/hadits yang dhaif atau bahkan maudhu atau palsu. (Drs. H. Munawwar, M.Ag.)

Tak Ingin Jadi Kiai

image

Tak Ingin Jadi Kiai Penulis : H.Mahrus Ali Ukuran Buku : 14,5 cm x  21 cm Tebal : 332 halaman Sampul Depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-602-8455-10-7 Harga Rp. 50.000,-
Sinopsis :
B uku ini merupakan refleksi atas kesadaran diri dari sosok yang tidak hanya dididik dan dibesarkan oleh tradisi NU, tetapi telah mengajarkan dan menyebarkan tradisi NU itu sendin, namun setelah menemukan ajaran Nabi t yang diyakini sebagai ajaran Islam yang murni dan bersih, yang belum tercampuri oleh berbagai tradisi asing, maka H. Mahrus Ali ingin mengubur tradisi lama dan menyebarkan tradisi yang menurutnya sebagai Islam yang benar. Adapun label NU disandangkan pada setiap bukunya, semata karena ingin memperoleh perhatian kepada orang yang pernah didakwahi dengan metode dan cara NU, dalam hal ini orang-orang dan komunitas NU. Pelabelan nama NU semata untuk menarik (kembali) semua amaliah-amaliah yang sudah kadung dia dakwahkan dan tersebar ivas, dan dia ingin mencuci bersih apa yang telah didakwahkannya dahulu. Oleh karena itu, sebagai orang yang telah mengetahui yang benar, dia menganjurkan umat Islam, khususnya orang yang perna menerima dakwahnya dahulu, untuk melaksanakan Islam yang benar sebagaimana ya diterima Nabi * dan diajarkan kepada sahabatnya.
Karya tulis H. Mahrus All yang dihasilkan setelah melalui sebuah perenungan dan penelitian terhadap sumber otentik Islam, tidak hanya sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai seorang muslim yang sudah terlanjur telah menyebarkan ajaran Islam yang penuh dengan amaliah bid'ah di masa lalu, tetapi layak dibaca bagi siapapun yang menginginkan dal sebelum melakukan sebuah amaliah, khususnya yang dikategorikan sebagai amalan sunnah untuk membedakan dengan amalan bid'ah. Hal yang tidak bisa dihindari adalah munculnya­respon negatif dari para pengikut yang terlibat aktif dalam amaliah yang disebut sebagai amaliah bid'ah, syirik, dan kufur, khususnya masyarakat NU. Buntut clan respon negatif berupa sikap kaget dan berbentuk sikap dan perilaku yang tidak produktif, seperti cad maki, cemooh, dan berbagai tuduhan terhadap penulis. Bahkan tidak sedikit yang mengarah pada tindakan kekerasan. Hal itu disebabkan tulisan penulis buku ini dianggap menyinggung perasaan atau melecehkan sebuah institusi atau ormas terbesar di Indonesia. Alangkah inclahnya jika respon negatif itu diganti dengan munculnya buku bantahan sehingga tidak hanya memberikan kontribusi positif, berupa pendidikan moral akademik, tetapi juga pendidikan akhlak Islam.
Buku yang berada di hadapan anda ini juga menjelaskan tentang sejumlah orang yang pernah dibesarkan dalam tradisi NU, Namun dalam perjalanan waktu, pertahanan mereka itu ambrol juga sehingga mereka mantap menyatakan keluar dari tradisi bid'ah itu. Mengapa ?
Temukan jawabannya dibuku

MWC NU Membedah Kitab Tauhid

image

MWC NU Membedah Kitab Tauhid Penulis : Drs. H. Buchari Ukuran buku : 15,5 cm x  23,5 cm Tebal : 666 halaman Sampul depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-602-8455-05-3 Harga Rp 115.000,-
Sinopsis :
Sejak kecil saya suka lagu itu, meski saat itu belum tahu maksudnya apa, gara-gara sering dengar malah jadi hafal dan terns melekat hingga sekarang. Lagu itu berisi tentang sifat-sifatAllah yang wajib. Sifat wajib bagi Allah ada 20, yang 13 (nafsiyah, salbiyah, ma'ani) sudah disepakati para ulama Asy'ariyah dan yang 7 (ma'nawiyah) ulama masih berbeda pendapat. Masyarakat yang saya domisili di dalamnya sangat percaya atas kebenaran dua puluh sifat bagi Allah, bahkan diajarkan di madrasah-madrasah atau di Iingkungan keluarga, lalu menyalahkan kepada orang-orang yang tidak mau dengannya. Bila di tanya tentang dalilnya tidak menjawab. Jawabnya hanya pokoknya kamu lain line. Atau pokoknya ajaran kita sejak kecil ya itu, dan guru ulama kita mesti punya dalil yang kuat. Bila salah masak diajarkan?

Bongkar Kesesatan Debat Terbuka Kyai NU

image

Bongkar Kesesatan Debat Terbuka Kyai NU Penulis : H. Mahrus Ali Ukuran buku : 14,5 cm x  20 cm Tebal : 322 halaman Sampul Depan : Soft Cover Penerbit : Laa Tasyuki Press - Surabaya ISBN : 978-602-8455-03-9 Harga Rp 50.000,-
Sinopsis :

Dukung Mantan Kyai NU!
Saya salut kalau Mantan Kyai NU tidak hadir karena alasan keamanan, bukan ber-arti tidak mau mempertahankan kebenaran tulisan dalam bukunya, tapi massa bila marah, maka akan bertindak anarkhis, Sudah cukup Imam Ahmad pernah di cambuk karena mempertahankan kebenaran yang bertentangan dengan ajaran mayoritas. Nabi Musa sampai pergi ke Madyan karena dikejar-kejar oleh tentara Fir’aun. Apakah Nabi Musa takut? Sebetulnya itu sekedar strategi. Buktinya Ustadz Mahrus All bersedia
Untuk Mengadakan Dialog Dengan Para Kyai Seputar Bukunya!
Bagaimana mau datang Ustadz Mahrus Ali, jika disinyalir ada pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan destruktif ? Contoh kecilnya ketika GUS DUR turun keprabon pohon-pohon ditebangi, Amin Rais halal darahnya, menurunkan Pasukan pembela Gus Dur yang membawa sajam dan lain-lain.
Komentar Penulis : Masalah tidak hadir debat itu sebetulnya kecil sekali. Pertama debat seperti itu tidak akan bisa menuntaskan masalah. Sebab waktunya amat sedikit dan masalah yang harus di bahas dalam buku masih banyak. Sebab dalam debat itu, yang perlu di bahas banyak, bisa jadi dua buku. Sebab buku bantahan dari Kyai dan Tim penulis LBM NU Jember tersebut banyak kesalahan, bahkan boleh di kata senter kekeliruan dan kesesatan. Sadarkah! Bahwa Kyai anda tersesat? Bacalah penjelasan bantahan saya terhadab buku tersebut! Bila anda sudah membacanya, maka anda akan menyadari kesesatannya. Sedangkan debat yang menyertakan orang-orang awam, kadangkaia masa tidak bisa mengikuti pemahaman hadits yang terkadang rumit sekali. Karena itu, dalam muktamar NU, massa tidak perlu diikut sertakan, tapi cukup dari kalangan orang yang ahli dalam bidangnya. Pembaca yang budiman Insyaallah setelah menyimak yang satu ini, anda akan dapat berpikir secara rasional dan obyektif. Selamat Membaca.
 
  Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan